Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejumlah Penghuni Rusun Jatinegara Masih Punya Rumah di Kampung Pulo

Kompas.com - 23/02/2017, 09:20 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

Kompas TV Ahok: Yang Senang Bilang Penertiban, Yang Nggak Senang Bilang Penggusuran!

"Kayak saya, anak tujuh. Yang udah kawin lima. Daripada numpuk (tinggal dengannya dalam satu unit) sama ngontrak di tempat lain, mending kan dikasih aja ke mereka," ucap Suhanin.

Saat dikonfirmasi, Kepala Satuan Pelayanan Rusunawa Jatinegara Barat I Made Pastiasa tak menampik kondisi tersebut. Dia menyatakan kondisi itu terjadi karena unit hunian dibagikan berdasarkan peta bidang.

Jika mengacu pada peta bidang, kata Made, maka seluruh warga yang rumahnya terkena dampak normalisasi pasti akan diberikan unit hunian di rusun. Walaupun, luas bangunan rumah yang dibongkar hanya sedikit.

"Mereka yang kena gusur otomatis dapat nomor peta bidang. Yang cuma kena 1-2 meter pun dapat nomor peta bidang. Itulah yang jadi dasar bagi mereka mendapat unit," ucap Made.

Made menyebut aturan pembagian unit rusun berdasarkan peta bidang karena Pemprov DKI memutuskan tak ada pemberian uang ganti rugi. Sebagai gantinya, Pemprov DKI memberikan unit rusun kepada warga yang rumahnya terkena dampak normalisasi.

"Dulu wacananya kan ada uang kerohiman. Tapi ternyata kan enggak ada. Jadi pengundiannya mengacu ke peta bidang. Akhirnya memang ada yang masih punya rumah di Kampung Pulo, tapi di sini juga dapat. Rumah yang di sana yang dikontrakin," ujar Made.

Data pengelola Rusunawa Jatinegara Barat menyebutkan jumlah keseluruhan unit hunian di lokasi tersebut ada 518 unit. Seluruhnya dihuni oleh warga eks Kampung Pulo.

Menurut Made, jumlah rusun yang tersedia memang lebih sedikit dari jumlah keluarga yang ada. Dia menyebut jika ditotal jumlah keluarga yang menjadi penghuni Rusunawa Jatinegara Barat mencapai 632 keluarga.

Kondisi ini yang menyebabkan banyaknya unit yang dihuni lebih dari satu keluarga.

"KK di sini memang sangat tinggi. Karena dulu di Kampung Pulo satu rumah bisa 3 KK. Karena (pasca penggusuran) mereka enggak mampu ngontrak di luar, jadi dibawa ke sini semua. Walaupun sudah berkeluarga," kata Made.

Made mengakui banyaknya unit yang dihuni lebih dari satu keluarga bukan kondisi yang ideal karena seharusnya satu unit hanya dihuni satu keluarga. Ia mengistilahkan keluarga yang menumpang di unit milik keluarga lain sebagai "KK gendong".

"Mereka yang KK gendong tidak bisa memindahkan alamatnya ke rusun. Kalau dia memindahkan alamatnya ke rusun, harus lebur KK-nya jadi satu. Jadi sifatnya numpang," ucap Made.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Megapolitan
Anies Bakal 'Kembalikan Jakarta ke Relnya', Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Anies Bakal "Kembalikan Jakarta ke Relnya", Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Megapolitan
Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Megapolitan
Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Megapolitan
Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Megapolitan
SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

Megapolitan
Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Megapolitan
Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Megapolitan
Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Megapolitan
Kebakaran di Gedung Graha CIMB Niaga, Api Berasal dari Poliklinik di Lantai Basement

Kebakaran di Gedung Graha CIMB Niaga, Api Berasal dari Poliklinik di Lantai Basement

Megapolitan
Melihat Kondisi Hunian Sementara Warga Eks Kampung Bayam yang Disoroti Anies

Melihat Kondisi Hunian Sementara Warga Eks Kampung Bayam yang Disoroti Anies

Megapolitan
Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Besok

Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Besok

Megapolitan
Basement Gedung Graha CIMB Niaga di Jalan Sudirman Kebakaran

Basement Gedung Graha CIMB Niaga di Jalan Sudirman Kebakaran

Megapolitan
Akhir Hayat Lansia Sebatang Kara di Pejaten, Tewas Terbakar di Dalam Gubuk Reyot Tanpa Listrik dan Air...

Akhir Hayat Lansia Sebatang Kara di Pejaten, Tewas Terbakar di Dalam Gubuk Reyot Tanpa Listrik dan Air...

Megapolitan
Anies Kembali Ikut Pilkada Jakarta, Warga Kampung Bayam: Buatlah Kami Sejahtera Lagi

Anies Kembali Ikut Pilkada Jakarta, Warga Kampung Bayam: Buatlah Kami Sejahtera Lagi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com