JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak 44 KK yang tinggal di Kampung Susun Bayam (KSB), depan Stadion JIS, Jakarta Utara, kini tengah meratapi nasib yang kian tak pasti.
Kesulitan mengancam mereka dari segala arah; sanitasi yang kurang layak, aliran listrik yang ditutup, ketidakjelasan tempat tinggal, hingga laporan polisi dari pihak Jakpro atau PT Jakarta Propertindo (Perseroda).
Muhammad Fuqron, warga eks Kampung Bayam, salah satunya.
Sebagai Ketua Kelompok Tani Kampung Bayam, Fuqron tetap berupaya menghidupkan harapan warga, selapis demi selapis.
Baca juga: 4 Orang Eks Warga Kampung Bayam Dilaporkan Jakpro atas Dugaan Masuk Perkarangan Tanpa Izin
Untuk permasalahan aliran listrik, misalnya, Fuqron mengajak warga eks Kampung Bayam mengumpulkan uang untuk menghidupkan genset listrik di lingkungan tersebut.
"Aliran listrik dan air masih belum ada akses. Kami mengandalkan genset listrik kecil ini untuk hidupkan listrik. Jadi setiap penghuni patungan untuk beli bensin," ujar saat ditemui di KSB, Rabu (3/1/2024).
"Tiap KK, di sini ada sekitar 55 KK di lantai 2. Kami patungan, pungut Rp 5-10 ribu per KK agar listrik bisa hidup," lanjutnya.
Sementara untuk air bersih, Fuqron dan warga lainnya memanfaatkan salah satu keran untuk siram tanaman yang jaraknya sekitar 100 meter dari KSB.
Baca juga: Mangkir Panggilan Polisi, Eks Warga Kampung Bayam: Kami Minta Situasi Dirapikan, Bukan Diatur
Dari keran tersebut, pipa-pipa ditarik untuk mengaliri air bagi kebutuhan warga setempat.
"Kalau air ini sebenarnya biasa dimatikan. Air taman ini satu jalur. Air untuk siram taman. Alhamdulillah, penemuan ini berkah. Dari satu keran, kami alirkan pakai pipa. Memenuhi sehari-hari, agar kami bisa mandi," ucap Fuqron.
Sebagai anak petani, Muhammad Fuqron menyebut pembangunan proyek tambahan di seputar Kampung Susun Bayam memangkas ruang warga untuk bertani.
Untuk mempertahankannya, warga KSB menanam timun suri dan kacang panjang di taman sekitar rusun.
"Penyemaian tadi yang saya tanam kacang di depan, tadinya bagus. Pokoknya sebelah sini tinggal dirawat. Tapi semenjak dibangun proyek, jadi lebih mengecil," ucap Fuqron.
Baca juga: Masih Bertahan Tinggal di Kampung Susun Bayam meski Tanpa Izin, Warga: Keadaan Sudah Darurat
Fuqron memperkirakan timun suri dan kacang panjang yang mereka tanam bakal panen dalam waktu tiga bulan, tepatnya pada bulan Ramadhan.
"Tanaman-tanaman itu kan panen 3 bulan. Jadi perhitungan kami, bisa panen pada bulan puasa. Bisa dijual buat buka puasa," jelas Fuqron.