Pertimbangan lainnya, menurut Margiono, pasangan calon yang maju dalam pilkada tersebut beriklan di media tersebut sehingga kegiatannya diberitakan.
"Ada dua hal yang bisa naik di media kalau konteksnya pilkada, pertama, calonnya menarik. Kalau tidak menarik, porsinya pasti kecil. Kedua, mau pasang iklan ke wartawan," kata Margiono saat menghadiri diskusi terkait pilkada Tangerang Selatan di Alam Sutera, Tangerang, Senin (30/11/2015).
Margiono menyampaikan hal tersebut sekaligus menanggapi pernyataan calon wali kota Tangerang Selatan nomor urut satu Ikhsan Modjo.
Dalam diskusi yang sama, Ikhsan mengaku pernah ditawari iklan oleh wartawan dari salah satu media lokal di Tangsel. (Baca: Ikhsan Modjo Sindir KPUD dan Panwaskada Tangsel )
Namun, Ikhsan mengaku menolak untuk beriklan dengan tarif Rp 2 miliar tersebut.
"Saya tidak usah sebutkan nama dan medianya. Saya didatangi wartawan itu, ditawari pengawalan untuk pilkada ini Rp 2 miliar. Saya tolak secara baik-baik," tutur Ikhsan.
Pernyataan Margiono itu ditanggapi Ketua DPD PDI Perjuangan Banten Ribka Tjiptaning yang hadir dalam diskusi tersebut.
Ribka merasa dirugikan oleh pemberitaan suatu media lokal Tangsel. Menurut dia, wartawan media lokal itu salah menuliskan pernyataannya sehingga arti pernyataannya dalam berita tersebut bertolak belakang. (Baca: Saling Sahut Anggota Dewan Bela Calon Wali Kota di Diskusi Pilkada Tangsel)
"Saya mengkritik keras wartawan Tangsel Pos yang menulis pernyataan saya jangan pilih nomor dua. Itu benar-benar fitnah, saya sangat tidak suka cara mereka yang seperti itu," ucap Ribka.