BEKASI, KOMPAS.com - Warga Villa Nusa Indah 2, Kabupaten Bogor, merasa iri dengan warga perumahan Pondok Gede Permai (PGP), Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi.
Mereka iri karena merasa tidak mendapatkan perhatian dari Pemkab Bogor ketika banjir menerjang pemukiman tersebut pada 21 April 2016.
Sementara itu, warga PGP mendapatkan bantuan daerh pemerintah daerahnya, yakni Pemkot Bekasi.
Padahal, dua perumahan itu hanya dipisahkan jembatan, yang di bawahnya terdapat Kali Cikeas.
Atas dasar itulah, warga Villa Nusa Indah II meminta agar wilayahnya dipindahkan secara administratif ke wilayah Pemerintah Kota Bekasi.
Tri Hernantyo (56), salah seorang warga Villa Nusa Indah RT 05/24 mengungkapkan, warga perumahan sudah lelah bersabar sejak banjir pertama menerjang pada tahun 2002.
Menurut dia, sejak perumahannya diterjang banjir, warga tak mendapat bantuan dari pemerintah setempat.
Bahkan, kata dia, petugas Kecamatan Gunung Putri juga tak tampak di lokasi untuk membantu warga yang terkena musibah.
Berbeda dengan yang dirasakan oleh warga PGP Bekasi. Menurut dia, kepala daerah di Bekasi, yakni Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi, terjun langsung mengecek kondisi permukiman warga.
"Bahkan Menteri PU dan PR saja mengecek ke PGP, sedangkan kami camat atau kepala daerahnya tidak datang ke sini. Apa karena wilayahnya berada di ujung, makanya pemda enggan ke sini," ujar Tri kepada Warta Kota pada Selasa (17/5/2016).
Tri bercerita, perumahannya juga terendam ketika PGP diterjang banjir setinggi 3 meter.
Saat banjir itu, kata dia, relawan dari Kota Bekasi justru lebih sigap membantu warga Villa Nusa Indah dengan memberi logistik dan mengevakuasi ibu hamil.
Sementara itu, bantuan Pemkab Bogor baru datang 12 hari setelah terjangan banjir.
"Ini ke mana saja, kok bantuannya datang 12 hari kemudian. Berbeda sekali dengan warga PGP. Saat banjir datang, kepala daerahnya datang ke lokasi," jelas Tri.
Bukan hanya persoalan banjir, kata Tri, infrastruktur di sepanjang Jalan Bojongkulur yang mengarah ke Kota Wisata atau Kota Bekasi kerap rusak.