Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kala Perampok Semakin Sadis dan Berdarah Dingin...

Kompas.com - 17/03/2015, 14:24 WIB
BEKASI, KOMPAS - Peristiwa perampokan sepeda motor di Kelurahan Bintara Jaya, Kecamatan Bekasi Barat, Kota Bekasi, Sabtu (7/3) lalu, menyita perhatian. Meski upaya perampokan itu gagal, nyawa Acam Mulyadi (50), pemilik sepeda motor, melayang di tangan kedua perampok tersebut.

Kepolisian Resor Kota Bekasi Kota pun memprioritaskan penanganan kasus tersebut. "Identitas pelaku sudah diketahui. Saat ini, petugas masih memburu yang bersangkutan," ujar Kepala Subbagian Humas Polresta Bekasi Kota Ajun Komisaris Siswo, Senin (16/3).

Kedua perampok yang mengenakan helm itu begitu tenang dan dingin dalam melancarkan aksinya. Meskipun kepergok korban dan keluarganya saat mencuri sepeda motor, dua perampok ini tak terlihat panik. Mereka bahkan tak mengeluarkan sepatah kata pun. "Waktu mengeluarkan pistol dan menembak pun mereka diam saja," kata Abdul Kodir (40), kakak ipar Acam.

Padahal, menurut kesaksian Abdul dan istri Acam, Kartini (38), kedua perampok kemungkinan masih berusia sekitar 20 tahun.

Setelah kepergok dan diteriaki maling, salah satu perampok menembak Acam dari jarak sekitar 1 meter dengan dingin. Kemudian, mereka kabur meninggalkan sepeda motor yang mereka kendarai.

Sejumlah warga di Bekasi pun mengaku khawatir. "Para perampok dan begal sekarang semakin nekat dan kejam. Di rumah saja belum tentu aman, apalagi kalau keluar rumah malam-malam," kata Asmawi (50), warga Cikunir, Bekasi Selatan.

Sosiolog dari Universitas Tarumanagara, Bonar Hutapea, mengatakan, fenomena usia pelaku kejahatan makin muda memicu keprihatinan. Apalagi, para pelaku kejahatan muda usia itu seperti tidak takut apa-apa dan tak merasa bersalah. Meskipun belakangan polisi kerap bertindak tegas terhadap para penjahat, ada kecenderungan mereka makin nekat.

Fenomena tersebut memang harus dilihat secara berlapis-lapis, dimulai dari sisi psikologis individual pelaku, pola asuh keluarga, komunitas, dan masyarakat secara luas. Namun, ketika fenomena tersebut menjadi suatu kecenderungan, mau tidak mau harus dilihat di level komunitas dan masyarakat.

"Tampaknya benar pernyataan sejumlah psikolog dan sosiolog bahwa ada anomali dalam masyarakat, yakni semua orang atau makin banyak orang berani melakukan apa saja sesukanya dan merasa tidak takut walaupun itu melanggar hukum atau aturan," tutur Hutapea.

Dia menilai, penegakan hukum belum cukup kuat. Akibatnya, muncul ketidakpercayaan masyarakat kepada para penegak hukum.

Keprihatinan makin menjadi saat masyarakat tahu bahwa banyak penegak hukum justru menjadi pusat persoalan. Menurut Hutapea, sebagian masyarakat yang memiliki tendensi melakukan kejahatan juga tahu para penegak hukum bukan pribadi-pribadi ideal yang sungguh-sungguh menegakkan hukum. Hal ini dapat memicu peningkatan kejahatan.

Sosiolog tersebut menambahkan, fenomena pelaku begal berusia muda harus dimaknai sebagai kondisi darurat yang harus segera ditangani sehingga dalam jangka pendek ada efek jera bagi siapa saja.

Untuk jangka menengah dan panjang, Hutapea berharap Kementerian Kebudayaan dan Pendidikan Dasar Menengah bersama para pemangku kepentingan segera memformulasikan pembangunan karakter. Wacana pembentukan direktorat jenderal khusus mengenai keluarga hendaknya segera diwujudkan.

"Menjaga anak muda, membangun generasi mendatang, tidak bisa lepas dari peran dan ketahanan keluarga. Coba perhatikan saja, para pelaku kejahatan yang masih anak-anak. Kalau kita telusuri lagi, mereka masih ada keluarganya," tutur Hutapea.

Terkotak-kotak

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pembangunan Tahap Tiga Rumah Subsidi di Villa Kencana Cikarang Berlangsung Selama Tiga Bulan

Pembangunan Tahap Tiga Rumah Subsidi di Villa Kencana Cikarang Berlangsung Selama Tiga Bulan

Megapolitan
Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana Sempat Diperbolehkan Pulang dari RS, tapi Kembali Drop

Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana Sempat Diperbolehkan Pulang dari RS, tapi Kembali Drop

Megapolitan
Marketing Villa Kencana Cikarang Sebut Kualitas Rumah Subsidi Tak Bisa Disamakan dengan Komersial

Marketing Villa Kencana Cikarang Sebut Kualitas Rumah Subsidi Tak Bisa Disamakan dengan Komersial

Megapolitan
Tolak Tapera, Buruh Curiga Iuran Pekerja untuk Biayai Program Makan Siang Gratis dan IKN

Tolak Tapera, Buruh Curiga Iuran Pekerja untuk Biayai Program Makan Siang Gratis dan IKN

Megapolitan
2 Pria Curi Kabel PLN di Tambora, Beraksi Usai Amati Pekerjaan Petugas 'Maintenance'

2 Pria Curi Kabel PLN di Tambora, Beraksi Usai Amati Pekerjaan Petugas "Maintenance"

Megapolitan
Diguyur Hujan, Massa Aksi Tolak Tapera Tetap Bertahan di Depan Patung Kuda

Diguyur Hujan, Massa Aksi Tolak Tapera Tetap Bertahan di Depan Patung Kuda

Megapolitan
Warga Desak Pengelola Rusunawa Marunda Segera Lapor Polisi Soal Kasus Penjarahan Aset

Warga Desak Pengelola Rusunawa Marunda Segera Lapor Polisi Soal Kasus Penjarahan Aset

Megapolitan
Polisi Bakal Buru 'Influencer' yang Promosikan Situs Judi Online

Polisi Bakal Buru "Influencer" yang Promosikan Situs Judi Online

Megapolitan
Kekesalan 'Driver' Ojol di Depok, Tendang Motor hingga Bikin Pecah Kaca Rumah Konsumen karena Sulit Temukan Alamat

Kekesalan "Driver" Ojol di Depok, Tendang Motor hingga Bikin Pecah Kaca Rumah Konsumen karena Sulit Temukan Alamat

Megapolitan
Selebgram Akan Dilibatkan untuk Berantas Judi Online di Bogor, Diminta Buat Konten yang Informatif

Selebgram Akan Dilibatkan untuk Berantas Judi Online di Bogor, Diminta Buat Konten yang Informatif

Megapolitan
Marketing Akui Ada Pemilik yang Jual Rumah Subsidi Villa Kencana Cikarang karena Tak Kuat Bayar Angsuran

Marketing Akui Ada Pemilik yang Jual Rumah Subsidi Villa Kencana Cikarang karena Tak Kuat Bayar Angsuran

Megapolitan
Ketua Panitia Konser Lentera Festival Mengaku Kabur ke Lebak untuk Menenangkan Diri

Ketua Panitia Konser Lentera Festival Mengaku Kabur ke Lebak untuk Menenangkan Diri

Megapolitan
Pasangan Imam-Ririn Sudah Kantongi SK DPP PKS untuk Maju Pilkada Depok 2024

Pasangan Imam-Ririn Sudah Kantongi SK DPP PKS untuk Maju Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Gelapkan Uang Tiket Konser Lentera Festival Tangerang, Ketua Panitia Jadi Tersangka

Gelapkan Uang Tiket Konser Lentera Festival Tangerang, Ketua Panitia Jadi Tersangka

Megapolitan
Aliansi Buruh dan Masyarakat Unjuk Rasa Tolak Tapera di Depan Patung Kuda

Aliansi Buruh dan Masyarakat Unjuk Rasa Tolak Tapera di Depan Patung Kuda

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com