Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemacetan Jakarta Makin Lemahkan Produktivitas Pelaju

Kompas.com - 09/03/2015, 19:33 WIB

Proyek pembangunan jalan layang di Pancoran mengokupasi jalan yang tidak sebanding dengan besarnya volume kendaraan yang lewat. Akibatnya, kemacetan terjadi. Pengguna sepeda motor hanya mampu melaju dengan kecepatan 10-20 km per jam.

Pembangunan proyek MRT juga sangat mengganggu laju lalu lintas. Daerah Semanggi-Sudirman hingga Senayan semakin macet akibat penyempitan jalan di titik-titik tersebut.

Keluhan pengendara mobil

Pengendara mobil pun mengeluh atas kemacetan parah sepanjang Jalan Raya Bekasi-Jakarta. Jarak waktu yang ditempuh setiap meter perjalanan berkisar 1-5 menit.

"Jangankan jalan biasa, jalan tol pun macet parah, ini mulai dirasakan sejak 2006," kata Amar (54), warga RT 005 RW 024, Kecamatan Bekasi Selatan, Bekasi.

Menurut dia, kemacetan mulai dirasakan sembilan tahun terakhir. Kalau dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, jalan tersebut tidak ada kemacetan. "Dulu, saya bawa mobil ke Jakarta hanya sekitar 30 menit, sekarang bisa satu-dua jam," ujar Amar.

Amar mengatakan, kemacetan ini diakibatkan maraknya kepemilikan kendaraan pribadi di Kota Bekasi dan Jakarta yang semakin meningkat. "Kita lihat, di Bekasi ini saja, satu keluarga punya mobil, bahkan bisa lebih dari dua. Mobil terus bertambah banyak, tetapi tidak ada pelebaran jalan," tutur Amar.

Untuk menghindari kemacaten tersebut, pemerintah sudah pernah mengupayakan pelebaran jalan di sejumlah tempat, seperti Bekasi-Cawang-Kampung Melayu. Namun, masih saja terjadi kemacetan.

Amar mengatakan, tingkat kemacetan tidak selalu sama waktunya, hanya terjadi di hari-hari tertentu saja. "Kemacetan parah itu pada hari Senin-Kamis, tetapi hari Jumat-Minggu masih normal," ujar ayah dari dua anak ini.

Kemacetan pada hari-hari tersebut terkadang membuat ia harus memarkir mobilnya di Stasiun Bekasi jika hendak ke Jakarta. "Naik kereta 10-15 menit sudah sampai di Jakarta, daripada pakai mobil bisa berjam-jam di perjalanan," ujarnya.

Tol juga macet

Dari pantauan Kompas, Senin pukul 07.30, Tol Bekasi-Jakarta pun tampak macet. Sejumlah kendaraan tampak hanya bisa merayap di sepanjang jalan tersebut. Waktu yang ditempuh per meter perjalanan juga berkisar 1-5 menit.

Pada ruas jalan itu, ada dua sampai lima lajur yang sering dilewati kendaraan roda empat. Misalnya, Jalan Raya Bekasi Barat-Jati Bening memiliki empat lajur, Jati Bening-Pondok Gede lima lajur, dan Pondok Gede-Cawang dua lajur.

Kemacetan juga terjadi di Tol Bekasi Barat-Jati Bening dan Jati Bening-Pondok Gede. Kendaraan beroda empat yang memadati jalan tersebut terlihat bergerak merayap. Pada umumnya, kendaraan merayap selama 1-2 menit. Sementara Tol Pondok Gede-Cawang yang memiliki dua lajur juga mengalami kemacetan selama 4-5 menit.

Jarak antarkendaraan dalam kemacetan di Jalan Raya Pondok Gede-Cawang sekitar 14-20 sentimeter. Terdengar riuh klakson panjang sejumlah sopir yang buru-buru dari arah Bekasi-Jakarta.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sudirman Said Sebut Perencanaan Batavia 'Contekan' untuk Bangun Jakarta

Sudirman Said Sebut Perencanaan Batavia 'Contekan' untuk Bangun Jakarta

Megapolitan
Sejumlah Titik dan Gedung di Jakarta Padamkan Lampu Malam Ini, Cek Lokasinya

Sejumlah Titik dan Gedung di Jakarta Padamkan Lampu Malam Ini, Cek Lokasinya

Megapolitan
Mobil Tertimpa Pohon Saat Melintas, Sopir dan Penumpang Syok

Mobil Tertimpa Pohon Saat Melintas, Sopir dan Penumpang Syok

Megapolitan
Pohon 15 Meter di Kuningan Mendadak Tumbang, Timpa Mobil yang Melintas

Pohon 15 Meter di Kuningan Mendadak Tumbang, Timpa Mobil yang Melintas

Megapolitan
Ulah Rombongan Tiga Mobil di Depok, Tak Bayar Makan yang Dipesan gara-gara Miskomunikasi

Ulah Rombongan Tiga Mobil di Depok, Tak Bayar Makan yang Dipesan gara-gara Miskomunikasi

Megapolitan
Cerita Karyawan Warteg yang Kebakaran di Duren Tiga: Sempat Mati Listrik 2 Kali sebelum Api Membesar

Cerita Karyawan Warteg yang Kebakaran di Duren Tiga: Sempat Mati Listrik 2 Kali sebelum Api Membesar

Megapolitan
Komentar Sejarawan usai Lihat Cagar Budaya Gudang Timur Kasteel Batavia...

Komentar Sejarawan usai Lihat Cagar Budaya Gudang Timur Kasteel Batavia...

Megapolitan
Cagar Budaya Gudang Timur Kasteel Batavia Memprihatinkan, Sejarawan Nilai Pemerintah Pilih Kasih

Cagar Budaya Gudang Timur Kasteel Batavia Memprihatinkan, Sejarawan Nilai Pemerintah Pilih Kasih

Megapolitan
Gudang Timur Kasteel Batavia di Kota Tua, Cagar Budaya tapi Kondisinya Tak Terawat

Gudang Timur Kasteel Batavia di Kota Tua, Cagar Budaya tapi Kondisinya Tak Terawat

Megapolitan
Pengendara Motor Tewas Akibat Tabrak Separator Busway di Kebon Jeruk

Pengendara Motor Tewas Akibat Tabrak Separator Busway di Kebon Jeruk

Megapolitan
Ahmed Zaki Sebut Ridwan Kamil Masih Dipertimbangkan Maju di Jawa Barat

Ahmed Zaki Sebut Ridwan Kamil Masih Dipertimbangkan Maju di Jawa Barat

Megapolitan
Polisi Sebut Penipu Modus “Like-Subscribe” di Youtube Tak Gunakan Data Korban untuk Buka Rekening

Polisi Sebut Penipu Modus “Like-Subscribe” di Youtube Tak Gunakan Data Korban untuk Buka Rekening

Megapolitan
Kasus Penculikan Balita 4 Tahun di Johar Baru Selesai Secara Kekeluargaan

Kasus Penculikan Balita 4 Tahun di Johar Baru Selesai Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Berpotensi Lawan Anies di Pilkada Jakarta, Sudirman Said: Bukan Hal Luar Biasa

Berpotensi Lawan Anies di Pilkada Jakarta, Sudirman Said: Bukan Hal Luar Biasa

Megapolitan
Singgung Kejatuhan VOC karena Korupsi, Sudirman Said: Sejarah Ternyata Berulang

Singgung Kejatuhan VOC karena Korupsi, Sudirman Said: Sejarah Ternyata Berulang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com