Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usulan PNS Masuk Sabtu-Minggu, Apa Tanggapan Lurah di Jakarta?

Kompas.com - 16/09/2014, 17:13 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Usulan organisasi sayap Partai Kebangkitan Bangsa, Garda Bangsa, yang menyatakan perlunya pegawai negeri sipil (PNS) masuk pada hari Sabtu dan Minggu dianggap tidak memberatkan pegawai Kelurahan Gondangdia, Jakarta Pusat.

Bahkan, Lurah Gondangdia Nurhelmi Savitri mengaku sudah menjalankan piket akhir pekan setiap Minggu. [Baca: Ormas PKB Usul, Jokowi Wajibkan PNS Masuk Sabtu-Minggu]

 
"Belum diwajibkan saja, kami sudah masuk Sabtu-Minggu, kok, Mbak," ujarnya kepada Kompas.com saat ditemui di kantornya, Selasa (16/9/2014).
 
Sejak menjadi Lurah Gondangdia, Nurhelmi sudah memberlakukan piket akhir pekan kepada semua pegawai di kelurahan tersebut. Misalnya, lurah masuk pada hari Sabtu, sementara wakil lurah pada hari Minggu.
 
Hal yang sama berlaku pula bagi staf di kelurahan tersebut. Apalagi ketika musim hujan tiba, pegawai Kelurahan Gondangdia diimbau untuk lebih rajin piket pada akhir pekan.
 
"Kelurahan ini rawan banjir. Jadi, saat musim hujan, saya bahkan bisa masuk setiap hari," ucap Helmi.
 
Meski begitu, kata dia, saat akhir pekan, tidak banyak warga yang membutuhkan pelayanan di kelurahan. Bahkan, pada hari kerja pun, jumlah warga yang datang ke sana dapat dihitung dengan jari. Hari ini saja, kata Helmi, baru ada satu warga yang memperpanjang KTP.
 
Menurut Helmi, hal itu disebabkan jumlah warga Gondangdia tidak banyak. Jumlah warga dalam satu keluruhan ini hanya sekitar 4.300 jiwa. 
 
Sebelumnya diberitakan, Garda Bangsa memberikan usulan kepada presiden terpilih Joko Widodo untuk mewajibkan PNS masuk pada hari Sabtu dan Minggu. Tujuannya ialah untuk menggenjot efektivitas kerja mereka supaya bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi.
 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada Warteg Terbakar, Jalan Duren Tiga Arah Kemang Sempat Ditutup

Ada Warteg Terbakar, Jalan Duren Tiga Arah Kemang Sempat Ditutup

Megapolitan
Diduga karena Korsleting, Sebuah Warteg Terbakar di Duren Tiga

Diduga karena Korsleting, Sebuah Warteg Terbakar di Duren Tiga

Megapolitan
Bocah Jatuh dari Rusunawa Rawa Bebek, Pengamat: Kondisi Rusunawa di DKI Mengkhawatirkan

Bocah Jatuh dari Rusunawa Rawa Bebek, Pengamat: Kondisi Rusunawa di DKI Mengkhawatirkan

Megapolitan
Jalan Prof Dr Satrio Macet Panjang Imbas Proyek Drainase

Jalan Prof Dr Satrio Macet Panjang Imbas Proyek Drainase

Megapolitan
Staf Hasto Kristiyanto Berencana Laporkan Penyidik KPK ke Kompolnas

Staf Hasto Kristiyanto Berencana Laporkan Penyidik KPK ke Kompolnas

Megapolitan
Staf Hasto Kristiyanto Mengaku Siap Kembali Diperiksa KPK, tapi Masih Waswas

Staf Hasto Kristiyanto Mengaku Siap Kembali Diperiksa KPK, tapi Masih Waswas

Megapolitan
Soal Rencana Duet Anies-Sohibul di Pilkada DKI, DPD Golkar : Itu Hak PKS, Silahkan Saja

Soal Rencana Duet Anies-Sohibul di Pilkada DKI, DPD Golkar : Itu Hak PKS, Silahkan Saja

Megapolitan
Gerindra Kota Bogor Masih Tunggu Arahan DPP untuk Tentukan Cawalkot Bogor

Gerindra Kota Bogor Masih Tunggu Arahan DPP untuk Tentukan Cawalkot Bogor

Megapolitan
Pengamat: Rusunawa Rawa Bebek Bukan Ditujukan untuk Keluarga, melainkan Buruh

Pengamat: Rusunawa Rawa Bebek Bukan Ditujukan untuk Keluarga, melainkan Buruh

Megapolitan
Strategi Unik Bima Arya untuk Pilkada Jabar 2024, Pasang Billboard Skincare 'Cerah' dan Janji Bagikan ke Warga

Strategi Unik Bima Arya untuk Pilkada Jabar 2024, Pasang Billboard Skincare "Cerah" dan Janji Bagikan ke Warga

Megapolitan
Kuasa Hukum Klaim Hasto dan Stafnya Dapat Ancaman dari KPK Setelah Lapor ke Bareskrim dan Komnas HAM

Kuasa Hukum Klaim Hasto dan Stafnya Dapat Ancaman dari KPK Setelah Lapor ke Bareskrim dan Komnas HAM

Megapolitan
Resahnya Warga Melawai dengan Aktivitas Restoran dan Parkir Liar di Sekitar Permukiman, Bikin Gaduh dan Kumuh

Resahnya Warga Melawai dengan Aktivitas Restoran dan Parkir Liar di Sekitar Permukiman, Bikin Gaduh dan Kumuh

Megapolitan
Puluhan Anak Berenang di Kali Keruh dan Banyak Ular, Petugas LMK: Takut Mereka Jadi Mangsa

Puluhan Anak Berenang di Kali Keruh dan Banyak Ular, Petugas LMK: Takut Mereka Jadi Mangsa

Megapolitan
Soal Peluang Maju di Pilkada Jabar, Walkot Depok: Tergantung PKS dan Keluarga

Soal Peluang Maju di Pilkada Jabar, Walkot Depok: Tergantung PKS dan Keluarga

Megapolitan
Empat Partai di Kota Bogor Deklarasikan Koalisi Bogor Maju untuk Pilkada 2024

Empat Partai di Kota Bogor Deklarasikan Koalisi Bogor Maju untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com