Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Ingin Turap Kali Baru Diperbaiki Total, Jangan Cuma Ditinggikan atau Ditambal

Kompas.com - 21/06/2023, 12:44 WIB
Nabilla Ramadhian,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Banyaknya celah retakan pada turap Kali Baru di Jalan Raya Bogor wilayah Kramatjati, Jakarta Timur, menjadi perhatian warga setempat.

Kondisi turap yang melintasi RT 001, 002, 003, 004, 009, dan RT 010 di RW 01 Kelurahan Tengah itu disebut memprihatinkan.

Namun, retakan terparah terjadi di sepanjang turap yang berada dalam kawasan RT 001.

Kondisi turap sering membuat RT 001 terendam banjir hingga 1 meter setiap air Kali Baru meluap akibat mendapat kiriman dari Bogor.

"Kami sebagai pengurus RT maunya turap diperbaiki," ungkap Ketua RT 001/RW 01 bernama O'oh di Kramatjati, Jakarta Timur, Selasa (20/6/2023). 

Baca juga: Warga Minta Turap Kali Baru Segera Diperbaiki: Jangan Tunggu Ada Korban!

Turap sudah ada sejak 1978 saat O'oh pertama kali pindah ke RT 001.

Kondisinya lambat laun semakin memburuk, dengan kebocoran pertama terlihat pada tahun 2000-an.

Sekitar tahun 2019, kondisi retakan pada turap semakin parah. Permukiman warga semakin sering terkena banjir imbas luapan Kali Baru karena kiriman air dari Bogor.

Hal ini membuat warga setempat waspada. Mereka khawatir, retakan kecil yang ada akan semakin parah dan berujung pada jebolnya turap.

O'oh mengatakan, turap sempat ditinggikan dengan harapan air kali tidak meluap ke permukiman warga setiap ada kiriman dari Bogor.

Namun, sejak retakan pada turap semakin besar, permukiman dilanda banjir karena air mengalami rembes.

"Air kali sejajar saja sama permukaan jalanan, langsung rembes ke perumahan karena celah," jelas O'oh.

"Anggapan kami, turap ditinggikan bakalan aman. Ternyata masih kurang aman. Kurang amannya sebenarnya karena bocornya," sambung dia.

Selama ini, penambalan telah dilakukan secara swadaya. Ada pula bantuan dari Sudin SDA Jakarta Timur melalui kecamatan dan kelurahan.

Baca juga: Turap Kali Baru Jaktim Sudah Bocor, Tinggal Tunggu Jebol Saja...

Namun, perbaikan dirasa kurang maksimal karena tambalan hanya menggunakan semen dan pasir. Mereka hanya bertahan sekitar satu bulan.

Terkait pembetulan turap, O'oh dan warga setempat berharap agar turap tidak hanya ditinggikan.

Mereka juga ingin celah-celah pada turap yang melintasi RW 01 ditambal dengan material yang memadai.

"Kalau mau ditinggikan, ya juga dibenerin bocornya. Kalau dibenerin bocornya, tapi enggak dibenerin tingginya, itu juga sama saja," jelas O'oh.

"Yang dikhawatirkan yang bolong-bolong. Peninggian dan penambalan turap harus sejalan. Kami minta tolong secepatnya, takut keburu musim hujan," sambung dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pastikan Kesehatan Pantarlih Pilkada 2024, KPU DKI Kerja Sama dengan Dinas Kesehatan

Pastikan Kesehatan Pantarlih Pilkada 2024, KPU DKI Kerja Sama dengan Dinas Kesehatan

Megapolitan
Usai Dilantik, Pantarlih Bakal Cek Kecocokan Data Pemilih dengan Dokumen Kependudukan

Usai Dilantik, Pantarlih Bakal Cek Kecocokan Data Pemilih dengan Dokumen Kependudukan

Megapolitan
Pedagang Perabot di Duren Sawit Sempat Melawan Saat Putrinya Hendak Membunuh, tapi Gagal

Pedagang Perabot di Duren Sawit Sempat Melawan Saat Putrinya Hendak Membunuh, tapi Gagal

Megapolitan
Kesal karena Susah Temukan Alamat, Ojol Tendang Motor Seorang Wanita di Depok

Kesal karena Susah Temukan Alamat, Ojol Tendang Motor Seorang Wanita di Depok

Megapolitan
Pemeran Tuyul yang Dibakar Joki Tong Setan di Pasar Malam Jaktim Alami Luka Bakar 40 Persen

Pemeran Tuyul yang Dibakar Joki Tong Setan di Pasar Malam Jaktim Alami Luka Bakar 40 Persen

Megapolitan
Ayah Dibunuh Putri Kandung di Duren Sawit Jaktim, Jasadnya Ditemukan Karyawan Toko

Ayah Dibunuh Putri Kandung di Duren Sawit Jaktim, Jasadnya Ditemukan Karyawan Toko

Megapolitan
Kunjungan Warga ke Posyandu Berkurang, Wali Kota Depok Khawatir 'Stunting' Meningkat

Kunjungan Warga ke Posyandu Berkurang, Wali Kota Depok Khawatir "Stunting" Meningkat

Megapolitan
Pengelola Istiqlal Imbau Pengunjung yang Pakai Bus Kirim Surat Agar Tak Kena Tarif Parkir Liar

Pengelola Istiqlal Imbau Pengunjung yang Pakai Bus Kirim Surat Agar Tak Kena Tarif Parkir Liar

Megapolitan
Jalan di Depan KPU Jakut Ditutup Imbas Rekapitulasi Ulang Pileg, Warga Keluhkan Tak Ada Sosialisasi

Jalan di Depan KPU Jakut Ditutup Imbas Rekapitulasi Ulang Pileg, Warga Keluhkan Tak Ada Sosialisasi

Megapolitan
Bus Pariwisata Digetok Rp 300.000 untuk Parkir di Depan Masjid Istiqlal, Polisi Selidiki

Bus Pariwisata Digetok Rp 300.000 untuk Parkir di Depan Masjid Istiqlal, Polisi Selidiki

Megapolitan
RSJ Marzoeki Mahdi Bogor Buka Pelayanan untuk Pecandu Judi Online

RSJ Marzoeki Mahdi Bogor Buka Pelayanan untuk Pecandu Judi Online

Megapolitan
Motif Anak Bunuh Ayah di Duren Sawit: Sakit Hati Dituduh Mencuri hingga Dikatai Anak Haram

Motif Anak Bunuh Ayah di Duren Sawit: Sakit Hati Dituduh Mencuri hingga Dikatai Anak Haram

Megapolitan
Fahira Idris: Bidan Adalah Garda Terdepan Penanggulangan Stunting

Fahira Idris: Bidan Adalah Garda Terdepan Penanggulangan Stunting

Megapolitan
Jaksa Minta Hakim Tolak Pembelaan Panca Pembunuh Empat Anak Kandung di Jagakarsa

Jaksa Minta Hakim Tolak Pembelaan Panca Pembunuh Empat Anak Kandung di Jagakarsa

Megapolitan
Pembunuh Pedagang Perabot di Duren Sawit Ternyata Anak Kandung Korban

Pembunuh Pedagang Perabot di Duren Sawit Ternyata Anak Kandung Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com