Salah seorang pemilik bus, Herlambang, mengatakan, ia dan sebagian besar rekan-rekannya menyatakan tidak mampu menyediakan uang Rp 80 juta.
"Mungkin teman-teman di Kopaja mampu. Namun, kami di Metromini ini sebagian besar pengusaha kecil, uangnya pas-pasan. Kami tidak mampu kalau harus menyediakan dana sampai Rp 80 juta," kata Herlambang di Kantor Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta, Selasa (2/2/2016).
Ia menyampaikan hal ini dalam rapat antara para pengusaha metromini, jajaran Dishubtrans DKI, dan Komisi B DPRD DKI. Rapat itu membahas masa depan metromini di Jakarta.
Oleh karena itu, Herlambang meminta agar jajaran Dishubtrans DKI dan anggota Komisi B mencarikan solusi atas masalah yang mereka hadapi.
"Semoga Bapak-bapak di Dewan bisa membantu mencarikan solusi untuk kami," ujar dia.
Seperti diberitakan, pada Desember lalu, izin operasi ratusan metromini dicabut karena dinilai sudah tidak laik jalan. Bus-bus itu kemudian dikandangkan oleh aparat Dishubtrans DKI.
Tak ayal, tindakan itu mendapat protes dari para sopir metromini. Mereka pun sempat beberapa hari melakukan aksi mogok massal. Di sisi lain, jajaran Dishubtrans DKI bergeming.
Gubernur Basuki Tjahaja Purnama pun telah berulang kali mendesak agar para pengusaha metromini bergabung dengan PT Transportasi Jakarta.
Namun, sebelum bisa bergabung dengan Transjakarta, para pengusaha metromini harus meremajalan lebih dulu bus-busnya sesuai standar yang ditetapkan oleh PT Transjakarta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.