Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Sudirman, Selanjutnya Giliran Kemang...

Kompas.com - 09/04/2019, 06:36 WIB
Nibras Nada Nailufar,
Ana Shofiana Syatiri

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Setelah menata koridor Sudirman-Thamrin, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bakal menata kawasan Kemang. Masyarakat yang selama ini harus membawa kendaraan pribadi atau naik taksi untuk bisa melancong ke Kemang nanti bisa leluasa berjalan kaki.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, kendaraan pribadi tak perlu membuat Kemang macet lagi. Anies memastikan pihaknya akan mempriotitaskan pejalan kaki ketimbang melebarkan jalan untuk kendaraan.

"Jadi Kemang nanti lebar jalannya itu dengan lebar untuk pejalan kaki relatif besar pejalan kakinya," ujar dia pada 1 April 2019.

Anies bahkan mengatakan bakal ada shuttle yang mengelilingi Kemang sehingga pelancong bisa bebas berpindah dari satu tempat ke tempat lain tanpa kerepotan.

Baca juga: Selain Kemang, Kawasan Casablanca Juga Akan Ditata

"Nanti ada rekayasa lalu lintas, kemudian ada shuttle yang berputar terus-menerus sehingga orang tidak harus masuk ke dalam kawasan," kata Anies.

Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Hari Nugroho mengatakan, setelah penataan, kawasan Kemang nantinya hanya bisa dimasuki kendaraan warga yang berstiker. Hanya kendaraan warga dan shuttle bus yang boleh melintas Kemang.

Sebab, meski Jalan Kemang Raya merupakan pusat niaga, masih banyak rumah tinggal di sana.

"Di Kemang banyak warga," ujar Hari ditemui di DPRD DKI Jakarta, Senin (8/4/2019).

Baca juga: Penataan Arus Lalu Lintas di Kemang Akan Diubah

Tanah Betawi jadi kampung internasional

Sebelum berubah menjadi kawasan yang sarat hiburan, Kemang tadinya memang menjadi salah satu permukiman hijau di selatan Jakarta.

Dikutip dari buku Robinhood Betawi: Kisah Betawi Tempo Doeloe (2001) karya Alwi Shihab, pada 1960-an Kemang tak dianggap oleh Pemprov DKI Jakarta. Kemang hanyalah sebuah desa yang merupakan bagian dari Kelurahan Bangka, Jakarta Selatan.

Pada masa Betawi tempo dulu, Kemang merupakan daerah udik yang disebut "Betawi pinggiran". Daerah ini menghasilkan buah-buahan dan jadi pusat peternakan sapi. Namun, lambat laun tanah-tanah Betawi yang hijau dan subur itu disewakan dan dijual untuk tempat tinggal ekspatriat.

Baca juga: Langgar GSB, Pelaksana Proyek Relakan Hotel di Kemang Dibongkar

Willard A Hanna, Direktur Kantor Penerangan AS (USIS) dalam bukunya berjudul Hikayat Jakarta (1988) menulis, "Akhir-akhir ini Kebayoran dikalahkan oleh pembangunan kota-kota satelit baru, yang lebih mewah, seperti Kemang dan Pertamina Village di Kuningan."

Genangan di Jalan Kemang Raya, Jakarta Selatan, tepatnya di depan LPPI, Rabu (7/2/2018) malam. Genangan menyebabkan lalu lintas tersendat.Twitter @TMCPoldaMetro Genangan di Jalan Kemang Raya, Jakarta Selatan, tepatnya di depan LPPI, Rabu (7/2/2018) malam. Genangan menyebabkan lalu lintas tersendat.
Kemang, kata Hanna, setaraf dengan Forbes Park, kota satelit yang paling megah di Manila, Filipina. Di sini, para eksekutif perusahaan-perusahaan asing, badan-badan PBB, dan anggota-anggota misi diplomatik tinggal. Ketika itu, mereka hidup nikmat di tengah kesejukan alam, di daerah persawahan dan kebun buah-buahan.

Dalam bukunya yang lain, Betawi Queen of the East (2004), Alwi Shahab menyebut, sejak masyarakat asing hadir di Kemang, galeri seni rupa, benda antik, kafe, restoran cepat saji, restoran tradisional, dan restoran Barat tumbuh subur.

Baca juga: Anies Sebut Kemang Akan Ditata seperti Sudirman-Thamrin

Ia menulis, "Restoran yang tadinya hanya sebagai tempat makan berkembang menjadi pub yang menyadikan musik hidup. Bangunannya pun amat khas. Jika tidak bergaya mediterania, gedung dibangun dengan arsitektur Bali, Jawa atau Betawi."

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com