JAKARTA, KOMPAS.com - Jakarta menyimpan cerita bagi kaum urban yang ingin memperbaiki nasib dan mendapatkan kehidupan lebih baik. Kisah tentang Ibu Kota pun tak melulu soal kemegahannya.
Di balik itu semua, ada cerita mereka yang harus pontang-panting mengais rezeki demi mengisi perut. Bahkan, sebagian dari mereka rela tidur di mana saja asalkan bisa bertahan hidup.
Kasmini (54), misalnya, yang memilih tinggal di permukiman liar kolong Jalan Tol Jalan Tol Cawang-Tomang-Pluit Kilometer 17, Jelambar Baru, Jakarta Barat karena tak mampu membayar kontrakan.
"Karena saya enggak mampu bayar. Apalagi anak saya sekolah, saya enggak mampu bayar kontrakan," kata Kasmini saat ditemui Kompas.com di kolong Jalan Tol Cawang-Tomang-Pluit, Rabu (12/7/2023).
Baca juga: Kegelisahan Warga Kolong Tol Cawang-Pluit jika Direlokasi ke Rusunawa, Takut Tak Bisa Bayar Sewa
Meski pengap dan tinggal di rumah tak laik huni, dia bersama sang suami menahan ketidaknyamanan itu demi sesuap nasi.
Kasmini yang tengah duduk di kursi kayu sesekali menatap jalanan di hadapannya. Ia mengingat kembali saat pertama kali merantau ke Jakarta. Sekitar tahun 2001, dia datang lalu menikah dengan sang suami.
Selama itu, Kasmini berpindah-pindah tempat tinggal hingga akhirnya menghuni permukiman di kolong jalan tol sejak empat bulan lalu.
"Enggak (bayar sewa di kolong tol), namanya orang enggak punya duit. Dari mana, kalau utang kan enggak bisa bayar," jelas Kasmini.
Dalam satu bulan, Kasmini hanya perlu membayar Rp 50.000 sebagai uang kebersihan. Di permukiman liar itu, warga mendapat akses air dari sumur dan listrik.
Baca juga: Tolak Pindah ke Rusun, Warga Kolong Tol: Suami Saya Cari Makan dari Mana?
"Kalau saya kayaknya belum (dapat bantuan pemerintah), anak saya dari SD dapat. Terus kayaknya dari SMP sampai SMA enggak," tuturnya.
Kasmini sendiri belum mengetahui rencana Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI yang bakal merelokasi warga. Namun, bila hal itu terjadi, dia khawatir akan kesulitan mencari uang.
“Kalau seandainya kami dipindahkan, terus suami saya nyari makannya dari mana?,” ungkap Kasmini.
Warga Purwodadi, Jawa Tengah ini berujar, suaminya bekerja sebagai kuli panggul di pasar kawasan Jelambar. Lokasi pasar tersebut berada tak jauh dari hunian mereka di kolong jalan tol.
Suami Kasmini juga mencari pundi-pundi rupiah dengan menjual kembali barang rongsokan, dan bekas kemasan minuman.
Baca juga: Sudah Didata, Warga Kolong Tol Cawang-Pluit Tak Tahu Akan Direlokasi ke Rusunawa
Sementara itu, rusun yang disiapkan untuk warga kolong tol hingga kini belum diketahui dan boleh jadi berjarak cukup jauh dari pasar kawasan Jelambar.