Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Sindir Pejabat Pemprov DKI Asik Tonton Konser Dewa 19, tapi Tak Peduli Nasib Korban Penggusuran JIS

Kompas.com - 20/02/2023, 18:39 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah warga Kampung Bayam, Jakarta Utara, yang menjadi korban penggusuran proyek Jakarta International Stadium (JIS) melakukan aksi unjuk rasa di depan Gedung Balai Kota DKI, Gambir, Senin (20/2/2023).

Warga menuntut agar Kampung Susun Bayam (KSB), yang akan menjadi tempat tinggal baru mereka, segera dihuni.

Dalam demo itu, salah satu warga menyindir sikap pejabat Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta yang tak memperhatikan nasib warga, tapi asyik menonton konser band Dewa 19 di JIS pada 4 Februari 2023.

"Kemarin ada konser Dewa, banyak pejabat Pemprov (DKI Jakarta) datang, kami di pinggir tidak ditegur," ujar Sherly dari Persaudaraan Warga Kampung Bayam (PWKB), Senin.

Baca juga: Alasan Kampung Susun Bayam Tak Kunjung Dihuni, Jakpro Belum Punya Legalitas Sewakan Hunian

Sherly menilai, pejabat Pemprov DKI Jakarta yang hadir menyaksikan konser Dewa 19 seolah tak memedulikan nasib warga, yang sampai saat ini belum mendapat tempat tinggal.

"Apa buta matanya tidak melihat kami?" kata Sherly.

Sherly menjelaskan, sampai saat ini masih ada beberapa warga Kampung Bayam yang tinggal di bawah tenda yang didirikan setelah penggusuran untuk proyek JIS.

"Ya makan seadanya, kami masih saweran untuk memenuhi kebutuhan," ujar Sherly.

Setidaknya ada tujuh KK warga Kampung Bayam yang sampai saat ini masih tinggal di tenda berukuran 12x7 meter.

Namun, satu dari tujuh KK itu memiliki lima orang anak. Mereka tidur berimpitan.

Baca juga: Tarif Sewa Kampung Susun Bayam Rp 700.000 Per Bulan, Jakpro: Kami Sudah Kunci, Sesuai Pergub

Sherly mengatakan, selama ini warga Kampung Bayam terus dijanjikan bisa menempati KSB oleh PT Jakarta Propertindo (Jakpro) selaku pengelola rusun tersebut.

Ia menyebutkan, warga mulanya dijanjikan dapat menempati hunian KSB pada 20 November 2022.

"Tapi sampai sekarang tidak satu pun mereka berniat baik untuk kami masuk (KSB). Contoh, (warga Kampung) Akuarium itu kan korban penggusuran, mereka soal biaya itu ditanggung oleh koperasi dan kami juga mohon dikelola juga oleh korperasi," kata Sherly.

"(Kampung) Akuarium tidak gratis, bayar tiap bulan Rp 34.000 dikali beberapa tahun Rp 2 juta sekian gitu satu warga dikali lima tahun," sambung dia.

Baca juga: Demo di Balai Kota, Warga Kampung Bayam Bentangkan Spanduk Besar Berisi Kampung Susun Hak Kami

Sebelumnya, sejumlah warga Kampung Bayam melayangkan surat ke Pemprov DKI Jakarta berisi empat tuntutan terkait KSB pada Senin.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com