BEKASI, KOMPAS.com - Pemandangan berbeda terlihat dari Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang. Kesan TPST Bantargebang sebagai tempat penampungan sampah dengan bau yang sangat menyengat sudah hilang.
Kompas.com yang menyambangi TPST Bantargebang, Jumat (10/11/2017), langsung disambut oleh hijaunya pohon-pohon serta warna warni taman bunga setelah memasuki gerbang depan.
Kompas.com/Setyo Adi Wajah baru TPST Bantargebang setelah swakelola kepada pemerintah provinsi DKI Jakarta tahun lalu.
Tidak ada lagi sampah berserakan yang masuk ke area jalan. Citra TPST Bantargebang yang panas dan gersang langsung hilang melihat kondisi ini. Meski demikian, tumpukan sampah masih terlihat di pandangan mata.
Baca juga : Pemprov DKI Akan Jadikan TPST Bantargebang Kawasan yang Hijau dan Sehat
Piramida sampah
Ada yang terlihat menarik dari tumpukan sampah di TPST Bantargebang. Di beberapa zona pengolahan sampah, terlihat gunungan sampah lebih rapi dengan bentuk piramida.
Baca juga : Tumpukan Sampah di TPST Bantargebang Dibentuk seperti Piramida
Kompas.com/Setyo Adi Wajah baru TPST Bantargebang, Jumat (10/11/2017). Tempat pengelolaan sampah tersebut mencoba beberapa perubahan setelah swakelola oleh pemprov DKI Jakarta, September 2016 lalu. Pembangunan ruang terbuka hijau salah satunya membantu merubah wajah TPST
Selain kerapian, piramida ini bertujuan meminimalkan potensi longsor yang membahayakan para pekerja lepas di TPST Bantargebang. Bentuk piramida juga sebagai proses pemasangan
geomembran yang berguna untuk pembangkit listrik.
Menyusuri PTSP Bantargebang
Berjalan lebih jauh ke dalam, pekerja lepas TPST Bantargebang membuat ruang terbuka hijau berupa taman dengan beragam jenis tumbuhan. Jenisnya mencakup pohon pepaya, mangga, jambu, serta umbi-umbian. Di tengah taman juga terlihat beberapa pekerja lepas TPST Bantargebang yang tengah menebar berbagai jenis bibit ikan di sebuah kolam.
Baca juga : DKI Akan Penuhi Janji soal TPST Bantargebang Akhir 2017
"Sekarang (TPST Bantargebang) lebih rapi. Ada larangan (warga) memancing juga, biasanya warga sekitar iseng mancing di sini, buang sampah sembarangan, itu kami larang. Jadi biar kolam sama kebunnya menghasilkan dulu," ucap salah satu pekerja lepas ruang hijau TPST Bantargebang Efendi.
Kompas.com/Setyo Adi Wajah baru TPST Bantargebang, Jumat (10/11/2017). Tempat pengelolaan sampah tersebut mencoba beberapa perubahan setelah swakelola oleh pemprov DKI Jakarta, September 2016 lalu. Pembangunan ruang terbuka hijau salah satunya membantu merubah wajah TPST
Berjalan lebih jauh ke dalam, tepatnya di area kompos, diperlihatkan proses pembuatan pupuk organik dari sampah-sampah basah pasar di sekitar DKI Jakarta. Pupuk ini digunakan untuk perawatan area ruang terbuka hijau.
Kompas.com/Setyo Adi Wajah baru TPST Bantargebang, Jumat (10/11/2017). Tempat pengelolaan sampah tersebut mencoba beberapa perubahan setelah swakelola oleh pemprov DKI Jakarta, September 2016 lalu. Pembangunan ruang terbuka hijau salah satunya membantu merubah wajah TPST
Salah satu yang berbeda dari kunjungan Kompas.com ke TPST Bantargebang yang menampung 18 juta meter kubik sampah ini adalah bau. Beberapa tahun lalu, bau sampah kerap sudah tercium sejak dari Jalan Raya Narogong yang berjarak 1,8 km. Namun bau tersebut sekarang hilang. Meski bau masih terasa jika berada di dekat area sampah.
Baca juga : DKI Tambah Alat Berat di TPST Bantargebang
Kompas.com/Setyo Adi Wajah baru TPST Bantargebang, Jumat (10/11/2017). Tempat pengelolaan sampah tersebut mencoba beberapa perubahan setelah swakelola oleh pemprov DKI Jakarta, September 2016 lalu. Pembangunan ruang terbuka hijau salah satunya membantu merubah wajah TPST
Pemandangan terkini TPST Bantargebang juga terlihat dari video yang diunggah akun Facebook Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Rabu (8/11/2017). Dalam video tersebut terlihat tempat pengelolaan sampah DKI Jakarta ini menjadi lebih hijau dengan pembuatan taman serta manajemen sampah yang lebih rapi.
Perubahan ini terjadi sejak pengelolaan dilakukan oleh DInas Kebersihan DKI Jakarta pada September 2016.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.