Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bongkar Pasang Trotoar Margonda Tunjukkan Ketidakmatangan Perencanaan Pemkot Depok

Kompas.com - 28/11/2023, 09:29 WIB
Wasti Samaria Simangunsong ,
Jessi Carina

Tim Redaksi


DEPOK, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Depok menuai kritik terkait pembongkaran trotoar di Jalan Margonda Raya yang dinilai bak membuang-buang anggaran menjelang akhir tahun 2023.

Pasalnya, trotoar yang baru selesai direvitalisasi akhir tahun lalu kembali dibongkar untuk galian saluran air karena kerap mengakibatkan banjir.

Pengamatan Kompas.com, Senin (27/11/2023), pembongkaran ini berlangsung di segmen trotoar depan Kantor Notaris sebelah Ciplaz Ramayana hingga depan Alfamart, dengan panjang pengerjaan sekitar 15 meter.

Baca juga: Kritik untuk Pemkot Depok atas Pembongkaran Trotoar Margonda, Dinilai Tak Punya Rencana Matang dan Buang-buang Anggaran

Terpantau sejak lima hari lalu, trotoar yang sudah dibongkar setengah sisinya itu dibiarkan begitu saja. Tidak tampak pekerja atau kontraktor yang melanjutkan pengerjaan di lokasi.

Dibongkar karena masih sebabkan banjir

Terkait pembongkaran trotoar di Jalan Margonda Raya, Depok, Kepala Dinas PUPR Depok Citra Indah Yulianty berujar, proyek itu dilakukan untuk mengatasi banjir yang kerap terjadi di lokasi.

"Karena banjir, jadi kita cari penyebabnya. Ternyata airnya enggak masuk ke Kali Malela yang di belakang. Sekarang dibuatlah solusinya," kata Kepala Dinas PUPR Depok Citra Indah Yulianty saat dikonfirmasi, Kamis (23/11/2023).

Setelah mencari penyebab banjir tersebut, kata Citra, akhirnya ditemukanlah solusi memindahkan kabel di depan Kantor Notaris.

Baca juga: Trotoar Margonda Dibongkar Lagi, Warga Depok: Cepat Benerin agar Tak Banjir

"Sudah kita cek semua dari hulu ke hilir. Sampai depan ITC, terminal. Semua kita cek, dan solusinya di situ. Alhamdulillah (airnya) sudah masuk, tinggal yang depan notaris," ujar Citra.

Perencanaan tidak matang

Menanggapi ini, pengamat tata kota Yayat Supriatna menilai pembongkaran trotoar di Jalan Margonda Raya menunjukkan ketidakmatangan Pemkot Depok dalam membuat perencanaan tata ruang air sejak awal.

Sebab, kata dia, ketidaktahuan kontraktor akan masalah tata ruang air membuat banjir kerap terjadi.

Meskipun trotoar dan sistem drainase telah diperbaiki, bila tidak ada pemetaan masalah daya tampung air, akan tetap terulang kembali.

Baca juga: Bongkar Trotoar di Margonda, Pemkot Depok Dinilai Buang-buang Anggaran

"Dari sisi kualitas teknis apakah perencanaan trotoar itu sejak awal betul-betul direncanakan secara matang atau tidak? Jangan-jangan kesalahannya itu adalah tidak memetakan (sumber daya air), atau kontraktornya tidak paham, sekadar jadi," kata Yayat.

Menurut Yayat, terkadang kontraktor tidak memperhatikan masalah geometrik jalan, masalah pipa air, dan tingkat kemiringan jalan sehingga mengerjakan begitu saja.

Padahal, dalam teknis pengerjaan, keperluan-keperluan ini tidak bisa dikerjakan sendiri, tetapi harus berkoordinasi pula dengan dinas terkait.

"Sebelum pekerjaan itu dilaksanakan, terpetakan tidak masalah potensi air yang berubah aliran, titik air, atau titik genangan yang tidak terpecahkan. Pekerjanya itu bersinergi dengan dinas lain atau lembaga lain tidak?" kata dia.

Baca juga: Masih Ada Banjir, Penyebab Trotoar Margonda Dibongkar Lagi meski Sudah Direvitalisasi

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Megapolitan
Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com