”Sekarang kalau buang sampah ke sungai difoto sama petugas, diancam denda Rp 500.000,” katanya.
Meskipun ikut menjaga kebersihan Sungai Ciliwung di bawah ancaman denda, Kiptiah merasakan bantaran Ciliwung kini jauh lebih nyaman. Warga pun mendapatkan lapangan bermain untuk anak, sesuatu yang langka bagi mereka yang tinggal di permukiman padat.
Sikap tak acuh warga terhadap kebersihan dan pemerintah yang abai selama bertahun-tahun membuat sampah menjadi sedimen sepanjang bantaran Sungai Ciliwung. Pemandangan dan pencemaran sungai itu mengurangi keasrian alam, semak belukar, dan cuitan burung yang masih ditemui di aliran sungai dari Depok hingga jembatan Kalibata.
Segelintir warga pun memanfaatkan keasrian itu sebagai wajah teras rumah. Andjela Napitupulu dan suaminya, Peter Hitipeuw, misalnya, membuat teras rumah menghadap ke Sungai Ciliwung.
Untuk menjaga teras rumah tetap bersih bukanlah perkara mudah. Sebab, setiap hari ada saja timbunan sampah yang tersangkut di tepian sungai di depan rumahnya. Bahkan, saat pertama mereka menempati rumah itu sekitar lima tahun lalu, teras rumahnya menjadi tempat pembuangan sampah warga sekitar.
”Warga masih menganggap sungai itu seperti tempat sampah. Beberapa sungai dalam sebulan, saya masih harus panggil pekerja untuk mengangkut sampah itu. Biayanya juga tak sedikit,” kata warga di Jalan Mustofa, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok, itu.
Harus diakui, komunitas ataupun orang-orang yang peduli terhadap Sungai Ciliwung masih sedikit. Komunitas peduli Ciliwung di Jakarta, contohnya, hanya ada 22 kelompok. Masih lebih banyak warga yang tak peduli terhadap pelestarian sungai itu. Buktinya, aliran sungai itu masih dilalui sampah tiap hari.
Kesamaan bahasa
Menurut Royani, harus ada kesamaan bahasa dalam menjaga bantaran Sungai Ciliwung. Kelompok masyarakat ataupun warga yang selama ini menjaga Sungai Ciliwung harus dilibatkan secara aktif dalam menjaga bantaran dari sampah dan hunian. Sebab, dalam menjaga kebersihan Ciliwung tak bisa selamanya diserahkan kepada petugas kebersihan. ”Sekarang yang dibutuhkan adalah sinergi dan kesamaan bahasa menjaga Ciliwung,” ujar Royani.
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane Teuku Iskandar mengatakan, pemerintah sedang membahas peraturan tentang area sempadan Sungai Ciliwung. Khusus untuk bantaran yang telah dipadati hunian, solusinya adalah relokasi dan bantaran dibeton agar permukiman di sekitarnya terlindung dari banjir dan longsor.