Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Barista Pastikan Tak Ada Campuran Lain Saat Buat Es Kopi Vietnam Pesanan Jessica

Kompas.com - 21/07/2016, 12:12 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu saksi kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin, Rangga Dwi Saputra, memastikan tidak ada campuran lain yang dimasukkan ke dalam sajian es kopi vietnam pesanan Jessica Kumala Wongso, terdakwa kasus pembunuhan Mirna.

Rangga merupakan barista atau pembuat kopi di kafe Olivier yang meracik es kopi vietnam sebelum diminum oleh Mirna.

"Saya yakin seyakin-yakinnya tidak ada memasukkan bahan lain. Saya buat sesuai standar restoran. Semua bahan ada di bar, mulai dari biji kopi yang digiling halus dulu, air panas dari coffee maker, dan susu kental manis," kata Rangga di hadapan majelis hakim saat sidang lanjutan mengadili Jessica di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Kamis (21/7/2016) siang.

Menurut Rangga, saat meracik kopi tersebut, ada barista lain yang melihat proses pembuatan es kopi vietnam pesanan Jessica, yakni Tegar. Dari kesaksiannya, Rangga juga memastikan bahwa tidak ada komunikasi atau perintah khusus dari siapapun terkait pesanan es kopi vietnam yang dipesan Jessica.

"Saya racik kopinya, lalu taruh di buridok, semacam meja, kemudian diambil sama runner atau pelayan Agus Triyono," kata Rangga.

Pada sidang sebelumnya, Rabu (20/7/2016), Agus telah bersaksi tentang apa yang dia lihat pada hari Mirna meninggal. Menurut Agus, isi gelas es kopi vietnam yang dipesan Jessica terlihat berbeda dengan saat dia menyajikan di depan Jessica, satu jam sebelumnya.

Warna es kopi vietnam itu dikatakan Agus berubah menjadi kuning. Bahkan, Agus sempat bercanda dengan temannya dengan mengatakan tamu tersebut telah memesan jamu kunyit.

Tidak lama dari saat Agus melihat hal itu, Mirna langsung meminum es kopi vietnam dengan warna kekuning-kuningan, lalu mengalami kejang dan meninggal dunia.

Kompas TV Saksi Sebut Warna Kopi Mirna Tidak Wajar
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bisa Cemari Lingkungan, Pengusaha Konfeksi di Tambora Diminta Tak Buang Limbah Sembarangan

Bisa Cemari Lingkungan, Pengusaha Konfeksi di Tambora Diminta Tak Buang Limbah Sembarangan

Megapolitan
Jusuf Kalla Persilakan Anies Maju Pilkada Jakarta 2024

Jusuf Kalla Persilakan Anies Maju Pilkada Jakarta 2024

Megapolitan
Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Ini, Warga: Perbedaan Hal Biasa

Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Ini, Warga: Perbedaan Hal Biasa

Megapolitan
Anies-Sandiaga Tak Berencana Duet Kembali pada Pilkada Jakarta

Anies-Sandiaga Tak Berencana Duet Kembali pada Pilkada Jakarta

Megapolitan
Namanya Diusulkan DPD PDI-P untuk Pilkada Jakarta 2024, Anies: Mengalir Saja, Santai...

Namanya Diusulkan DPD PDI-P untuk Pilkada Jakarta 2024, Anies: Mengalir Saja, Santai...

Megapolitan
Akrab dengan Sandiaga Saat Nobar, Anies Sebut Tak Bahas Pilkada Jakarta 2024

Akrab dengan Sandiaga Saat Nobar, Anies Sebut Tak Bahas Pilkada Jakarta 2024

Megapolitan
Momen Anies Salami Jusuf Kalla Sambil Membungkuk dan Hormat ke Sandiaga Sebelum Nobar Film 'Lafran'

Momen Anies Salami Jusuf Kalla Sambil Membungkuk dan Hormat ke Sandiaga Sebelum Nobar Film "Lafran"

Megapolitan
Pengelola Jakarta Fair 2024 Siapkan Area Parkir di JIExpo Kemayoran, Bisa Tampung Puluhan Ribu Kendaraan

Pengelola Jakarta Fair 2024 Siapkan Area Parkir di JIExpo Kemayoran, Bisa Tampung Puluhan Ribu Kendaraan

Megapolitan
Seekor Sapi Masuk ke Tol Jagorawi, Lalu Lintas Sempat Macet

Seekor Sapi Masuk ke Tol Jagorawi, Lalu Lintas Sempat Macet

Megapolitan
10 Nama Usulan DPD PDI-P untuk Pilkada Jakarta: Anies, Ahok, dan Andika Perkasa

10 Nama Usulan DPD PDI-P untuk Pilkada Jakarta: Anies, Ahok, dan Andika Perkasa

Megapolitan
Video Viral Bule Hina IKN Ternyata Direkam di Bogor

Video Viral Bule Hina IKN Ternyata Direkam di Bogor

Megapolitan
Lurah: Separuh Penduduk Kali Anyar Buruh Konfeksi dari Perantauan

Lurah: Separuh Penduduk Kali Anyar Buruh Konfeksi dari Perantauan

Megapolitan
Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Megapolitan
Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Megapolitan
Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com