JAKARTA, KOMPAS.com - DKI Jakarta kembali duduk di peringkat satu dunia untuk kualitas udara terburuk di kota-kota besar pada Sabtu (2/9/2023).
Berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir pada 08.05 WIB, indeks kualitas udara (AQI) di Jakarta menyentuh angka 177.
Konsentrasi polutan tertinggi dalam udara DKI Jakarta hari ini PM 2.5, dengan nilai konsentrasi 105,6 mikrogram per meter kubik (µg/m³ ).
Konsentrasi polutan tersebut 21,1 kali lebih besar dari nilai panduan kualitas udara tahunan World Health Organization (WHO).
Baca juga: Alarm Itu Sudah Dibunyikan Green Religion Sejak 12 Tahun Lalu
Sementara itu, cuaca di Jakarta pada pagi ini berkabut dengan suhu 28 derajat celsius, kelembapan 65 persen, gerak angin 7,4 km/h, dan tekanan 1013 milibar.
Adapun angka kualitas udara di Jakarta didapat dari 24 kontributor dan 6 sumber data yakni dari PurpleAir, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), AirNow, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan Kedutaan Besar Amerika.
Situs IQAir merekomendasikan masyarakat untuk mengenakan masker, menghidupkan penyaring udara, menutup jendela, dan hindari aktivitas luar ruangan agar terhindar dari udara luar yang kotor.
Baca juga: Akhirnya Polda Metro Mulai Tilang Pengendara yang Tak Lolos Uji Emisi...
Adapun kota yang menduduki posisi kedua udara buruk di dunia pagi ini yakni Kuala Lumpur, Malaysia, dengan indeks di angka 156.
Sedangkan posisi ketiga yakni Kota Dubai, Uni Emirat Arab, yang juga memiliki indeks kualitas udara yang sama dengan Malaysia yakni 156.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.