Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bocah 3 Tahun "Diselamatkan" dari Ibunya yang Diduga Depresi

Kompas.com - 23/06/2016, 16:37 WIB
Robertus Belarminus,
Fidel Ali

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Berita seorang bocah di bawah umum yang 'diselamatkan' dari seorang wanita yang tak lain ibu bocah tersebut sendiri ramai di media sosial facebook. Bocah itu terpaksa diselamatkan lantaran sang ibu diduga mengalami depresi.

Informasi ini pertama kali disampaikan pengguna akun facebook Dewi Layla Sari yang memposting kejadian awal bagaimana bocah itu akhirnya diselamatkan oleh lembaga pemerintah yang berwenang.

Dewi dalam tulisannya yang akhirnya menginformasikan kasus ini ke Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), sehingga bocah itu akhirnya diselamatkan. Dalam lini masa akun facebooknya yang diposting Rabu (22/6/2016), Dewi menulis bagaimana mulanya ia bertemu bocah tersebut.

Dewi melihat gelagat si ibu bocah itu yang tidak mengawasi anaknya, padahal tengah berjalan di jalan besar yang ramai kendaraan.

"Mereka berjalan di pinggir jalan besar di kawasan lingkar Mega Kuningan yang penuh mobil lalu lalang. Khawatir si anak tertabrak atau diculik, saya memilih berhenti dan mengawasi, sementara si perempuan (yang belakangan saya ketahui sebagai ibu si anak) tetap berjalan di depannya sambil terus berteriak dan marah-marah entah pada siapa," tulis Dewi, sebagaimana Kompas.com kutip dari akun facebooknya, Kamis (23/6/2016).

Dirinya sempat mengamati ibu si anak yang berbelok ke kompleks apartemen di bilangan Jakarta Selatan, dan masuk ke mini market. Namun, lagi-lagi ibu bocah itu seakan tak mengawasi anaknya.

Sang ibu disebut juga tidak memperhatikan pintu mini market yang hampir mengenai anaknya. Dewi masih mengamati si ibu bocah tadi. Para pengunjung mini market, cerita dia, sempat memberi pesan kepada Dewi yang mengamati bahwa si ibu mengalami masalah kejiwaan. Ibu dan bocah itu keluar mini market.

Dewi memperhatikan anak si ibu tadi. Di situ ia melihat bocah perempuan itu ternyata mengenakan pempers melorot hingga ke dengkul dan penuh air seni. Kondisinya nampak tidak diganti. Namun, karena mengamati anak tersebut, Dewi sempat dimarahi.

Ia sempat mengingatkan ibu tersebut kalau pempers anaknya sudah penuh. Dewi kembali digertak. Setelahnya Dewi bertemu satpam apartemen tempat ibu dan bocah tersebut tinggal.

Petugas satpam sempat menjelaskan kepadanya kejadian itu sudah sering. Kemudian ia menemui si bocah dan bersama seorang perempuan membantu melepaskan pampers si anak.

"Mata si anak tampak bahagia melihat saya membantunya," ujarnya.

Namun, ia kembali dimarahi oleh ibu bocah itu dan dianggap mengusik anaknya. Ibu dan bocah itu masuk apartemen. Tapi Dewi masih terpikir bagaimana dengan kondisi bocah tersebut melihat sikap si ibu yang nampaknya depresi.

Ia menghubungi KPAI dan akhirnya dua jam kemudian ditangani KPAI yang datang bersama tim Kementerian Sosial dan kepolisian. Diduga Depresi Komisioner KPAI Erlinda yang dikonfirmasi membenarkan kejadian tersebut.

Pihaknya mengapresiasi tindakan Dewi yang kebetulan juga seorang jurnalis, yang memberitahukan KPAI soal kejadian tersebut. Ketua KPAI Asrorun Niam Sholeh menurutnya langsung menugaskan tim KPAI untuk menyelamatkan bocah tiga tahun yang tidak disebutkan identitasnya itu.

"Beliau langsung menugaskan tim dari KPAI langsung ke TKP dan langsung menyelamatkan anak tersebut. Dan tim KPAI koordinasi dengan pihak apartemen, polisi, Kemensos dan pada hari itu anak itu dibawa ke LPSA," ujar Erlinda, kepada Kompas.com di kantor KPAI, Jakarta.

Dalam asessment awal bocah tiga tahun itu mengalami trauma. Bocah itu sempat dibawa ke rumah aman Kemensos di Cipayung. Namun, nenek korban bertemu KPAI dan menyatakan akan bertanggung jawab untuk membawa cucunya.

"Neneknya hadir melengkapi data yang penting," ujar Erlinda.

Dirinya menyatakan, hasil asessment awal KPAI terhadap ibu bocah itu menemukan kalau yang bersangkutan diduga mengalami depresi. Sang ibu juga akhirnya dibawa ke salah satu rumah sakit jiwa, yang tak disebutkan tempatnya dan disebut sudah mendapat penanganan dari dokter.

Erlinda menuturkan respons kepolisian atas kasus ini baik dan sedang ditangani Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Jakarta Selatan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 5 Juli 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Juli 2024 Memperingati Hari Apa?

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Pencuri Sepeda Motor di Bogor Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Pencuri Sepeda Motor di Bogor Ditembak Polisi

Megapolitan
Libatkan Selebgram, Polresta Bogor Bentuk Tim Khusus untuk Berantas Judi Online

Libatkan Selebgram, Polresta Bogor Bentuk Tim Khusus untuk Berantas Judi Online

Megapolitan
Melebihi Target, Program Khitan Massal PAM Jaya Diikuti 521 Anak dari Wilayah Jakarta

Melebihi Target, Program Khitan Massal PAM Jaya Diikuti 521 Anak dari Wilayah Jakarta

Megapolitan
Polda Metro Jaya Ambil Alih Seluruh Laporan Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Polda Metro Jaya Ambil Alih Seluruh Laporan Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Megapolitan
Polisi: Kakak-Adik di Jaktim Rencanakan Pembunuhan Pedagang Perabot

Polisi: Kakak-Adik di Jaktim Rencanakan Pembunuhan Pedagang Perabot

Megapolitan
Suami Bakar Istri di Tangerang, Adik Pelaku dan Tetangga Sempat Mencegah

Suami Bakar Istri di Tangerang, Adik Pelaku dan Tetangga Sempat Mencegah

Megapolitan
Heru Budi Kembalikan Pencari Suaka di Depan Kantor UNHCR ke Tempat yang Layak

Heru Budi Kembalikan Pencari Suaka di Depan Kantor UNHCR ke Tempat yang Layak

Megapolitan
Dishub Jaksel Terus Tertibkan Jukir Liar di Minimarket

Dishub Jaksel Terus Tertibkan Jukir Liar di Minimarket

Megapolitan
Enam Kios di Belakang Terminal Kampung Rambutan Terbakar, Diduga akibat Kebocoran Gas

Enam Kios di Belakang Terminal Kampung Rambutan Terbakar, Diduga akibat Kebocoran Gas

Megapolitan
Meski Sulit Cari Uang, Sopir Bajaj di Grogol Percaya Pendidikan Investasi Terbaik untuk Anak

Meski Sulit Cari Uang, Sopir Bajaj di Grogol Percaya Pendidikan Investasi Terbaik untuk Anak

Megapolitan
Motif Putri Kedua Pedagang Perabot di Jaktim Bunuh Ayahnya Sendiri, Sering Dipukuli dan Tak Diberi Makan

Motif Putri Kedua Pedagang Perabot di Jaktim Bunuh Ayahnya Sendiri, Sering Dipukuli dan Tak Diberi Makan

Megapolitan
Bawaslu DKI Mulai Petakan Kerawanan Pilkada Jakarta 2024

Bawaslu DKI Mulai Petakan Kerawanan Pilkada Jakarta 2024

Megapolitan
16 Bangunan Terdampak Kebakaran di Kampung Bali Tanah Abang, Sebagian Korban Cari Kontrakan

16 Bangunan Terdampak Kebakaran di Kampung Bali Tanah Abang, Sebagian Korban Cari Kontrakan

Megapolitan
840 Petugas Bersihkan Monas Usai Perayaan HUT Bhayangkara

840 Petugas Bersihkan Monas Usai Perayaan HUT Bhayangkara

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com