Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/05/2014, 13:38 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menegaskan kepada jajaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) agar tidak menerima sepeser pun uang dari pemenang lelang. Dia menegaskan, PNS Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menjaga kredibilitas dalam proyek-proyek pembangunan di DKI.

"Saya hanya ingin mengingatkan bendahara, pemeriksa barang, semuanyalah, jangan menerima uang sepeser pun dari mereka (pemenang lelang)," ujar Jokowi dalam rapat pengarahan kepada pegawai eselon II dan III di Balaikota, Jakarta Pusat, Jumat (2/5/2014).

Selama ini, lanjut Jokowi, SKPD dan pemenang lelang "kongkalikong" dalam meloloskan sebuah proyek. Uang pelicin pun mengalir dari pemenang lelang kepada sejumlah pejabat SKPD, terutama yang mengurus proyek tersebut. Alhasil, kualitas spesifikasi proyek terkadang jadi korban. Masyarakat umum pun dirugikan.

"Kita ini yang pegang duitnya, punya power. Kok bisa yang atur itu mereka (pemenang lelang). Aturannya mereka itu ikuti aturan kita dan kualitas yang kita mau. Bahaya kalau kebalik," ujarnya.

"Kalau di lapangan jelas kelihatan tidak benar, langsung tegor. Kalau sulit ditegor, langsung coret," tegas Jokowi.

Jokowi mewanti-wanti agar jajaran SKPD yang ingin melakukan pengadaan barang dan jasa cermat dan teliti atas kualitas proyek. Jangan sampai melenceng sedikit pun dari standar yang telah ditetapkan sejak awal. Jokowi tidak mau kasus barang yang sudah dibayarkan ternyata tak sesuai standar kualitas terulang.

Terakhir, Jokowi berpesan agar para SKPD melengkapi syarat permohonan lelang kepada ULP.

Sekadar gambaran, dari total 7.000 item permohonan lelang dengan jumlah 50.000 lebih kegiatan, baru 302 item yang masuk ULP. Parahnya lagi, baru 18 item yang memenuhi syarat dan siap dilaksanakan.

ULP adalah lembaga yang dibentuk Pemprov DKI untuk memperketat proses penganggaran. Dengan ULP, pengadaan barang dan jasa disentralisasi ke satu unit tersebut dan tidak disebar di SKPD seperti sebelumnya. Dengan demikian, proses lelang lebih teliti dan transparan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sudirman Said Sebut Perencanaan Batavia 'Contekan' untuk Bangun Jakarta

Sudirman Said Sebut Perencanaan Batavia 'Contekan' untuk Bangun Jakarta

Megapolitan
Sejumlah Titik dan Gedung di Jakarta Padamkan Lampu Malam Ini, Cek Lokasinya

Sejumlah Titik dan Gedung di Jakarta Padamkan Lampu Malam Ini, Cek Lokasinya

Megapolitan
Mobil Tertimpa Pohon Saat Melintas, Sopir dan Penumpang Syok

Mobil Tertimpa Pohon Saat Melintas, Sopir dan Penumpang Syok

Megapolitan
Pohon 15 Meter di Kuningan Mendadak Tumbang, Timpa Mobil yang Melintas

Pohon 15 Meter di Kuningan Mendadak Tumbang, Timpa Mobil yang Melintas

Megapolitan
Ulah Rombongan Tiga Mobil di Depok, Tak Bayar Makan yang Dipesan gara-gara Miskomunikasi

Ulah Rombongan Tiga Mobil di Depok, Tak Bayar Makan yang Dipesan gara-gara Miskomunikasi

Megapolitan
Cerita Karyawan Warteg yang Kebakaran di Duren Tiga: Sempat Mati Listrik 2 Kali sebelum Api Membesar

Cerita Karyawan Warteg yang Kebakaran di Duren Tiga: Sempat Mati Listrik 2 Kali sebelum Api Membesar

Megapolitan
Komentar Sejarawan usai Lihat Cagar Budaya Gudang Timur Kasteel Batavia...

Komentar Sejarawan usai Lihat Cagar Budaya Gudang Timur Kasteel Batavia...

Megapolitan
Cagar Budaya Gudang Timur Kasteel Batavia Memprihatinkan, Sejarawan Nilai Pemerintah Pilih Kasih

Cagar Budaya Gudang Timur Kasteel Batavia Memprihatinkan, Sejarawan Nilai Pemerintah Pilih Kasih

Megapolitan
Gudang Timur Kasteel Batavia di Kota Tua, Cagar Budaya tapi Kondisinya Tak Terawat

Gudang Timur Kasteel Batavia di Kota Tua, Cagar Budaya tapi Kondisinya Tak Terawat

Megapolitan
Pengendara Motor Tewas Akibat Tabrak Separator Busway di Kebon Jeruk

Pengendara Motor Tewas Akibat Tabrak Separator Busway di Kebon Jeruk

Megapolitan
Ahmed Zaki Sebut Ridwan Kamil Masih Dipertimbangkan Maju di Jawa Barat

Ahmed Zaki Sebut Ridwan Kamil Masih Dipertimbangkan Maju di Jawa Barat

Megapolitan
Polisi Sebut Penipu Modus “Like-Subscribe” di Youtube Tak Gunakan Data Korban untuk Buka Rekening

Polisi Sebut Penipu Modus “Like-Subscribe” di Youtube Tak Gunakan Data Korban untuk Buka Rekening

Megapolitan
Kasus Penculikan Balita 4 Tahun di Johar Baru Selesai Secara Kekeluargaan

Kasus Penculikan Balita 4 Tahun di Johar Baru Selesai Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Berpotensi Lawan Anies di Pilkada Jakarta, Sudirman Said: Bukan Hal Luar Biasa

Berpotensi Lawan Anies di Pilkada Jakarta, Sudirman Said: Bukan Hal Luar Biasa

Megapolitan
Singgung Kejatuhan VOC karena Korupsi, Sudirman Said: Sejarah Ternyata Berulang

Singgung Kejatuhan VOC karena Korupsi, Sudirman Said: Sejarah Ternyata Berulang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com