Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan SMK Swasta di Serpong Belum Bayar Gaji Mantan Guru Honorer: Pemasukan Bulanan Kurang

Kompas.com - 29/07/2022, 11:46 WIB
Annisa Ramadani Siregar,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Kepala Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) swasta di Serpong, Tangerang Selatan, Dodi, memberikan penjelasan terkait alasan sekolah belum bisa melunasi gaji sejumlah mantan guru honorer.

Menurut dia, pemasukan rutin sekolah belum cukup untuk membayarnya. Adapun pemasukan bulanan sekolah berasal dari bayaran SPP rutin siswa.

Baca juga: Gaji Mantan Guru Honorer SMK di Serpong Belum Dibayar, Kepala Sekolah Janji Melunasi

Saat ini, SPP di sekolah swasta itu sebesar Rp 250.000 per bulan, sementara total siswa sebanyak 53 orang.

Sehingga nominal pemasukan sekolah setiap bulannya hanya berkisar Rp 13.250.000.

Jumlah itu tidak sebanding dengan pengeluaran sekolah untuk membayar gaji guru dan operasional lainnya.

Tenaga pengajar dan jumlah pengurus di sekolah swasta itu kini sekitar 20 orang. Sedangkan total gaji yang harus dibayarkan setiap bulan kepada mereka berkisar Rp 20 juta.

"Kalau bayarin mereka (mantan guru honorer) langsung Rp 5 juta sampai Rp 10 juta, tidak akan bisa membayar gaji guru lainnya. Akhirnya dipecah, tolong kasih waktu untuk bayar itu," ujar Dodi kepada Kompas.com, Kamis (28/7/2022).

Baca juga: Kami Selesai Bertugas Jadi Guru Honorer SMK di Serpong Setahun Lalu, tapi Gaji Belum Dibayar...

Dodi menuturkan, mayoritas orangtua siswa di sekolah itu berasal dari kalangan menengah ke bawah. 

Hanya 50 persen siswa yang lancar membayar iuran bulanan, sisanya banyak yang menunggak.

Ia menjelaskan, kondisi itu diawali dengan parahnya situasi perekonomian orangtua siswa yang terdampak Covid-19 pada awal 2020 lalu.

"Mei 2020 saya baru dua bulan menjabat saat itu keuangan sekolah goyang. Bahkan hampir 90 persen orang tua siswa yang menunggak bayar SPP," kata Dodi.

Semenjak itu, beberapa guru terpaksa dibayarkan gajinya dengan dicicil. Sementara, sisanya ada sekitar enam orang yang mengajukan resign.

Baca juga: Pemilik Pet Shop di Serpong Minta Maaf dan Bersedia Bayarkan Ganti Rugi ke Pemilik Anjing yang Mati

"Dia (yang resign) minta kepastian sekolah, sedangkan kami yang kerja di sini saja enggak tahu kapan dilunasi tunggakannya," kata Dodi.

"Gaji saya saja sebagai kepala sekolah masih ada yang belum dicicil sama sekali selama lima bulan sejak Mei 2020 lalu," lanjut dia.

Karena itu, Dodi meminta maaf dan berjanji akan melunasi gaji mereka meski dengan cara menyicil.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Megapolitan
Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Megapolitan
Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Megapolitan
Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Megapolitan
Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Megapolitan
Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Megapolitan
Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Megapolitan
Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Megapolitan
PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

Megapolitan
Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Megapolitan
Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Megapolitan
Dituduh Punya Senjata Api Ilegal, Warga Sumut Melapor ke Komnas HAM

Dituduh Punya Senjata Api Ilegal, Warga Sumut Melapor ke Komnas HAM

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Gratiskan Biaya Ubah Domisili Kendaraan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Pemprov DKI Bakal Gratiskan Biaya Ubah Domisili Kendaraan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com