JAKARTA, KOMPAS.com - Pak Wi (70) mengakui, dalam 39 tahun perjalannya menjadi tenaga didik berstatus aparatur sipil negara di DKI Jakarta, masih ada ketimpangan yang begitu kentara antar sesama guru di Tanah Air.
Menurut pria bernama lengkap Wiyono Broto Soekarno ini, kondisi guru di DKI Jakarta jauh lebih layak dari segi manapun, termasuk soal gaji, tunjangan, kemudahan akses, hingga fasilitas pendukung lainnya.
"Kepada guru-guru terutama di DKI itu boleh dibilang kondisinya membuat daerah lain pada iri, karena di DKI ini fasilitas dan kesejahteraannya jauh lebih bagus daripada guru di daerah," ujar dia saat berbincang dengan Kompas.com melalui sambungan telepon, Jumat (24/11/2023) lalu.
Baca juga: 1 Guru dan 2 Tenaga Pendidik Kabupaten HST Terima Penghargaan dari Presiden Joko Widodo
Ia mencontohkan soal besaran tunjangan kinerja daerah (TKD) guru di Jakarta yang berbeda angkanya dengan guru di daerah.
"Sementara di daerah, kalau dulu ada tunjangan TKD, kalau di DKI terutama yang sudah PNS kan cukup besar, sementara di daerah itu ya Allah sedikit sekali, dan itupun belum tentu tiap bulan ada," ujar Wiyono.
Selain itu, dari segi infrastruktur, banyak daerah, khususnya area perbatasan yang kondisinya mengkhawatirkan.
"Pernah juga saya monitoring ke pedalaman di daerah Sanggau, yang perbatasan Malaysia, ya Allah, begitulah kondisinya, sangat timpang walaupun sama-sama PNS," ujar dia.
Untuk itu, Wiyono berharap kesejahteraan para tenaga didik kian menjadi perhatian khusus bagi pemerintah pusat.
Baca juga: Cerita Pak Wi jadi Guru Sejak 1981: Gaji Pertama Rp 2.400 hingga Beli Vespa
Dengan demikian, semua pengajar bisa menikmati kehidupan yang layak secara merata.
"Mudah-mudahan pusat juga memikirkan para guru di daerah. Karena kalau di DKI walaupun honor, insya Allah fasilitas misalkan mau ke sekolah juga gampang tidak ada kesulitan," kata dia.
"Tapi kalau di daerah itu, saya pernah waktu di Bombana (Sulawesi Tenggara) lihat ada anak SD sedang jalan sendirian, kemudian kira-kira tiga kilometer lagi baru ada sekolahnya," tutur dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.