Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengendara Motor Cenderung Enggan Beralih ke Angkutan Umum, Mengapa?

Kompas.com - 05/09/2017, 09:01 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Uji coba perluasan larangan sepeda motor di Jakarta dijadwalkan mulai dilaksanakan pada 12 September 2017.

Seperti yang sudah ditetapkan, uji coba perluasan pelarangan sepeda motor ini dilakukan dari Bundaran HI hingga Bundaran Senayan, yang artinya mencakup keseluruhan Jalan Jenderal Sudirman.

Adanya rencana perluasan pelarangan sepeda motor tersebut ditentang sejumlah pihak, terutama komunitas pengguna sepeda motor.

Mereka menilai, pelarangan sepeda motor tidak adil. Apalagi, angkutan umum yang tersedia di Ibu Kota menurut mereka belum memadai.

Karena alasan itulah mereka belum berpindah dari menggunakan motor ke angkutan umum. Kompas.com sempat mewawancarai sejumlah pengguna motor yang tinggal di sepanjang jalan dari Pasar Minggu, Jakara Selatan hingga Margonda, Depok.

(Baca juga: Angin Segar bagi Mereka yang Menolak Perluasan Area Pelarangan Sepeda Motor)

Ini merupakan kawasan yang dilayani kereta rel listrik (KRL) commuter line. Untuk ukuran Jabodetabek, KRL commuter line merupakan salah satu moda transportasi umum favorit.

Selain tarifnya murah, waktu tempuh commuter line lebih cepat dibandingkan bus. Namun, berdasarkan hasil wawancara pengguna motor pada Senin (4/9/2017), tak ditemukan adanya pengguna motor yang ingin beralih ke KRL.

Motor dinilai lebih murah

Mereka rata-rata lebih memilih naik motor ketimbang KRL karena malas berdesak-desakan atau total pengeluaran yang lebih mahal ketimbang harga bahan bakar.

Warga yang tinggal di Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Akbar (30), tak mau tersiksa karena  harus berdesak-desakan di KRL.

"Ada kabar dari teman-teman yang naik KRL, mereka tersiksa harus berdesakan bahkan sikut-sikutan. Itu yg membuat gue terus naik motor," ujar pria yang berkantor di Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat itu.

(Baca juga: DPRD Panggil Kadishub DKI terkait Perluasan Larangan Sepeda Motor)

Memang, pada jam sibuk, atau pada jam warga berangkat dan pergi kerja, KRL kerap padat penumpang.

Namun pada saat bersamaan, jalan raya juga sebenarnya macet. Hal ini pun diakui oleh Akbar.

Bahkan, Akbar menyebut tingkat kemacetan dalam perjalanan dari rumah ke tempat kerjanya semakin parah dalam beberapa bulan terakhir karena adanya pembangunan jembatan layang di kawasan Pancoran.

Namun, kondisi itu tak membuat Akbar mau beralih naik KRL. Ia bahkan menyatakan lebih memilih terkena macet ketimbang harus desak-desakan di dalam KRL.

Halaman:


Terkini Lainnya

Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana Sempat Diperbolehkan Pulang dari RS, tapi Kembali Drop

Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana Sempat Diperbolehkan Pulang dari RS, tapi Kembali Drop

Megapolitan
Marketing Villa Kencana Cikarang Sebut Kualitas Rumah Subsidi Tak Bisa Disamakan dengan Komersial

Marketing Villa Kencana Cikarang Sebut Kualitas Rumah Subsidi Tak Bisa Disamakan dengan Komersial

Megapolitan
Tolak Tapera, Buruh Curiga Iuran Pekerja untuk Biayai Program Makan Siang Gratis dan IKN

Tolak Tapera, Buruh Curiga Iuran Pekerja untuk Biayai Program Makan Siang Gratis dan IKN

Megapolitan
2 Pria Curi Kabel PLN di Tambora, Beraksi Usai Amati Pekerjaan Petugas 'Maintenance'

2 Pria Curi Kabel PLN di Tambora, Beraksi Usai Amati Pekerjaan Petugas "Maintenance"

Megapolitan
Diguyur Hujan, Massa Aksi Tolak Tapera Tetap Bertahan di Depan Patung Kuda

Diguyur Hujan, Massa Aksi Tolak Tapera Tetap Bertahan di Depan Patung Kuda

Megapolitan
Warga Desak Pengelola Rusunawa Marunda Segera Lapor Polisi Soal Kasus Penjarahan Aset

Warga Desak Pengelola Rusunawa Marunda Segera Lapor Polisi Soal Kasus Penjarahan Aset

Megapolitan
Polisi Bakal Buru 'Influencer' yang Promosikan Situs Judi Online

Polisi Bakal Buru "Influencer" yang Promosikan Situs Judi Online

Megapolitan
Kekesalan 'Driver' Ojol di Depok, Tendang Motor hingga Bikin Pecah Kaca Rumah Konsumen karena Sulit Temukan Alamat

Kekesalan "Driver" Ojol di Depok, Tendang Motor hingga Bikin Pecah Kaca Rumah Konsumen karena Sulit Temukan Alamat

Megapolitan
Selebgram Akan Dilibatkan untuk Berantas Judi Online di Bogor, Diminta Buat Konten yang Informatif

Selebgram Akan Dilibatkan untuk Berantas Judi Online di Bogor, Diminta Buat Konten yang Informatif

Megapolitan
Marketing Akui Ada Pemilik yang Jual Rumah Subsidi Villa Kencana Cikarang karena Tak Kuat Bayar Angsuran

Marketing Akui Ada Pemilik yang Jual Rumah Subsidi Villa Kencana Cikarang karena Tak Kuat Bayar Angsuran

Megapolitan
Ketua Panitia Konser Lentera Festival Mengaku Kabur ke Lebak untuk Menenangkan Diri

Ketua Panitia Konser Lentera Festival Mengaku Kabur ke Lebak untuk Menenangkan Diri

Megapolitan
Pasangan Imam-Ririn Sudah Kantongi SK DPP PKS untuk Maju Pilkada Depok 2024

Pasangan Imam-Ririn Sudah Kantongi SK DPP PKS untuk Maju Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Gelapkan Uang Tiket Konser Lentera Festival Tangerang, Ketua Panitia Jadi Tersangka

Gelapkan Uang Tiket Konser Lentera Festival Tangerang, Ketua Panitia Jadi Tersangka

Megapolitan
Aliansi Buruh dan Masyarakat Unjuk Rasa Tolak Tapera di Depan Patung Kuda

Aliansi Buruh dan Masyarakat Unjuk Rasa Tolak Tapera di Depan Patung Kuda

Megapolitan
PKS Prioritaskan Koalisi dengan Parpol Lain di Pilkada Bogor 2024

PKS Prioritaskan Koalisi dengan Parpol Lain di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com