JAKARTA, KOMPAS.com - Bersihnya trotoar di Terminal Rawamangun, Jakarta Timur, ternyata tidak berlaku untuk sisi seberang terminal. Lebih tepatnya di Jalan Paus arah menuju perempatan Mall Arion.
Dari pantauan Kompas.com, Senin (27/11/2017), tampak masih banyak pedagan kaki lima (PKL) yang mengusai hampir setengah badan trotoar. Jenis jualanya beragam, mulai dari makanan, rokok, buah, minuman, dan pulsa.
Beberapa pedagang dengan bangunan semi permanennya tampak nyaman berjualan di atas guiding block berwarna kuning yang merupakan jalan pemandu dan fasilitas bagi penyandang disabilitas.
Mereka menutup habis guiding block tersebut dengan bangunan dan etalase untuk berjualan.
Baca juga : Tak Bisa Berdagang di Trotoar, Pedagang Ini Mengadu ke Anies
Ketika berbicang dengan Ayi, salah satu pedagang yang menjajakan pulsa dan kopi, dia mengaku sudah berjualan berbulan-bulan di sana. Menurutnya, tidak ada petugas yang menertibkan.
Baca juga : Temui Sandiaga, PKL Kota Tua Minta Kelonggaran Waktu Jualan di Trotoar
Mirisnya, ketika ditanya soal guiding block berwarna kuning, dia mengatakan hanya hiasan untuk trotoar.
"Ini (garis kuning) hiasan di trotoar aja, waktu itu kan habis sempat dibenahin," kata Ayi.
Ubin kuning dengan tekstur yang lurus dirancang khusus untuk penyandang disabilitas. Hal ini ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum (Permen PU) Nomor 30 tahun 2006 mengenai Pedoman Teknis Fasilitas dan Aksesibikitas pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.
Baca juga : Kasatpol PP: Kalau Ada yang Sewakan Trotoar, Itu Masuk Delik Pidana
Pola titik untuk berhenti, sementara garis lurus sebagai petunjuk agar jalan terus. Tekstur tersebut dibuat untuk memudahkan dan dikenali penyandang disabilitas.
Dalan konteks PKL di seberang Teriminal Rawamangun, hal ini bisa membahayakan para disabilitas, bahkan pejalan kaki lainnya.