Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sudah Sebulan Transjabodetabek Depok-Grogol Tak Beroperasi

Kompas.com - 26/04/2016, 13:58 WIB

DEPOK, KOMPAS.com - Bus Transjabodetabek rute Terminal Depok-PGC-Grogol yang beroperasi sejak September 2015 lalu, ternyata sudah hampir sebulan ini tidak lagi beredar di sepanjang koridor yang dilalui.

Pantauan Warta Kota, Selasa (25/4/2016) siang, di sepanjang Jalan Margonda, Jalan Juanda dan di Terminal Depok pun, sama sekali tidak terlihat bus Transjabodetabek yang melintas.

Penyebabnya diduga karena sepinya peminat bus, akibat tidak pastinya jam keberangkatan dan kedatangan bus di Terminal Depok.

Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Terminal Depok, Reynold John, mengatakan sudah sebulan ini bus Transjabodetabek yang dikelola Perum PPD, tidak tampak di Terminal Depok untuk mengangkut penumpang.

Penyebabnya kata Reynold, adalah sepinya penumpang disetiap keberangkatan bus.

"Sejak awal di-launching, peminatnya memang sepi. Awalnya ada 10 bus yang beroperasi per hari. Lalu akhirnya 5 bus saja, dan terkadang hanya 3 atau satu bus setiap hari," kata Reynold, Selasa (26/4).

Menurutnya sepinya peminat Transjabodetabek rute Depok-Grogol karena rute yang dilalui adalah jalur macet.

Terutama di Jalan Juanda, serta di sepanjang Jalan Raya Bogor dari pertigaan Jalan Juanda di Cimanggis, hingga Cililitan, Jakarta Timur.

Ia menuturkan jalur yang dilalui Transjabodetabek bukanlah jalur khusus, tetapi menggunakan jalur reguler.

Sehingga sangat wajar bus lebih sering terjebak macet.

"Selain itu, waktu keberangkatan bus juga tidak pasti. Ini membuat penumpang enggan naik Transjabodetabek," katanya.

Menurutnya kadang penumpang menunggu cukup lama sebelum bus berangkat dari terminal.

"Sebab sepi, jadi awak bus, menunggu penumpang lain barang satu atau dua orang lagi untuk berangkat," kata Reynold.

Mengenai tarif Rp 9.000, menurutnya hal itu tidak terlalu menjadi masalah.

"Jadi sejumlah alasan itu bikin warga lebih memilih naik transportasi lain, terutama kereta api," katanya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com