Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Buru Kapten Komplotan Pencuri Uang Nasabah di ATM

Kompas.com - 02/08/2017, 10:13 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


DEPOK, KOMPAS.com -
Unit Reserse Kriminal Khusus Polresta Depok tengah memburu seseorang yang diduga menjadi kapten dari komplotan pembobolan mesin anjungan tunai mandiri (ATM) bernama Dian.

Wakapolresta Depok Ajun Komisaris Besar Faizal Ramadhani mengatakan Dian adalah orang yang mengatur skenario dan membagi peran kepada para tersangka lainnya.

"Dia (Dian) otaknya yang membuat skenario pencurian dan berpura-pura menjadi operator,” kata Faizal di Mapolresta Depok, Selasa (1/8/2017).

(baca: Jangan Mudah Percaya Orang yang Tawarkan Bantuan Saat ATM Bermasalah)

Keberadaan Dian terungkap dari keterangan para tersangka yang sudah ditangkap. Sejauh ini, ada lima orang anggota komplotan pembobolan mesin ATM yang ditangkap. Kelimanya adalah Indra dan Adison yang ditangkap pada Kamis (28/7/2017), serta Abu, Sodikin, dan Nusan yang ditangkap pada Senin (31/7/2017).

Kelima tersangka ditangkap di kawasan Gunung Putri, Bogor.

"Pelaku mengontrak rumah di Gunung Putri, selain untuk tempat tinggal juga untuk mengatur strategi pencurian," kata Faizal.

(baca: Jangan Mudah Percaya Orang yang Tawarkan Bantuan Saat ATM Bermasalah)

Selain Dian, masih ada empat orang anggota komplotan tersebut yang buron. Sehingga total anggota komplotan yang terlibat dalam kasus ini adalah 10 orang.

Dalam kasus pembobolan mesin ATM di Depok, para pelaku memasang pengganjal berupa tusuk gigi di mulut lubang kartu. Mereka mengincar korbannya yang hendak mengambil uang di mesin ATM.

Karena mulut di lubang kartu sudah diganjal, korban pun kesulitan menarik kembali kartunya. Di sinilah seorang dari pelaku datang dan berpura-pura menawarkan bantuan sambil menanyakan PIN.

Komplotan ini disebut sudah beberapa kali beraksi di wilayah Depok dan Bogor. Mereka terakhir kali beraksi di sebuah mesin ATM di Kompleks Pelni, Sukmajaya, Depok, pada Sabtu (15/7/2017).

Dari hasil aksi terakhir yang dilakukan, komplotan ini menggondol uang sebesar Rp 120 juta. Uang itu kemudian dibagi-bagikan ke sesama anggota komplotan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Megapolitan
Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com