Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polda Metro: Tidak Semua Polisi Itu Nakal, Percayalah

Kompas.com - 14/07/2016, 15:42 WIB
Akhdi Martin Pratama

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Awi Setiyono mengatakan pihak kepolisian tidak akan segan-segan bertindak tegas jika ada anggota polisi yang melakukan tindak pidana. Bahkan, ancaman hukumannya bisa dipecat dari institusi Polri jika terbukti berbuat tindak pidana.

"Kalau ada anggota yang melakukan tindakan seperti itu, pimpinan tidak segan-segan melakukan pemecatan terhadap yang bersangkutan," ujar Awi di Mapolda Metro Jaya, Kamis (14/7/2016).

Tindakan tersebut diambil setelah proses pemeriksaan oknum tersebut terbukti melakukan tindak pidana yang dituduhkan. Menurut Awi, jika polisi melakukan tindak pidana sanksinya lebih berat daripada warga sipil.

"Ancaman pidana atau hukuman pidana terhadap anggota yang bermasalah tidak menghapuskan sanksi dari institusi. Jadi kenanya dobel, justru lebih berat dari warga sipil," ucapnya.

Awi meminta agar masyarakat percaya bahwa setiap anggota polisi yang melakukan tindak pidana pasti akan di proses. Menurut Awi, polisi yang bermasalah hanya segelintir, masih banyak polisi yang baik.

"Semua pelanggaran yang dilakukan anggota pasti akan ditindak percayalah itu. Tidak semua polisi itu nakal masih ada yang baik juga," kata Awi. (Baca: "Jangan Contoh Namanya Bripka Suroto")

Sebelumnya, seorang oknum anggota Polsek Cempaka Putih, Brigadir Kepala Suroto, dan seorang anak buah kapal berinisial AD ditangkap petugas Polsek Metro Tamansari, Jakarta Barat, karena menjebak dan memeras Sigit, seorang pegawai honorer yang bekerja sambilan mengojek daring.

Menurut Kapolsek Tamansari Ajun Komisaris Besar Nasriadi, Selasa (12/7/2016), awalnya Sigit menjemput penumpangnya, Fahmi. Sesampainya di depan satu tempat nongkrong di Jalan Hayam Wuruk, Fahmi menyusupkan paket sabu ke kantong Sigit.

Tak berapa lama, Suroto dan AD yang mengaku polisi mencegat dan menggeledah kantong Sigit. Mereka menyita paket sabu itu. Suroto dan AD lalu mengambil sepeda motor Sigit dan meminta Sigit menebus Rp 5 juta. (Baca: Anggota Provos Dibekuk Polisi karena Diduga Memeras Warga)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Heru Budi Harap Groundbreaking MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Heru Budi Harap Groundbreaking MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Megapolitan
Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Megapolitan
NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com