Salin Artikel

Buah Simalakama Penghuni Rusunawa Marunda: Bertahan Berbahaya, Direlokasi Terbentur Biaya

JAKARTA, KOMPAS.com - Kondisi warga penghuni Rumah Susun Sewa (Rusunawa) Marunda, Cilincing, Jakarta Utara, bak makan buah simalakama.

Setelah atap beton bangunan Blok C ambruk, Rabu (30/8/2023), saat ini mereka harus dihadapkan pada pilihan sulit.

Apabila warga bertahan di bangunan rusunawa itu, keselamatannya tidak terjamin. Sebab, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sudah menyatakan bahwa bangunan rusunawa tak layak huni sejak 2022.

Di sisi lain, para penghuni kini direlokasi ke Rusunawa Nagrak dengan tarif sewa yang lebih mahal.

Tarif sewa Rusunawa Marunda sekitar Rp 300.000 untuk umum dan Rp 150.000 bagi penerima subsidi. Sedangkan tarif sewa di Rusunawa Nagrak Rp 700.000 untuk umum dan Rp 500.000 bagi penerima subsidi.

 

Belum berencana turunkan biaya sewa

Sementara itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta sampai saat ini belum berencana menurunkan tarif sewa Rusun Nagrak bagi warga pindahan dari Rusunawa Marunda, Jakarta Utara.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPRKP) DKI Jakarta Retno Sulistyaningrum mengatakan, tarif sewa Rusun Nagrak yang diterapkan saat ini sudah sesuai dengan Peraturan Gubernur Nomor 55 Tahun 2018.

Pada beleid itu tertera tarif sewa Rusun Nagrak sebesar Rp 505.000 sampai Rp 765.000.

"Sesuai Peraturan Gubernur 55/2018, (warga terprogram subsidi) Rusun Nagrak Rp 505.000 dan warga Umum Rp 765.000," ujar Retno saat dikonfirmasi, Jumat (8/9/2023).

Menurut Retno, pemerintah daerah kini sedang berusaha memberikan penjelasan kepada warga Rusunawa Marunda soal besaran tarif tersebut.

"Kami berupaya menjelaskan ke warga," ujar Retno.

Retno enggan berkomentar lebih jauh mengenai tuntutan warga Rusunawa Marunda, yang meminta besaran tarif sewa Rusun Nagrak diturunkan.

Padahal,warga Rusunawa Marunda sebelumnya telah mengeluh dan terkejut soal perbandingan tarif sewa dengan Rusun Nagrak yang terbilang cukup jauh.

"Jadi, warga kaget (dengan perbandingan biaya sewa)," ujar Ketua RT 05 RW 012 Kelurahan Marunda, Saharudin Samad, kepada Kompas.com, Senin (4/9/2023).

 

Relokasi selama revitalisasi

Sejumlah warga Rusunawa Marunda itu direlokasi selama tempat tinggal mereka direncanakan direlokasi. Dari 451 KK, kini sudah 71 KK yang direlokasi ke Rusun Nagrak.

Retno mengatakan, revitalisasi Rusunawa Marunda, Jakarta Utara, ini masih dalam perencanaan, tetapi dipastikan akan dilakukan pada tahun 2023.

"Diupayakan secepatnya. Saat ini masih proses perencanaannya," kata Retno.

Saat ini, Pemprov DKI Jakarta tengah mengupayakan memperbaiki rusun itu tanpa menggunakan APBD.

"Tahun ini proses mencari anggaran pembangunan. Diupayakan dana selain APBD," ucap Retno.

 

Skema SP3L

Retno mengatakan, perbaikan gedung Rusunawa Marunda itu rencananya akan menggunakan dua skema, yakni Surat Persetujuan Penunjukan Penggunaan Lokasi atau Lahan (SP3L), atau Koefisien Lantai Bangunan (KLB)

"Kita pakai dana SP3L atau Koefisien Lantai Bangunan (KLB)," ujar Retno.

Revitalisasi Rusunawa Marunda akan melibatkan pihak swasta, tetapi bukan menggunakan dana corporate social responsibility (CSR).

Perbaikan Rusunawa Marunda disebut akan menggunakan skema surat persetujuan penunjukan penggunaan lokasi atau lahan (SP3L) atau kewajiban dana koefisien lantai bangunan (KLB).

"Kenapa tak pakai APBD perubahan? Karena APBD perubahan terbit bulan Oktober dan seluruh pekerjaan harus selesai Desember 2023," ucap Retno.

Namun, Retno tidak menjelaskan total anggaran untuk revitalisasi Rusun Marunda.

Menurut dia, sampai saat ini, DPRKP DKI Jakarta masih melakukan rapat perencanaan.

"Belum selesai buat perancangannya. Boleh (penghuni Rusunawa Marunda yang direlokasi sementara untuk kembali lagi). Kami serahkan kepada warga senyaman mungkin," ucap Retno.

 

Kronologi

Atap beton Rusunawa Marunda Blok C5 ambruk pada Rabu (30/6/2023) sekitar pukul 21.30 WIB. Atap itu menimpa hunian saat penguni tengah beristirahat.

Peristiwa ini bermula dari runtuhnya plang nama blok berbahan beton di Blok C5 Rusunawa Marunda.

Beton yang runtuh dari bagian atas itu kemudian mengenai kanopi di beberapa lantai di bawahnya hingga menimpa empat unit hunian warga.

Kejadian ini pun menimbulkan ketakutan warga yang khawatir beton-beton itu bakal berjatuhan dari atas.

Beruntung, tidak ada korban jiwa saat atap beton tersebut runtuh. Pasalnya, warga menyebut tidak sedikit anak kecil bermain di bawahnya pada jam-jam itu.

Kepala Unit Pengelola Rumah Susun (UPRS) II Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman DKI Jakarta Uye Yayat Dimyati mengatakan, Cluster C yang atapnya ambruk ternyata sudah dinyatakan tidak layak huni sejak 2022.

Kondisi bangunan yang sudah tidak layak huni itu diketahui berdasarkan hasil penelitian Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

"Evaluasi dari BRIN, itu dinyatakan sudah tidak layak. Itu sejak tahun 2022. Jadi, sudah lama," kata Uye.

https://megapolitan.kompas.com/read/2023/09/09/08591451/buah-simalakama-penghuni-rusunawa-marunda-bertahan-berbahaya-direlokasi

Terkini Lainnya

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Megapolitan
Anies Bakal 'Kembalikan Jakarta ke Relnya', Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Anies Bakal "Kembalikan Jakarta ke Relnya", Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Megapolitan
Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Megapolitan
Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Megapolitan
Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Megapolitan
SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

Megapolitan
Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Megapolitan
Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Megapolitan
Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Megapolitan
Kebakaran di Gedung Graha CIMB Niaga, Api Berasal dari Poliklinik di Lantai Basement

Kebakaran di Gedung Graha CIMB Niaga, Api Berasal dari Poliklinik di Lantai Basement

Megapolitan
Melihat Kondisi Hunian Sementara Warga Eks Kampung Bayam yang Disoroti Anies

Melihat Kondisi Hunian Sementara Warga Eks Kampung Bayam yang Disoroti Anies

Megapolitan
Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Besok

Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Besok

Megapolitan
Basement Gedung Graha CIMB Niaga di Jalan Sudirman Kebakaran

Basement Gedung Graha CIMB Niaga di Jalan Sudirman Kebakaran

Megapolitan
Akhir Hayat Lansia Sebatang Kara di Pejaten, Tewas Terbakar di Dalam Gubuk Reyot Tanpa Listrik dan Air...

Akhir Hayat Lansia Sebatang Kara di Pejaten, Tewas Terbakar di Dalam Gubuk Reyot Tanpa Listrik dan Air...

Megapolitan
Anies Kembali Ikut Pilkada Jakarta, Warga Kampung Bayam: Buatlah Kami Sejahtera Lagi

Anies Kembali Ikut Pilkada Jakarta, Warga Kampung Bayam: Buatlah Kami Sejahtera Lagi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke