Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Relokasi Warga ke Rusun yang Problematik

Kompas.com - 28/04/2016, 08:18 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terus melakukan penataan kota dan kawasan kumuh dengan menggusur warga yang tinggal di bantaran kali dan lahan milik negara.

Warga yang digusur kemudian direlokasi ke sejumlah rumah susun sederhana sewa (rusunawa) yang dikelola Pemprov DKI.

Kondisi rusun yang lebih nyaman dibandingkan rumah mereka, tidak serta merta membuat warga hidup enak di rusun.

Sejumlah persoalan justru muncul setelah mereka direlokasi ke sana, mulai dari jauh dari kerabat dan tempat kerja, kehilangan mata pencarian, menunggak uang sewa, hingga praktik jual beli unit rusun.

(Baca: Demi Sembako, Warga Rusun Rawa Bebek Bolak-balik ke Pasar Ikan)

Eks warga Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara, misalnya. Mereka direlokasi ke Rusun Rawa Bebek, Jakarta Timur, dan Rusun Marunda, Jakarta Utara.

Kebanyakan warga yang biasa berjualan di tempat tinggal lama mereka terpaksa kehilangan mata pencahariannya.

Mereka mengaku sulit mendapat penghasilan di rusun untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.

"Aku enggak betah karena enggak ada pemasukan dan pencarian. Bisanya hanya merenung saja," ujar Rus (60), salah satu eks warga Pasar Ikan yang kini tinggal di Rusun Marunda, Rabu (27/4/2016).

Saat ini, Rus membuka warung kecil di rusun dengan pendapatan per hari Rp 30.000. Ia mengatakan, pendapatan tersebut tidak mencukupi kebutuhan keluarganya.

Kondisi ini berbeda dengan kehidupan Rus di Pasar Ikan. Sebelum Pasar Ikan ditertibkan, ia berjualan berbagai bahan pokok. Pendapatannya dulu dapat memenuhi kebutuhan keluarganya setiap bulan.

Berbeda dengan Rus, ada warga yang mengeluhkan jauhnya rusun dengan tempat mereka bekerja. Mereka terpaksa harus bangun dan berangkat kerja lebih pagi dari biasanya.

"Sekarang masih kerja sih, pulang pergi saja. Di jalan bisa satu jam sendiri pakai motor kalau lancar, kalau macet bisa dua jam," kata Wiyono (53), eks warga Kampung Akuarium yang kini tinggal di Rusun Rawa Bebek.

Wiyono yang tetap bekerja di tempat lamanya di daerah Lodan, Jakarta Utara, mengaku harus berangkat pagi-pagi sekali dan baru pulang menjelang petang karena jarak rusun yang jauh dengan tempatnya bekerja.

Karena jarak yang jauh, bahkan ada warga eks Pasar Ikan yang telah menempati Rusun Rawa Bebek meminta pindah ke Rusun Marunda.

Halaman:


Terkini Lainnya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com