Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Covid-19 seperti Sudah Tak Ada", Bagaimana Data di Jakarta?

Kompas.com - 01/11/2021, 13:15 WIB
Vitorio Mantalean,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Jalanan di Jakarta kembali ramai dan macet. Orang-orang sudah mulai beraktivitas normal. Kegiatan ekonomi bergairah lagi.

Sebagian kalangan menjuluki keadaan saat ini "seperti sudah tidak ada Covid-19 lagi". Namun, benarkah anggapan tersebut?

Kasus Covid-19 di DKI Jakarta memang terus melandai dan terus menunjukkan tren menurun.

Hal itu diakui oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria yang mengaku bersyukur atas tren belakangan ini.

Baca juga: Update 30 Oktober: 96 Kasus Baru Covid-19 di Jakarta

"Alhamdulillah kasus Covid-19 di DKI terus menurun, masyarakat juga semakin taat terhadap protokol kesehatan," kata Riza melalui keterangan tertulis kepada wartawan, Senin (1/11/2021).

Dalam data yang dihimpun Kompas.com, kasus aktif/jumlah pasien Covid-19 di DKI Jakarta tersisa hanya 0,1 persen dari semua kasus konfirmasi Covid-19 yang dilaporkan.

Bahkan, sejak 26 Oktober 2021, jumlah kasus aktif Covid-19 di Jakarta telah di bawah 1.000 pasien. Data terbaru per hari ini menyebutkan, jumlah kasus aktif di Ibu Kota tersisa 924 pasien.

Apakah karena jumlah tes menurun?

Sepekan terakhir, masih ada 80-150 pasien Covid-19 baru yang ditemukan di Jakarta. Jumlah itu terkesan banyak, tetapi terbilang sedikit jika dibandingkan dengan jumlah tes PCR di Ibu Kota yang jauh di atas target WHO, yaitu 15-16 kali lipatnya.

Sepekan terakhir, ada 166.312 orang (bukan spesimen) yang dites PCR di DKI Jakarta, meskipun WHO menargetkan hanya 10.645.

Dengan jumlah ini, DKI Jakarta juga konsisten menyumbang porsi mayoritas (35-50 persen) dalam keseluruhan tes PCR se-Indonesia setiap harinya.

Alhasil, meskipun ada 80-150 kasus baru Covid-19 setiap harinya di Jakarta, jumlah itu hanya sekitar 0,4 persen dari jumlah tes PCR yang dilakukan setiap hari.

Seandainya jumlah tes PCR di Jakarta dikurangi hingga selevel dengan target WHO 10.645 orang per pekan, berdasarkan hitungan kasar, hanya ada 5-6 kasus baru Covid-19 di Jakarta setiap harinya.

Tetap waspada gelombang ketiga

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan, gelombang ketiga Covid-19 pasti melanda Indonesia.

Menurut berbagai studi terkait, Nadia mengatakan, virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 memiliki sifat yang bisa menimbulkan gelombang epidemi berkali-kali sehingga lonjakan infeksinya tidak cukup dengan satu gelombang.

Hal ini berkaca dari gelombang ketiga Covid-19 yang terjadi di negara dengan cakupan vaksinasi tinggi, seperti di beberapa negara Eropa salah satunya Inggris, serta Amerika Serikat.

Baca juga: Pandemi Covid-19 Jakarta Semakin Membaik...

"Gelombang ketiga itu niscaya pasti terjadi karena banyak negara yang saat ini sudah mengalami gelombang ketiga, di mana mereka memiliki cakupan vaksinasi yang tinggi, juga memiliki tingkat prokes yang sudah baik," ungkap Nadia dalam webinar VivaTalk, Kamis dua pekan lalu.

Gelombang ketiga ini diprediksi terjadi setelah Natal 2021 dan Tahun Baru 2022. Sebab, pada peringatan tersebut, mobilitas masyarakat meningkat.

"Setiap ada peningkatan pergerakkan atau mobilitas, itu selalu terjadi peningkatan kasus Covid-19," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com