Setidaknya, demikian lah yang diamati sopir truk pengangkut sampah yang ditemui di Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang.
"Ini truk dari jam sembilan jalan baru nyampe sekarang (jam satu siang), capek jalannya diputar putar, lewat Bogor ini, kalau lewat lain enggak boleh," kata sopir tersebut.
Hal senada disampaikan seorang pemungut sampah Bantargebang. "Kebanyakan truknya putar arah, tetapi nyampenya ke sini juga. Soalnya kan yang buka cuma di sini, yang lain tutup," ucap pemungut sampah yang enggan mengungkapkan namanya itu.
Pemungut sampah lainnya, Sono (44) mengeluhkan datangnya truk sampah DKI Jakarta yang terlambat. Menurut dia, keterlambatan datangnya truk membuat Sono tidak bisa bekerja.
"Ya saya sih tiap hari dari pagi, cuma karena kemarin enggak ada truknya, jadi ya sudah ditunda besok lagi pungut sampahnya," kata Sono.
Ia pun berharap kedatangan sampah dari Jakarta ke Bantargebang bisa kembali normal. Dengan demikian, Sono bisa memperoleh penghasilan lebih banyak.
"Kalau pembuangannya lancar yang mungut banyak di sini," ucap Sono.
Penghadangan truk-truk sampah DKI Jakarta terjadi sejak Senin (2/11/2015). Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama telah melaporkan insiden tersebut kepada polisi. Menurut dia, aksi penghadangan itu sudah termasuk premanisme.