Bahkan, untuk memanfaatkan sungai-sungai itu tak lagi mudah karena sudah bertahun-tahun bantaran sungai di Jakarta menjadi tempat pembuangan sampah dibandingkan dengan ruang terbuka hijau. Limbah dari berbagai pabrik hingga industri skala rumah tangga juga memperparah kerusakan air sungai.
Menjaga bantaran
Kekuatan menjaga sungai-sungai itu, menurut Royani, kini berada di bantaran. Dengan menjaga bantaran dari hunian, aliran sungai dapat dijaga dari sampah hingga limbah. Ikhtiar itu dimulai dengan menghidupkan bantaran sebagai ruang interaksi publik dan tempat warga mengenal lingkungan alam tempat tinggalnya.
Royani menghidupkan kegiatan pelestarian Sungai Ciliwung di RW 006, Pejaten Timur. Bantaran sepanjang 6 kilometer itu juga digunakan sebagai ruang publik sekaligus taman bermain dan tempat diskusi. Area itu pun ditanami pepohonan. Tersedia pula jalan setapak dengan paving block untuk joging dan jalan kaki.
Bersama komunitasnya, Royani saban dua kali sebulan membersihkan Ciliwung. Untuk membiayai kegiatan itu, Royani membuka tempat pemancingan di lahan miliknya dekat bantaran Ciliwung.
Kegiatan ini, menurut Royani, membuat warga memahami bahwa Sungai Ciliwung harus dijaga dan dilestarikan.
Kondisi bantaran pun berubah dibandingkan dengan lima tahun silam. Saat itu, area bantaran menjadi tempat pembuangan sampah. Atas inisiatif Royani, lahan itu dia beli dan digunakan untuk ruang terbuka sekaligus tempat komunitasnya menjaga Sungai Ciliwung.
Demikian pula bantaran sungai yang menjadi tempat bermain Ismania. Warga setempat berpartisipasi menjaga sungai dari perilaku jahil membuang sampah ke sungai. Namun, tempat bermain Ismania dijaga petugas Badan Air Dinas Kebersihan DKI yang juga warga setempat, Muawiyah (48).
Muawiyah mengatakan, sejak dibentuk petugas Badan Air pada 2013, bantaran sungai mulai berubah dari tempat pembuangan sampah menjadi tempat bermain anak-anak.
”Kami, kan, juga ditugasi mengawasi warga yang masih buang sampah di bantaran dan sungai,” katanya.
Warga setempat pun mulai meninggalkan kebiasaannya membuang sampah ke Sungai Ciliwung. Kiptiah (32), seorang warga, mengatakan memilih membuang sampah ke gerobak penampungan.