Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Difabel Menjadi Pengemis karena Kurangnya Akses dan Dukungan"

Kompas.com - 13/09/2023, 10:31 WIB
Wasti Samaria Simangunsong ,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Keterbatasan yang dimiliki Achmad Budi Santoso (33) tak lantas menghentikan tekadnya untuk menjadi aparatur sipil negara (ASN) di Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.

Menurut Budi, tak semua penyandang disabilitas beruntung dari segi akses pendidikan dan motivasi seperti dirinya. Sehingga beberapa di antara mereka akhirnya menjalani hidup sebagai pengemis.

"Kalau posisi dia seperti itu mungkin karena akses baik pelatihan kerja dia belum bisa mengakses," ujar pria asal Sidoarjo ini dalam wawancara khusus bersama Kompas.com, Agustus lalu.

Baca juga: Pesan ASN Disabilitas kepada Masyarakat: Perlakukan Kami Setara dengan Manusia Normal

"Mungkin keluarga dia dukungannya kurang kuat dan juga teman-teman nya belum merangkul dia. Sehingga dia tidak ada bantuan, tidak ada motivasi dari orang lain sehingga kerjaan apa lagi yang bisa dia lakukan," imbuhnya.

Berbagai faktor itu, lanjut Budi, bisa membuat seorang difabel mengambil keputusan tersebut. Ditambah lagi seorang difabel mungkin melihat penyandang disabilitas lainnya sedang mengemis.

"Akhirnya mungkin dia beranggapan karena dirinya disabilitas, kemudian melihat disabilitas ada yang pengemis akhirnya ya meniru juga," lanjut dia.

Baca juga: ASN Disabilitas Achmad Budi Aktif Suarakan Hak-hak Difabel di Fasilitas Publik

Budi berharap, teman-teman difabel yang saat ini masih mengemis, bisa mendapat sumber rezeki lain yang lebih layak. Disertai dukungan dari lingkungan sekitarnya.

"Saya merasa, saya belum bisa membantu dia. Kalau saya melihat mereka-mereka pasti saya doakan semoga teman-teman disabilitas yang masih menjadi pengemis saya doakan lingkungannya mendukung. Karena saya belum bisa membantu langsung, saya doakan semoga Tuhan memberikan rezeki di tempat yang lebih baik tanpa harus mengemis," ucap dia.

Baca juga: ASN Penyandang Disabilitas: Bapak Selalu Kasih Semangat, Kalau Berpendidikan Pasti Bisa Kerja

Untuk itu, sebagai ASN disabilitas, Budi pun ikut vokal menyuarakan hak-hak para penyandang disabilitas seperti dirinya.

Ia ingin teman-teman disabilitas lain mendapat perlakuan yang setara di tengah peran kehidupan sosial.

"Supaya akses terhadap penyandang disabilitas ada toilet khusus penyandang disabilitas, harus ada monitor yang bisa memperlihatkan ketika antre itu penyandang disabilitas tuli bisa melihat (tahu) 'oh ini nomor antrean saya sebentar lagi', dan terkait akomodasi juga bagi penyandang disabilitas di pendidikan," ujar Budi.

Baca juga: Pesan Budi, ASN Disabilitas kepada Anaknya: Kondisi Ini Bukan Penghalang

Saat ini pun, Budi sedang berupaya agar konsesi dan insentif bagi para penyandang disabilitas di Indonesia bisa terwujud.

"Juga menyuarakan supaya konsesi dan insentif terhadap penyandang disabilitas ini bisa terwujud," kata dia.

Dengan begitu, ia berharap ke depan, rekan-rekannya penyandang disabilitas bisa berpartisipasi aktif dalam berbagai jenis kegiatan masyarakat pada umumnya.

"Ajaklah teman-teman penyandang disabilitas untuk berpartisipasi dalam segala aktivitas karena teman-teman penyandang disabilitas adalah bagian dari penyandang masyarakat," tutur Budi berpesan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPU DKI Bakal 'Jemput Bola' untuk Tutupi Kekurangan Anggota PPS di Pilkada 2024

KPU DKI Bakal "Jemput Bola" untuk Tutupi Kekurangan Anggota PPS di Pilkada 2024

Megapolitan
Sudirman Said Bakal Maju Jadi Cagub Independen Pilkada DKI, Berpasangan dengan Abdullah Mansuri

Sudirman Said Bakal Maju Jadi Cagub Independen Pilkada DKI, Berpasangan dengan Abdullah Mansuri

Megapolitan
Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Sempat Masuk ke Rumah Korban

Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Sempat Masuk ke Rumah Korban

Megapolitan
Kondisi Terkini TKP Pengendara Motor Tewas Ditabrak Angkot, Lalu Lintas Berjalan Normal

Kondisi Terkini TKP Pengendara Motor Tewas Ditabrak Angkot, Lalu Lintas Berjalan Normal

Megapolitan
KPU DKI Jakarta Terima Konsultasi 3 Bacagub Jalur Independen, Siapa Saja?

KPU DKI Jakarta Terima Konsultasi 3 Bacagub Jalur Independen, Siapa Saja?

Megapolitan
Bakal Maju di Pilkada Depok, Imam Budi Hartono Klaim Punya Elektabilitas Besar

Bakal Maju di Pilkada Depok, Imam Budi Hartono Klaim Punya Elektabilitas Besar

Megapolitan
Seorang Pria Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar

Seorang Pria Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar

Megapolitan
74 Kelurahan di Jakarta Masih Kekurangan Anggota PPS untuk Pilkada 2024

74 Kelurahan di Jakarta Masih Kekurangan Anggota PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Denda Rp 500.000 Untuk Pembuang Sampah di TPS Lokbin Pasar Minggu Belum Diterapkan

Denda Rp 500.000 Untuk Pembuang Sampah di TPS Lokbin Pasar Minggu Belum Diterapkan

Megapolitan
Warga Boleh Buang Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu pada Pagi Hari, Petugas Bakal Lakukan 'OTT'

Warga Boleh Buang Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu pada Pagi Hari, Petugas Bakal Lakukan "OTT"

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Megapolitan
Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Megapolitan
Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Megapolitan
Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com