Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengojek Selektif Bawa Penumpang

Kompas.com - 24/02/2015, 14:06 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Aksi begal sepeda motor, akhir-akhir ini, terus menebar teror. Warga takut beraktivitas di malam hari karena khawatir menjadi korban perampasan sepeda motor. Sebagian pengojek selektif mengangkut penumpang. Bahkan, ada yang menghindari beroperasi pada malam hari.

Sekitar 200 tukang ojek di Juanda, Margonda, Depok, Jawa Barat, menghindari beroperasi pada malam hari. Jalan sepanjang 4 kilometer dari Jalan Juanda menuju Jalan Margonda tergolong rawan aksi pembegalan yang dilakukan kelompok bersenjata. Para pembegal tidak tanggung-tanggung membunuh korbannya, baik laki-laki maupun perempuan. Hal itu membuat tukang ojek enggan beroperasi di malam hari.

Noto (54), tukang ojek Juanda, mengaku dirinya sudah hampir 20 tahun beroperasi di wilayah Depok, khususnya Juanda sampai Margonda. ”Sejak banyak kasus begal, enggak ada yang berani narik di malam hari,” katanya.

Selama menjadi tukang ojek, Noto dan teman-temannya selalu beroperasi di malam hari, bahkan sampai pagi hari. ”Kalau lagi banyak penumpang bisa sampai pagi ngojek,” katanya.

Hal yang sama dirasakan Syamsuri (43), tukang ojek di Gas Alam. Ia mengatakan, sehari hanya beroperasi sampai pukul 21.30. ”Lima bulan terakhir saya tidak pernah lagi ngojek lewat dari pukul 10.00,” katanya.

Sani (41), tukang ojek di Duri Kepa Selatan, Jakarta Barat, mengatakan, isu begal dan penusukan sopir taksi cukup menyita perhatiannya.

Beberapa tukang ojek kini lebih selektif saat menerima pesanan pelanggan. Apabila waktu sudah sore mendekati malam, tukang ojek akan memilih mengantar penumpang dengan tujuan dekat. Beberapa wilayah rawan begal terutama tikungan jalan yang gelap dan sepi sangat dihindari. Adapun wilayah gelap dan sepi di kawasan Jakarta Barat seperti Kemanggisan (dekat kantor pajak), dekat kantor sebuah stasiun TV di Kedoya, Jalan Kembangan Raya (di dekat panti sosial), dan Jalan Arjuna.

”Kalau ada penumpang jarak jauh yang datang lewat dari pukul lima sore, kami akan menolak,” kata Sani.

Sani yang sudah beberapa tahun menjadi pengojek itu berharap Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memperbaiki penerangan di daerah itu. Pasalnya, lokasi gelap dan sepi bisa menjadi tempat menarik bagi pelaku kriminal. Ia juga berharap patroli polisi di lokasi rawan lebih digalakkan. Ini untuk memastikan warga Jakarta merasa aman dan nyaman tinggal di lingkungannya.

Teror juga dialami para pengojek di kawasan Blok M, Jakarta Selatan. Mereka beroperasi hanya sampai pukul 20.00.

Komunitas motor

Mengantisipasi hal itu, komunitas sepeda motor di Depok bergerak. Bekerja sama dengan kepolisian setempat, komunitas tersebut membantu mengantarkan warga yang harus melalui jalan rawan begal di malam hari.

Ketua Depok Tiger Community Kusmawan menjelaskan, sejak maraknya kasus tersebut, komunitas ini, lewat media sosial, memberikan pelayanan gratis untuk mengantarkan warga yang melewati jalur rawan begal.

Layanan ini sudah dimulai bulan Februari ini. Komunitas ini sudah beberapa kali menggagalkan beberapa kawanan begal yang beroperasi di sepanjang Jalan Juanda sampai Margonda.

Di wilayah Jakarta Pusat, sedikitnya ada dua kasus kriminal yang terjadi sepekan terakhir. Pada Minggu malam, seorang pengguna angkutan umum dicopet saat akan turun. Ponsel pintar penumpang ini sempat berpindah tangan. Namun, pelaku yang berjumlah empat orang bisa dibekuk oleh orang-orang yang ada di sekitar lokasi.

Kepala Polsek Senen Komisaris Kasmono membenarkan kejadian itu. Akhir bulan lalu, terjadi pembunuhan sopir mikrolet oleh sesama awak angkutan di Terminal Senen. Selain itu, kasus kriminal juga terjadi di Johar Baru, pekan lalu. Seorang warga Jalan Tanah Tinggi I, Johar Baru, dirampok. Uang dan perhiasan senilai sekitar Rp 3,5 juta raib, 19 Februari lalu.

Korban berinisial H juga sempat diplakban tangan dan matanya. Tak hanya itu, pelaku juga memukul dada, mulut, dan wajah korban, dan mengancam akan menusuk korban. Kejadian ini baru dilaporkan ke Polda Metro Jaya pada hari Senin.

Sementara di Polsek Metro Pademangan Jakut, sindikat pencuri sepeda motor dibekuk dan disita 31 unit sepeda motor. Bagi warga yang merasa kehilangan sepeda motor bisa mengecek langsung kemungkinan kendaraan miliknya adalah salah satu dari barang sitaan tersebut di polsek.

Badan Pusat Statistik DKI mencatat, ada lima kelurahan di Jakarta yang paling rawan keamanan, yakni Bungur (Kecamatan Senen, Jakpus), Menteng (Menteng, Jakpus), Setia Budi (Setia Budi, Jaksel), Johar Baru (Johar Baru, Jakpus), dan Karang Anyar (Sawah Besar, Jakpus).

Kepala Polda Metro Jaya Inspektur Jenderal Unggung Cahyono mengatakan, Polda telah membentuk tim untuk memburu pelaku hingga daerah para pelaku untuk memburu begal hingga ke Lampung. (MDN/ART/DEA/RAY/B09/B10)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com