Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lapor Pelanggaran Lalu Lintas di Jakarta Melalui Situs Ini

Kompas.com - 14/12/2013, 19:06 WIB
Robertus Belarminus

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya bekerja sama dengan Mark Plus Insight meluncurkan website tertib berlalu lintas dengan nama www.tertiblantas.com. Website ini dibuat dengan tujuan membangun gerakan budaya tertib berlalu lintas di Ibukota. Publik bisa melaporkan peristiwa pelanggaran aturan lalu lintas mengunduh foto atau video ke situs tersebut.

"Website ini dibuat sebagai upaya untuk menumbuhkan rasa tertib berlalulintas pada masyarakat yang dikemas secara gamifikasi," kata Wakil Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Sambodo Purnomo, melalui pesan singkatnya kepada Kompas.com, Sabtu (14/12/2013).

Sambodo mengatakan, semua pengguna jalan bisa menjadikan website tersebut sebagai wadah untuk mencurahkan perhatiannya terkait lalin di Jakarta. Untuk menjadi anggota, cukup masuk mendaftar pada website tersebut dan berpartisipasi melaporkan pelanggaran lalu lintas yang terjadi. "Untuk postingan foto, video atau artikel, wajib orisinil dan asli. Disebutkan juga waktu pengambilan gambar dan lokasinya," ujar Sambodo.

Setelah menerima aduan, polisi akan berkoordinasi dengan kejaksaan dan pengadilan untuk menindak pengendara yang diduga melanggar aturan lalin.

Website ini merupakan program pra-Electronic Law Enfocement (ELE). Sambodo mengatakan, peserta dapat terlibat secara aktif dalam menegakkan aturan lalin. Nantinya, pelapor akan menerima reward berupa poin dan badge levelling setiap mengunduh dugaan pelanggaran lalu lintas.

 "Apabila peserta rajin memposting foto, video maupun artikel dan memperoleh 1.000 maka levelnya dinaikan dari anggota Baru menjadi e-brigadir. Selanjutnya level akan meningkat menjadi e-inspektur, e-komisaris, e-kombes dan e-jendral," ujar Sambodo.\

Selain itu, setiap point juga bisa ditukarkan dengan berbagai tawaran menarik dari gerai kuliner terkemuka. Namun, Sambodo mengatakan hal ini dalam masih tahap pengembangan. Peserta yang ingin bergabung dapat mendaftar di website itu dengan melengkapi identitas diri dengan yang nama asli dan nama alias. Pihak admin website nantinya akan menggunakan nama alias sebagai tampilannya.

"Selanjutnya menyertakan nomer identitas pribadi yang berupa KTP atau SIM yang akan di verifikasi admin," ujar Sambodo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dukung Pembentukan Satgas Judi 'Online', KPAI Anggap Pencegahan Juga Penting

Dukung Pembentukan Satgas Judi "Online", KPAI Anggap Pencegahan Juga Penting

Megapolitan
Cuti Bersama, Ganjil-Genap di Jakarta Ditiadakan Hari Ini

Cuti Bersama, Ganjil-Genap di Jakarta Ditiadakan Hari Ini

Megapolitan
Orangtua Siswa Madrasah di Jaktim Menabung untuk Berkurban di Idul Adha

Orangtua Siswa Madrasah di Jaktim Menabung untuk Berkurban di Idul Adha

Megapolitan
Idham Rela Jual Gitar demi Pentas Teater Pertama Komunitas Seni Asuhannya

Idham Rela Jual Gitar demi Pentas Teater Pertama Komunitas Seni Asuhannya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 18 Juni 2024, dan Besok: Siang Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 18 Juni 2024, dan Besok: Siang Ini Berawan

Megapolitan
'Sebenarnya Banyak Bantuan Pemerintah untuk Dukung Komunitas Seni, tetapi...'

"Sebenarnya Banyak Bantuan Pemerintah untuk Dukung Komunitas Seni, tetapi..."

Megapolitan
Cerita Idham dan Komunitas Lentera Kata, Panggilan Jiwa 'Selami' Dunia Seni

Cerita Idham dan Komunitas Lentera Kata, Panggilan Jiwa "Selami" Dunia Seni

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Anies Membayangkan Rasanya Menjadi Ibrahim Saat Sembelih Sapi Kurban Sendiri | Anies: Lebih Penting 'Ngomongin' Kampung Bayam

[POPULER JABODETABEK] Anies Membayangkan Rasanya Menjadi Ibrahim Saat Sembelih Sapi Kurban Sendiri | Anies: Lebih Penting "Ngomongin" Kampung Bayam

Megapolitan
Asa Pemulung yang Tinggal di Kolong Jembatan, Berharap Uluran Tangan Pemerintah

Asa Pemulung yang Tinggal di Kolong Jembatan, Berharap Uluran Tangan Pemerintah

Megapolitan
Warga Matraman Keluhkan Air Mati Setiap Malam, Berbulan-bulan Tak Ada Perbaikan

Warga Matraman Keluhkan Air Mati Setiap Malam, Berbulan-bulan Tak Ada Perbaikan

Megapolitan
'Ada Pedagang Warkop Kecil di Pinggir Jalan, Bisa Kasih Hewan Kurban ke Sini...'

"Ada Pedagang Warkop Kecil di Pinggir Jalan, Bisa Kasih Hewan Kurban ke Sini..."

Megapolitan
Penghuni Kolong Jembatan Keluhkan Air Sungai Ciliwung Bau Usai Pemotongan Hewan Kurban

Penghuni Kolong Jembatan Keluhkan Air Sungai Ciliwung Bau Usai Pemotongan Hewan Kurban

Megapolitan
Waswasnya Warga yang Tinggal di Kolong Jembatan Jalan Sukabumi pada Musim Hujan...

Waswasnya Warga yang Tinggal di Kolong Jembatan Jalan Sukabumi pada Musim Hujan...

Megapolitan
Jumlah Kambing Kurban di Masjid Sunda Kelapa Menurun, Pengurus: Kualitas yang Utama, Bukan Kuantitas

Jumlah Kambing Kurban di Masjid Sunda Kelapa Menurun, Pengurus: Kualitas yang Utama, Bukan Kuantitas

Megapolitan
Lebaran yang Seperti Hari Biasanya di Kolong Jembatan Jalan Sukabumi

Lebaran yang Seperti Hari Biasanya di Kolong Jembatan Jalan Sukabumi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com