JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengecek harga dan pasokan bahan pokok (bapok) di Pasar Johar Baru, Jakarta Pusat, Senin (4/12/2023) pagi.
Pria yang akrab disapa Zulhas itu tiba pukul 09.31 WIB. Dia mengenakan seragam Kementerian Perdagangan berwarna putih yang dipadukan celana kain hitam.
Sesampainya di lokasi, Zulhas disambut oleh pihak Pasar Jaya. Setelah itu, dia mengunjungi lapak sejumlah pedagang, yakni pedagang beras, telur, cabai, dan ayam.
“Sementara harga daging ayam stabil, telur stabil, daging stabil, beras stabil. Yang agak naik cabai, cabai luar biasa mahalnya,” tutur Zulhas jelang akhir peninjauannya.
Saat meninjau pasar, Zulhas tercengang mendengar harga cabai rawit merah mencapai Rp 120.000 per kilogram (kg). Bahkan, dia sampai bertanya dua kali.
"Yang benar kamu? Rp 120.000 (per kg) mahal sekali ini. Biasanya Rp 100.000, kalau Rp 120.000 mahal banget," kata Zulhas, melongo.
Pedagang cabai bernama Ramdan (31) itu membenarkan. Ramdan menjelaskan, harga tinggi berasal dari Pasar Induk Kemang (TU), Bogor, tempat dia membeli stok cabai.
Selama sepekan terakhir, omzetnya pun menurun drastis. Hal itu membuat Ramdan terpaksa membeli stok lebih sedikit dari biasanya.
“Biasa beli 8-10 kg, sekarang 4-5 kg,” tutur Ramdan kepada wartawan.
Menurut Ramdan, kenaikan harga cabai dipengaruhi faktor cuaca yang sudah memasuki musim hujan. Meski dia merugi, Ramdan memahami kondisi itu.
“Tergantung cuaca. Soalnya kalau musim hujan rentan gagal panen. Karena kan, kalau kehujanan, bunganya pada jatuh. Jadi buahnya sedikit, pemasokannya sedikit,” jelas Ramdan.
Atas kondisi itu, Ramdan berharap harga cabai bisa kembali stabil. “Pengin bisa lebih murah, karena (sekarang) modalnya (butuh) lebih tinggi,” imbuh dia.
Baca juga: Tinjau Pasar Johar Baru Jakarta, Mendag Zulhas: Jelang Nataru, Harga Bapok Stabil
Sementara itu, Zulhas turut berpesan kepada pemerintah daerah (pemda) agar memberikan subsidi ongkos angkut cabai.
“Oleh karena itu, saya coba minta dari pemerinta daerah. Di grosirnya itu bisa ongkos angkutnya ditanggung oleh pemerintah, sehingga dia (harga cabai) bisa turun,” tutur Zulhas.
Zulhas juga berpendapat, tingginya harga cabai bisa memengaruhi tingkat inflasi di Indonesia.