Salah seorang pegawai negeri sipil (PNS), Mansur (26), mengatakan hal tersebut diakibatkan belum ada anggaran untuk belanja sabun cuci tangan. Kondisi ini berlangsung sebulan lebih.
"Memang sudah lama enggak ada sabun cuci tangan. Dari sebulan kemarin enggak ada. Kayaknya belum belanja deh, APBD-nya kan belum selesai," kata Mansur, Jumat (27/3/2015). Mansur pun menyarankan untuk sementara waktu agar cuci tangan hanya menggunakan air.
Situasi yang sama terjadi di lantai 2 gedung Balai Kota, tepatnya di dekat ruang Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat. Seorang petugas pengamanan dalam (pamdal) perempuan yang enggan menyebutkan namanya berkata, sabun cuci tangan masuk ke dalam belanja di Biro Umum.
"Anggaran kita belum keluar, ya jadinya kayak sabun cuci tangan saja belum belanja. Tahun lalu itu sabun cuci tangan kita masih dipegang sama swasta, tapi mulai tahun ini dipegang Biro Umum," tutur petugas pamdal tersebut.
Dia menambahkan, ada informasi dari Biro Umum yang menyebutkan bahwa sabun cuci tangan tersebut sebenarnya sudah dibelanjakan. Namun stok sabun cuci tangan belum diserahkan ke Balai Kota.
Hal ini dikeluhkan oleh beberapa orang yang biasa menggunakan toilet di dekat ruang Wakil Gubernur. Salah satunya seorang wartawan bernama Francisca (22).
Menurut Francisca, ketiadaan sabun cuci tangan ini sudah sejak dua bulan yang lalu, dan bukan hanya di toilet dekat ruang Wakil Gubernur. Bahkan di toilet dekat ruang kerja Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama pun tidak ada sabun cuci tangan.
"Sudah lama banget enggak ada. Saya cari di toilet bawah (dekat Balairung) juga sebulan lebih enggak ada," ujar Francisca.
Kompas.com juga menemukan sabun cuci tangan tidak ada di toilet-toilet lain. Di lantai 1 gedung Balai Kota sendiri ada dua toilet, yaitu di dekat Balairung dan ruang kerja Basuki.
Toilet di dekat ruang Djarot pun ada dua, dan keduanya tidak ada sabun cuci tangan. Padahal ada satu toilet yang biasanya selalu tersedia sabun cuci tangan, tepatnya di dekat mushala dan ruang staf Wakil Gubernur.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.