Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Tidak Khawatir Hadapi Rintangan Jelang Pilkada DKI

Kompas.com - 16/03/2016, 08:31 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Komisi II DPR RI berwacana merevisi Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Wali Kota, yakni mengubah syarat bagi calon independen menjadi 10-15 persen atau yang kedua 15-20 persen dari daftar pemilih tetap (DPT).

Sebelumnya, pasca-putusan Mahkamah Konstitusi (MK), syarat untuk menjadi calon independen adalah 6,5-10 persen dari jumlah DPT pemilu sebelumnya. Hal ini dianggap tidak seimbang dengan beratnya syarat calon yang diusung partai politik, yakni mendapatkan minimal 20 persen kursi di DPRD.

Menariknya, wacana ini mencuat ketika Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menegaskan akan maju melalui jalur independen dalam Pilkada DKI Jakarta 2017. Ia akan maju melalui dukungan relawan pendukungnya, Teman Ahok.

Adanya wacana ini, Basuki mengaku tidak khawatir. Bahkan, ia tetap optimistis pendukungnya dapat mengumpulkan satu juta fotokopi KTP.

"Boleh saja, saya kira enggak masalah mau usul gimana mah. Yang penting kan itu sudah diputus MK, saya mah ikut saja," kata Basuki di Balai Kota, Selasa (15/3/2016).

Basuki menjelaskan, meski putusan MK meringankan persyaratan independen, ia tetap meminta pendukungnya mengumpulkan hingga satu juta fotokopi KTP. Jika pengumpulan syarat berdasarkan DPT Pilkada DKI Jakarta 2012 lalu, calon independen hanya perlu mengumpulkan sekitar 532.000 KTP.

Adapun saat ini, Teman Ahok sudah mengumpulkan sebanyak 784.977 fotokopi KTP.

"Kalau misalnya yang diajukan itu 10 persen, berarti 1 juta KTP, kami sudah minta Teman Ahok kumpulin. Kalau pemilihnya 7 juta, 10 persen itu 700.000-an KTP, ya lewat dong," kata Basuki. (Baca: Jurus Baru "Menjegal" Ahok)

Nasib Ahok di tangan pendukungnya

Melalui wacana penambahan syarat dukungan KTP untuk calon independen ini, Basuki menyebut Teman Ahok harus lebih bekerja keras lagi.

Terlebih lagi, saat ini mereka sedang memverifikasi ulang sekitar 700.000 formulir yang sebelumnya tidak tercantum nama calon wakil gubernur, Heru Budi Hartono.

Selama menjawab pertanyaan wartawan, Basuki terlihat santai. Ia mengaku tugasnya kini hanya bekerja dengan baik. Ia meyakini jabatan itu merupakan sebuah amanah yang diberikan oleh Tuhan.

"Aku mah santai saja, jabatan itu amanah. Lo enggak usah rebut, Tuhan yang kasih dan Tuhan yang ambil. Yang penting lo kerja benar saja," kata Basuki.

"Biasa saja saya, (partai politik) enggak bisa jegal juga kok. Kun fayakun (apa yang terjadi, maka terjadilah) ya gue," kata Basuki. (Baca: Anggap Ahok Punya "Sponsor" Gila-gilaan, PDI-P Dukung Syarat Calon Perseorangan Diperberat)

Ia pun menceritakan alasannya maju independen. Salah satunya karena kekhawatiran Teman Ahok jika Basuki tidak mendapat dukungan partai politik dalam Pilkada DKI, mereka mengumpulkan sejumlah KTP untuk mendukungnya maju sebagai calon independen.

"Makanya, mereka mau ajak saya keluar dari parpol. Saya penuhi keinginan mereka dan ya sudah nasib saya sekarang ada di Teman Ahok, lebih tepatnya teman-teman Ahok," kata Basuki.

Mampukah Teman Ahok memenuhi rintangan ini? Mengingat Basuki sebelumnya memberi mereka tenggat waktu hingga bulan Juni untuk melengkapi berbagai persyaratan pencalonan melalui jalur independen. Sebab, Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI mulai membuka pendaftaran calon gubernur dan wakil gubernur dari jalur independen pada bulan Juli.

"Kalau terlambat, ya sudah Ahok enggak jadi gubernur lagi," kata Basuki. (Baca: Putuskan Maju di Jalur Independen, Nasib Ahok di Ujung Tanduk)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Megapolitan
Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk 'Liquid'

Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk "Liquid"

Megapolitan
PMI Jakbar Sebut Stok Darah Mulai Meningkat Akhir April 2024

PMI Jakbar Sebut Stok Darah Mulai Meningkat Akhir April 2024

Megapolitan
Nekatnya Eks Manajer Resto Milik Hotman Paris, Gelapkan Uang Perusahaan Rp 172 Juta untuk Judi 'Online' dan Bayar Utang

Nekatnya Eks Manajer Resto Milik Hotman Paris, Gelapkan Uang Perusahaan Rp 172 Juta untuk Judi "Online" dan Bayar Utang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com