SWRO belum maksimal
Ade membandingkan dengan SWRO yang ada di Pulau Tengah yang bisa mengolah puluhan ribu meter kubik air laut.
"Ini sangat disayangkan ya. SWRO sudah megah gedungnya, sayang gitu. Bupati membandingkan di Pulau Tengah dengan gedung kecil saja itu sudah puluhan ribu meter kubik," ujar Ade.
Akhirnya, air tanah yang diolah BWRO masih menjadi andalan warga Pulau Untung Jawa untuk diminum.
Ade belum memastikan berapa jumlah air yang dihasilkan dari BWRO itu. Namun, selama ini air masih mencukupi kebutuhan warga dan memiliki rasa yang lebih enak.
Baca: Dirut PAM Jaya Bingung Pasokan Air di Jakarta Tak Ditambah sejak 1997
"Masyarakat sini mengonsumsi air itu dengan harga yang cukup murah, hanya Rp 1.000 sampai Rp 3.000 per galon," kata Ade.
Ada pula warga yang memilih membeli air kemasan dalam ukuran galon yang harganya lebih mahal dibanding di Jakarta.
Namun, air tanah tidak bisa selamanya menjadi sumber air warga Pulau Untung Jawa. Ade berharap air olahan SWRO bisa lebih baik agar bisa dikonsumsi warga. "Lama-lama air tanah habis, bisa-bisa enggak minum dong orang pulau," kata Ade.
Kendala pengelolaan aset
Direktur Utama PT PAM Jaya, Erlan Hidayat, menjelaskan permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan SWRO.
SWRO dibangun Kementerian PUPR dan pengelolaannya diserahkan kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, dalam hal ini PAM Jaya.
Namun, beberapa aset SWRO masih merupakan milik Kementerian PUPR dan membutuhkan waktu beberapa tahun untuk penyerahan aset.
"Catatan kerusakan yang sifatnya operasional, PAM Jaya bisa tanggung. Tapi yang sifatnya struktur utama seperti membran, itu bukan tanggung jawab PAM Jaya," kata Erlan.
Baca: PD PAM Jaya Bersedia Dimediasi Komnas HAM soal Penggusuran Warga Lauser
PAM Jaya, lanjut Erlan, bisa saja mengoperasikan SWRO secara optimal, tetapi dengan risiko kerusakan membran yang menjadi salah satu bagian vital SWRO.
Erlan melanjutkan, PAM Jaya bisa saja mengganti membran yang rusak, tetapi harus mendapatkan izin Kementerian PUPR sebagai pemilik aset.
Akibat berbagai macam kendala itu, Erlan menegaskan, fasilitas SWRO di Pulau Untung Jawa baru bisa dioperasikan 8 jam saja.
"Takutnya belum serah terima penuh, alat sudah rusak. Tapi saya sudah minta ke teman-teman untuk paksa saja. Hitung risiko bagi PAM Jaya kalau membrannya rusak. Kalau kita sanggup, kerjakan saja," kata Erlan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.