Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PT MRT Minta Dukungan Pemprov DKI Kembangkan Bisnis Non-kereta

Kompas.com - 03/04/2017, 21:16 WIB
Dea Andriani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pihak PT MRT Jakarta selaku pihak penyelenggara proyek mass rapid transit (MRT) di Jakarta menilai perlunya pengembangan dari segi aset non-fare box (non-kereta).

Direktur Operasional PT MRT Jakarta Agung Wicaksono menyampaikan bahwa bisnis non-fare box akan meningkatkan profit perusahaan, sehingga pihaknya berharap agar Pemprov DKI mendukung penuh penyelenggaraannya.

“Kalau di (transportasi mass transit railway) Hongkong mereka membuat di atasnya (stasiun dan depo) gedung perkantoran dan perbelanjaan. Itu membuat income dia sangat signifikan,” ujar Agung seusai forum PT MRT Jakarta di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Senin (3/4/2017).

(Baca juga: PT MRT Yakin Bisa Dapat Pinjaman Dana untuk Bangun Depo Kampung Bandan)

Menurut dia, penerapan bisnis non-fare box sangat penting dan sudah dilakukan di Indonesia oleh PT KAI.

Agung mengatakan, pendapatan yang didapat PT KAI dari bisnis non-fare box saja mencapai Rp 1,5 triliun.

Ia menyampaikan bahwa bisnis non-fare box yang sudah dijalankan terbagi ke tiga sektor yakni, telekomunikasi (telco), periklanan, dan retail.

Nantinya, mitra yang tertarik untuk bekerja sama perlu mengajukan konsep yang memenuhi persyaratan, untuk kemudian mempresentasikan dan dievaluasi langsung oleh PT MRT Jakarta.

“Kita butuh dukungan segera dari DKI untuk penyelenggaraan (non-fare box), sehingga mitra yakin kalau ketemu dengan PT MRT dan segera tanda tangan agar Maret 2019 bisa beroperasi,” ujar Agung.

Selain itu, Agung menyampaikan, hal penting lain adalah pembangunan transit oriented development (TOD), yang dinilainya akan membangun kawasan sekitar MRT menjadi lebih rapi dan juga bersih.

(Baca juga: Surat PT KAI Pastikan Pembangunan Depo MRT Tetap di Kampung Bandan)

Adapun TOD merupakan area yang terintegrasi dengan beberapa moda transportasi umum, yang nantinya akan menghubungkan MRT dengan kereta commuterline, dan bus transjakarta.

Selama ini, pihak PT MRT Jakarta telah bekerja sama dengan beberapa negara perihal pengadaan proyek MRT, termasuk dalam pengembangan bisnis non-fare box. Negara-negara tersebut adalah Malaysia, Jepang, Hongkong, India, dan Singapura.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com