Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiga Masalah Ini Paling Banyak Dikeluhkan Warga Jakarta

Kompas.com - 12/12/2013, 18:42 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Rangkaian kegiatan Rembuk Provinsi 2013 telah menampung segala usulan dan kebutuhan warga Jakarta di enam wilayah. Kepala Biro Tata Pemerintahan Setda Provinsi DKI Jakarta Irmansyah mengatakan, setidaknya ada tiga permasalahan penting yang sering kali dikeluhkan warga Ibu Kota.

"Permasalahan yang paling urgent itu menyangkut infrastruktur fisik, pelayanan dasar (pendidikan dan kesehatan), dan sosial-ekonomi," kata Irmansyah di Balaikota Jakarta, Kamis (12/12/2013).

Ia menyebutkan, infrastruktur fisik itu mengerucut pada tiga masalah utama, yakni sampah, drainase, dan transportasi. Hal-hal yang harus diperhatikan adalah pemberdayaan warga untuk mengelola sampah, pemanfaatan lahan pasif pemerintah daerah untuk taman, kebutuhan parkir vertikal, dan zonasi parkir.

Selain itu, warga juga mengeluhkan pelayanan Kartu Jakarta Sehat (KJS). Warga menilai pasien KJS "dilempar-lempar" atau "dibiarkan" tak terlayani dengan baik. Kartu Jakarta Pintar (KJP) yang jadi program andalan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo juga banyak dikeluhkan karena salah sasaran serta tanpa pengelolaan dan pengawasan yang baik.

Hasil Rembuk Provinsi 2013 ini akan menjadi masukan untuk merumuskan kebijakan pembangunan Jakarta dan peningkatan kesejahteraan warga Jakarta. Hasil yang diterima dapat dilaksanakan melalui anggaran 2014 atau dimasukkan dalam penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja (RAPBD) DKI 2015.

"Artinya, hasil rembuk provinsi ini sudah bisa menjadi rumusan kebijakan yang membantu Pemprov DKI untuk membuat program pada 2015," ujar Irmansyah.

Rembuk Provinsi itu terdiri dari tiga rangkaian kegiatan, yakni public hearing pertama dan kedua serta focus group discussion (FGD). Public hearing pertama dilaksanakan untuk menjaring aspirasi, masukan, keluhan, dan saran dari warga. Acara itu dihadiri oleh sekitar 1.500 warga yang mewakili 267 kelurahan.

Pada public hearing kedua, Senin (2/12/2013), jumlah pesertanya sebanyak 150 orang. Peserta berasal dari pemerintah daerah sekitar Jakarta, asosiasi pengusaha, perguruan tinggi, lembaga penelitian, dan lembaga swadaya masyarakat (LSM). Hasil kedua tahap itu dibahas dalam FGD yang digelar pada 4-6 Desember 2012. Hasil FGD ini dibahas dalam Rembuk Provinsi yang dilaksanakan pada 12 Desember di Balaikota Jakarta dan akan dijadikan basis data informasi tata pemerintahan DKI Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PKS Usung Anies-Sohibul Iman di Pilkada DKI, DPD Golkar: Kami Masih dengan KIM

PKS Usung Anies-Sohibul Iman di Pilkada DKI, DPD Golkar: Kami Masih dengan KIM

Megapolitan
Jelang Pilkada Jakarta, Bawaslu DKI Belum Punya Ruang Gakkumdu di Tingkat Kota

Jelang Pilkada Jakarta, Bawaslu DKI Belum Punya Ruang Gakkumdu di Tingkat Kota

Megapolitan
Ikut Heru Budi Blusukan di Jakarta, Gibran: Main Aja...

Ikut Heru Budi Blusukan di Jakarta, Gibran: Main Aja...

Megapolitan
Heru Budi dan Gibran Pantau Proyek Penanggulangan Banjir di Kalideres dan Kamal Muara

Heru Budi dan Gibran Pantau Proyek Penanggulangan Banjir di Kalideres dan Kamal Muara

Megapolitan
Gibran dan Heru Budi Bagi-bagi Susu dan Buku Saat Temui Warga di Pasar Ikan Kamal Muara

Gibran dan Heru Budi Bagi-bagi Susu dan Buku Saat Temui Warga di Pasar Ikan Kamal Muara

Megapolitan
Cara Polri Berantas Judi Online : Razia Ponsel Anggota, Pemberian Sanksi hingga Rencana Melibatkan Selebgram

Cara Polri Berantas Judi Online : Razia Ponsel Anggota, Pemberian Sanksi hingga Rencana Melibatkan Selebgram

Megapolitan
Muncul Dugaan Pungli, Palang Parkir Otomatis RTH Kalijodo yang Rusak Akan Diperbaiki

Muncul Dugaan Pungli, Palang Parkir Otomatis RTH Kalijodo yang Rusak Akan Diperbaiki

Megapolitan
Ketua Panitia Lentera Festival Tangerang Pakai Uang Tiket untuk Kepentingan Pribadi

Ketua Panitia Lentera Festival Tangerang Pakai Uang Tiket untuk Kepentingan Pribadi

Megapolitan
Upaya Pencegahan Judi Online di Tubuh Polri, Razia Ponsel Anggota dan Beri Sanksi Pemecatan bagi yang Terlibat

Upaya Pencegahan Judi Online di Tubuh Polri, Razia Ponsel Anggota dan Beri Sanksi Pemecatan bagi yang Terlibat

Megapolitan
Bikin Karcis Parkir RTH Kalijodo hingga Disangka Pungli, Ormas Bilang 'Gate' Otomatis Rusak

Bikin Karcis Parkir RTH Kalijodo hingga Disangka Pungli, Ormas Bilang "Gate" Otomatis Rusak

Megapolitan
Warga Sebut Lampu Tugu Selamat Datang Depok Sering Mati karena Kemasukan Hujan

Warga Sebut Lampu Tugu Selamat Datang Depok Sering Mati karena Kemasukan Hujan

Megapolitan
Harga Tiket Promo Paket Keluarga Jakarta Fair 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Promo Paket Keluarga Jakarta Fair 2024 dan Cara Belinya

Megapolitan
Dharma-Kun Boleh Perbaiki 505.295 Data KTP yang Belum Penuhi Syarat karena Silon Sempat 'Down'

Dharma-Kun Boleh Perbaiki 505.295 Data KTP yang Belum Penuhi Syarat karena Silon Sempat "Down"

Megapolitan
Bareng Gibran, Heru Budi Pantau Pengerukan Lumpur di Kali Semongol Jakbar

Bareng Gibran, Heru Budi Pantau Pengerukan Lumpur di Kali Semongol Jakbar

Megapolitan
Bantah Lakukan Pungli di Samping RPTRA Kalijodo, Perwakilan Ormas Sebut Itu Parkir Resmi

Bantah Lakukan Pungli di Samping RPTRA Kalijodo, Perwakilan Ormas Sebut Itu Parkir Resmi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com