Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Vaksinasi Covid-19 di Pasar Tanah Abang Dibubarkan karena Timbulkan Kerumunan

Kompas.com - 24/02/2021, 07:30 WIB
Ihsanuddin,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Vaksinasi Covid-19 secara massal di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (23/2/2021), justru menimbulkan kerumunan yang bisa menjadi sumber penularan Covid-19. Kegiatan yang digelar di lantai 8 dan 12 itu akhirnya dibubarkan.

Kapolsek Metro Tanah Abang Kompol Singgih Hermawan mengatakan, awalnya pedagang yang mengantre di lantai 8 maupun di lantai 12 tertib. Namun, lambat laun antrean memanjang dan berdesak-desakan sehingga menimbulkan kerumunan dan tak berjarak.

"Banyak pedagang datang tidak sesuai jadwal dan menyebabkan antrean tidak sesuai protokol kesehatan," kata Singgih saat ditemui di Lantai 8 Blok A Pasar Tanah Abang, Selasa, seperti dikutip Antara.

Baca juga: Timbulkan Kerumunan, Vaksinasi Covid-19 di Pasar Tanah Abang Dihentikan

Singgih mengemukakan, awalnya pihak kepolisian mengimbau para pedagang untuk menjaga jarak satu sama lain. Namun, imbauan itu tak diindahkan.

Polisi dan Kementerian Kesehatan akhirnya memutuskan menghentikan kegiatan vaksinasi itu. Pada hari sebelumnya, vaksinasi tersebut berlangsung hingga sore hari. Namun, situasi yang tidak kondusif membuat kegiatan vaksinasi harus dihentikan meski masih siang hari.

"Para tenaga kesehatan sudah pulang, sudah sepakat dihentikan. Ini karena para pedagang tidak teratur lagi," ujar Singgih.

Berdasarkan pantauan, meski pelaksanaan vaksinasi untuk sesi siang di Blok A Pasar Tanah Abang dihentikan, masih ada beberapa pedagang yang menunggu dan berharap dapat ikut vaksinasi.

Pedagang kecewa

Salah satu pedagang yang ikut antre bernama Titin (65) mengaku kecewa karena tidak mendapatkan vaksin akibat dihentikannya kegiatan vaksinasi itu. Perempuan yang juga tergolong lanjut usia itu mengaku sudah menunggu sejak pukul 07.00 WIB.

"Saya enggak punya kupon, tapi katanya bisa hanya pakai fotokopi KTP. Saya kemarin juga sudah datang ke lantai 8, tapi disuruh menunggu. Padahal, saya kan lansia, harusnya diprioritaskan," ujar Titin.

Sementara itu, Widi (24), pedagang pakaian di Blok A Pasar Tanah Abang, merasa diberikan harapan palsu oleh petugas. Widi mengaku telah mengikuti pendaftaran vaksinasi Covid-19 sejak Jumat pekan lalu.

Baca juga: Vaksinasi Covid-19 di Pasar Tanah Abang Timbulkan Kerumunan, Ini Penyebabnya

Ia lalu diminta petugas untuk datang pada Senin dua hari lalu ke Lantai 8 Blok A Pasar Tanah Abang guna mengikuti vaksinasi Covid-19.

"Nah, pas Senin saya datang ternyata petugas minta saya datang lagi hari Selasa. Sekarang saya datang lagi, tapi katanya diundur buat besok," ujar Widi dikutip dari Tribun Jakarta.

Miskomunikasi

Penanggung Jawab Pelaksana Vaksinasi Covid-19 di Pasar Tanah Abang dari Kementerian Kesehatan Siti Nur Halimah mengungkapkan, kerumunan tersebut disebabkan pedagang yang belum terdaftar dan memiliki kupon memaksa ingin divaksinasi.

"Kami kan hari ini sediakan kupon 3.000 sebenarnya, nah tapi yang enggak punya kupon juga datang sehingga sulit diatur," kata Siti.

Siti menilai terjadinya penumpukan pedagang yang ngotot divaksin hari ini karena miskomunikasi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com