Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dulu Warga Bantargebang Dapat Kompensasi Rp 50.000, Kini Rp 600.000

Kompas.com - 11/11/2017, 08:05 WIB
Setyo Adi Nugroho

Penulis

BEKASI, KOMPAS.com - Warga sekitar tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) Bantargebang berhak menerima uang kompensasi atau yang biasa dikenal dengan "uang bau" dari Pemprov DKI Jakarta. Mulai tahun 2016, pengelolaan TPST Bantargebang beralih ke Dinas Kebersihan DKI Jakarta, setelah sebelumnya dikelola konsorsium swasta.

Kaci (55), warga Bantargebang mengatakan uang kompensasi yang didapatkannya meningkat. 


"Ya disyukuri, istilahnya tiap tiga bulan sudah pasti ada tambahan dana. Untuk cucu sekolah," ucap Kaci (55) saat ditemui Kompas.com, Jumat (10/11/2017).

Baca juga : Pemprov DKI Fokus Mengolah Sampah Lama di Bantargebang

Kaci yang kediamannya hanya berjarak 30 meter dari gerbang TPST Bantargebang masih ingat besaran uang bau yang ia terima sejak pertama kali menetap di sana. Mulai Rp 50.000 sampai terakhir Rp 300.000. Saat ini, ia menerima uang kompensasi sebesar Rp 600.000 tiap tiga bulan. Ia bersyukur pengelola TPST Bantargebang masih memikirkan warga sekitar. Selain itu, ia juga berharap jumlah uang kompensasi ini tidak berkurang.

Petugas kebersihan mencuci truk pengangkut sampah di TPST Bantargebang, Jumat (10/11/2017). Truk wajib dicuci setelah menurunkan muatan sampah di TPST tersebutKompas.com/Setyo Adi Petugas kebersihan mencuci truk pengangkut sampah di TPST Bantargebang, Jumat (10/11/2017). Truk wajib dicuci setelah menurunkan muatan sampah di TPST tersebut
Berbeda dengan Kaci, Kusnah (38), warga asli Bantargebang, merasa besaran uang kompensasi yang diterimanya masih kecil.

Baca juga : DKI Akan Penuhi Janji soal TPST Bantargebang Akhir 2017

"Harusnya (uang kompensasi yang diterima) sudah di angka Rp 1 jutaan. Kalau melihat lamanya operasi TPST ya, karena sejak saya kecil sudah ada sampah," ujar Kusnah.

Wajah baru TPST Bantargebang, Jumat (10/11/2017). Tempat pengelolaan sampah tersebut mencoba beberapa perubahan setelah swakelola oleh pemprov DKI Jakarta, September 2016 lalu. Pembangunan ruang terbuka hijau salah satunya membantu merubah wajah TPSTKompas.com/Setyo Adi Wajah baru TPST Bantargebang, Jumat (10/11/2017). Tempat pengelolaan sampah tersebut mencoba beberapa perubahan setelah swakelola oleh pemprov DKI Jakarta, September 2016 lalu. Pembangunan ruang terbuka hijau salah satunya membantu merubah wajah TPST
Kedua warga Bantargebang tersebut mengatakan, penerimaan uang kompensasi dilakukan melalui transfer Bank DKI. Sebelumnya pemberian kompensasi dilakukan secara manual oleh RT dan RW. Kini, masing-masing warga dibuatkan rekening di Bank DKI. Sebanyak 18.000 kepala keluarga yang mendapatkan uang kompensasi melalui dana hibah yang diberikan Pemprov DKI kepada Pemkot Bekasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPU DKI Terima 2 Bacagub Independen yang Konsultasi Jelang Pilkada 2024

KPU DKI Terima 2 Bacagub Independen yang Konsultasi Jelang Pilkada 2024

Megapolitan
Kecamatan Grogol Petamburan Tambah Personel PPSU di Sekitar RTH Tubagus Angke

Kecamatan Grogol Petamburan Tambah Personel PPSU di Sekitar RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Alasan Pria Ini Bayar Sesukanya di Warteg, Ingin Makan Enak tapi Uang Pas-pasan

Alasan Pria Ini Bayar Sesukanya di Warteg, Ingin Makan Enak tapi Uang Pas-pasan

Megapolitan
Bakal Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Tim Pemenangan Noer Fajrieansyah Konsultasi ke KPU

Bakal Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Tim Pemenangan Noer Fajrieansyah Konsultasi ke KPU

Megapolitan
Lindungi Mahasiswa yang Dikeroyok Saat Beribadah, Warga Tangsel Luka karena Senjata Tajam

Lindungi Mahasiswa yang Dikeroyok Saat Beribadah, Warga Tangsel Luka karena Senjata Tajam

Megapolitan
Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Pengamat: Mungkin yang Dipukulin tapi Enggak Meninggal Sudah Banyak

Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Pengamat: Mungkin yang Dipukulin tapi Enggak Meninggal Sudah Banyak

Megapolitan
Cegah Prostitusi, 3 Posko Keamanan Dibangun di Sekitar RTH Tubagus Angke

Cegah Prostitusi, 3 Posko Keamanan Dibangun di Sekitar RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Kasus Berujung Damai, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya di Warteg Dibebaskan

Kasus Berujung Damai, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya di Warteg Dibebaskan

Megapolitan
Kelabui Polisi, Pria yang Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang Sempat Cukur Rambut

Kelabui Polisi, Pria yang Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang Sempat Cukur Rambut

Megapolitan
Menanti Keberhasilan Pemprov DKI Atasi RTH Tubagus Angke dari Praktik Prostitusi

Menanti Keberhasilan Pemprov DKI Atasi RTH Tubagus Angke dari Praktik Prostitusi

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pastikan Beri Pelayanan Khusus bagi Calon Jemaah Haji Lansia

Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pastikan Beri Pelayanan Khusus bagi Calon Jemaah Haji Lansia

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta Siapkan Gedung Setara Hotel Bintang 3 untuk Calon Jemaah

Asrama Haji Embarkasi Jakarta Siapkan Gedung Setara Hotel Bintang 3 untuk Calon Jemaah

Megapolitan
Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah

Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah

Megapolitan
Mahasiswa di Tangsel Diduga Dikeroyok Saat Beribadah, Korban Disebut Luka dan Trauma

Mahasiswa di Tangsel Diduga Dikeroyok Saat Beribadah, Korban Disebut Luka dan Trauma

Megapolitan
Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Ada Sistem Pengawasan yang Lemah

Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Ada Sistem Pengawasan yang Lemah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com