Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perbandingan Elektabilitas Paslon, Sumbangan Sandiaga Rp 16 Miliar, hingga Komunitas yang Dinilai Tak Netral, Berita Terpopuler dari Jakarta

Kompas.com - 17/04/2017, 06:37 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Berita terpopuler di Jakarta pada Senin (17/4/2017) masih seputar Pilkada DKI Jakarta 2017 yang akan memasuki tahap pencoblosan pada 19 April mendatang.

Mulai dari hasil survei terhadap elektabilitas cagub-cawagub, sumbangan dana kampanye pasangan calon, hingga tanggapan Komisi Pemilihan Umum DKI Jakarta mengenai komunitas yang diundang dalam debat cagub-cawagub.

Komunitas yang dihadirkan dalam debat putaran kedua Pilkada DKI Jakarta 2017 tersebut dinilai tidak netral.

Berikut berita populer seputar Jakarta yang mungkin Anda lewatkan:

1. Perbandingan elektabilitas cagub-cawagub

Sejumlah lembaga merilis hasil survei terkait elektabilitas atau tingkat keterpilihan pasangan calon gubernur-calon wakil gubernur DKI Jakarta menjelang akhir masa kampanye putaran kedua Pilkada DKI Jakarta.

Pada Sabtu (15/4/2017), dua lembaga survei, yakni Charta Politika dan Indikator Politik Indonesia, sama-sama merilis hasil surveinya. Hasil survei kedua lembaga itu berbeda.

Survei Charta Politika terhadap 782 responden di semua wilayah DKI Jakarta menampilkan bahwa tingkat elektabilitas pasangan cagub-cawagub petahana, Basuki Tjahaja Purnama ( Ahok)-Djarot Saiful Hidayat, mencapai 47,3 persen dan elektabilitas pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno mencapai 44,8 persen.

Sementara itu, menurut hasil survei Indikator Politik Indonesia, pasangan Ahok-Djarot dipilih 47,4 persen warga DKI Jakarta yang diwakili responden survei.

Kemudian, pasangan Anies-Sandi dipilih oleh 48,2 persen responden warga Jakarta. Survei ini melibatkan 495 orang di semua wilayah Jakarta sebagai responden.

Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA juga menyampaikan hasil survei terkait elektabilitas pasangan cagub-cawagub DKI, pada Kamis (13/4/2017).

Menurut LSI, pasangan Ahok-Djarot memiliki elektabilitas sebesar 42,7 persen dan pasangan Anies-Sandiaga 51,4 persen. Survei ini melibatkan 440 orang responden.

Selengkapnya: Perbandingan Hasil Survei 3 Lembaga Terkait Elektabilitas Cagub-Cawagub DKI

Baca juga: Tim Ahok-Djarot: Bagaimana Kami Percaya Lembaga Survei yang Salah Prediksinya?

Kompas.com/Kurnia Sari Aziza Pasangan calon gubernur-wakil gubernur nomor pemilihan tiga DKI Jakarta Anies Baswedan-Sandiaga Uno, seusai Shalat Jumat di Masjid At-Taqwa, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (27/1/2017).

2. Sumbangan dana kampanye Anies-Sandiaga

Calon wakil gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno, menyumbangkan uang pribadinya Rp 16 miliar untuk dana kampanye Pilkada DKI Jakarta 2017 putaran kedua. 

Untuk putaran kedua, pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno menghabiskan dana kampanye Rp 17,9 miliar.

Dana itu terdiri dari sisa dana kampanye putaran pertama Rp Rp 533 juta, sumbangan Sandiaga Rp 16 miliar, dan sumbangan badan hukum swasta Rp 1,5 miliar.

Menurut Financial Controller Tim Bendahara Anies-Sandi, Heru Swasana, Anies sama seklai tidak menyumbangkan uangnya untuk kampanye.

Heru menambahkan, sisa dana kampanye Anies-Sandi putaran kedua sebesar Rp 150 juta. Rencananya, sisa dana tersebut akan disumbangkan.

Selengkapnya: Sandi Sumbang Rp 16 Miliar untuk Kampanye Putaran Kedua, Anies Nol

Baca juga: Ahok-Djarot Setor Rp 1,7 Miliar Sisa Dana Kampanye ke Kas Negara


3. Tanggapan KPU soal komunitas yang dinilai tak netral

KPU DKI Jakarta menanggapi anggapan tidak netralnya komunitas-komunitas yang diundang untuk bertanya langsung kepada pasangan calon dalam debat, Rabu (12/4/2017).

Komisioner KPU DKI Jakarta Dahliah Umar mengatakan, komunitas-komunitas yang diundang dalam debat tersebut diseleksi oleh KPU DKI Jakarta dan tim panelis. Mereka juga menandatangani pakta integritas.

Selain itu, menurut dia, pertanyaan yang disampaikan perwakilan komunitas tersebut diarahkan agar tidak menyudutkan pasangan calon Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat atau pasangan calon Anies Baswedan-Sandiaga Uno.

Semua pertanyaan yang disampaikan di dalam debat adalah pengalaman hidup mereka langsung.

Selengkapnya: Komunitas yang Diundang Debat Dinilai Tak Netral, Ini Tanggapan KPU

Baca juga: Timses Ahok-Djarot Berterima Kasih KPU Hadirkan Komunitas yang Kritis

Kompas TV Evaluasi Debat Pilkada Putaran Kedua (Bag 3)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Megapolitan
Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Megapolitan
Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com