DEPOK, KOMPAS.com - Asisten Hukum dan Sosial Kota Depok Sri Utomo mengatakan, maraknya aksi geng motor di wilayahnya disebabkan kurangnya ruang ekspresi anak-anak dan remaja.
"Ya artinya Pemerintah Kota Depok dalam hal ini, menyadari hal seperti itu," kata Sri seusai mengunjungi anggota geng motor, di Polresta Depok, Jumat (29/12/2017).
Pemkot Depok berencana merealisasikan program-program terkait kegiatan anak dan remaja. Ia mengatakan, Pemkot Depok berencana menambah alun-alun dan ruang terbuka ramah anak. Dengan demikian, aksi kekerasan akibat geng motor atau komunitas lainnya dapat diminimalisasi.
"Supaya diketahui Depok mau mengarah ke kota layak anak," ujarnya.
Baca juga: Sebelum Jarah Toko Pakaian, Geng Motor di Depok Berencana Tawuran
"Sikap pemerintah daerah, kepolisian, dan TNI menanggapi permasalahan ini dengan secepat mungkin. Inilah yang disebut tindakan yang cepat yang harus kami tangani," kata Sri.
Baca juga: Polisi Tangkap 3 Anggota Geng Motor yang Jarah Toko Pakaian di Depok
Sebelumnya diberitakan, video aksi penjarahan geng motor viral di media sosial. Dalam video berdurasi 1 menit 27 detik itu, terlihat seorang penjaga toko tengah menyusun pakaian.
Beberapa saat kemudian, puluhan orang dengan menggunakan sepeda motor mendatangi toko itu dan menjarah barang-barang yang ada di sana. Usai menjarah barang di toko tersebut, para pelaku yang sebagian membawa senjata tajam itu langsung pergi menggunakan sepeda motornya.
Aksi pencurian tersebut terekam kamera CCTV, dan rekaman video itu dengan cepat menyebar luas di media sosial. Polisi menetapkan 15 anggota geng motor sebagai tersangka kasus pernjarahan toko.