Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Kayu Putih Tak Puas dengan Hasil Dialog Penutupan Jalan dengan Pemprov DKI

Kompas.com - 28/08/2017, 13:31 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com- Warga Kampung Baru RW 07 Kelurahan Kayu Putih, Jakarta Timur merasa tidak puas terhadap hasil dialog yang dilakukan warga dengan perwakilan Pemprov DKI Jakarta.

Senin (28/8/2017), warga Kampung Baru melakukan aksi unjuk rasa terkait penutupan akses jalan di perumahan warga yang dilakukan anggota DPR RI Nurdin Tampubolon.

Penutupan jalan terjadi karena Pemprov DKI mengeluarkan SK Gubernur terkait pembelian lahan tersebut oleh Nurdin sebesar Rp 7 miliar.

SK itu dijadikan dasar hukum bagi Nurdin untuk melakukan penutupan jalan. Dalam dialog itu, warga tak bisa menemui Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat, dan hanya ditemui Kepala Bidang Kewaspadaan Kesbangpol Primus. Primus meminta warga untuk membuat laporan aduan ke Djarot.

"Saya enggak puas. Tidak ada keputusan yang definitif," ujar salah satu perwakilan warga Martinus, di Balai Kota, Senin siang.

Baca: Jalan Ditutup Anggota DPR, Warga Kayu Putih Unjuk Rasa ke Balai Kota

Meski demikian, warga, kata Martinus akan melakukan sesuai saran yang diberikan. Selain itu, Martinus memastikan akan menggugat SK itu ke PTUN.

Martinus mengatakan, gugatan dilakukan salah satunya karena jalan yang dijual ke Nurdin dinilai masyarakat bukan jenis lahan MTH (proyek) tapi merupakan lahan swadaya masyarakat untuk digunakan sebagai akses jalan warga.

"Kami akan mengikuti sarannya dulu. Tapi kami akan tetap mengajukan gugatan ke PTUN, karena itu memang satu-satunya cara," ujar Martinus.

Baca: Warga Kayu Putih Diminta Kirim Surat Aduan Penutupan Jalan ke Djarot

Awal Agustus, penembokan akses jalan warga sepanjang 500 meter dilakukan oleh Nurdin Tampubolon. Penembokan dilakukan sebagai bagain rencana Nurdin untuk membangun sebuah gedung stasiun televisi miliknya.

Hal itu membuat akses jalan warga menjadi sulit. Warga mengaku tak pernah diberikan sosialisasi terkait penutupan akses itu.

Adapun Nurdin saat dikonfirmasi mengatakan bahwa penutupan jalan telah disosialisasikan dan telah menjalani proses secara legal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com