Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sistem Satu Arah di Depok Dinilai Bisa Berhasil Jika Konsisten Diawasi

Kompas.com - 12/09/2017, 19:42 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

DEPOK, KOMPAS.com - Sistem satu arah (SSA) yang kini diterapkan di sejumlah jalan di Depok dinilai akan bisa berhasil, dalam arti bisa mengurangi kemacetan tanpa menimbulkan masalah sosial.

Dengan catatan, seluruh otoritas terkait dapat konsisten dalam hal pengawasan. Pendapat itu dikemukakan oleh pakar transportasi dari Universitas Indonesia Tri Cahyono.

Ia menilai keberhasilan SSA ditentukan dari konsisten atau tidaknya pengawasan terhadap pelanggaran-pelanggaran yang terjadi di lapangan.

"Konfliknya pasti berkurang kalau diatur lebih baik, lebih lancar. Pengawasan berbagai pelanggaran seperti kendaraan ngetem menjadi kunci agar sistem satu arah berjalan efektif," kata Tri kepada Kompas.com, Selasa (12/9/2017).

Selama uji coba, ia juga menyarankan agar Pemkot Depok lebih sering mengevaluasi dengan melibatkan pihak-pihak yang kredibel dan memiliki kapasitas yang memadai dalam permasalahan tersebut.

Hasil evaluasi itulah yang nantinya dijadikan patokan dalam menentukan lanjut atau tidaknya SSA.

"Intinya uji coba. Jadi artinya ada before and after study. Kalau ok, ya jadi permanen. Kalau gagal ya lupakan," ujar Tri.

 

Baca: DPRD Depok Minta Sistem Satu Arah Tak Dilanjutkan

Penerapan SSA di Depok dimulai sejak akhir Juli 2017. Dimulai di dua ruas jalan di Depok, yakni di Jalan Dewi Sartika dan Jalan Nusantara.

Penerapan SSA di kedua jalan ini kemudian dilanjutkan dengan penerapan sistem yang sama di Jalan Arif Rahman Hakim pada pertengahan Agustus.

Setelah sekitar sebulan berjalan, uji coba penerapan SSA di tiga ruas jalan ibarat buah simalakama. Di satu sisi sistem ini dinilai berhasil menekan tingkat kemacetan di Depok.

Namun, di sisi lain, penerapannya telah menyebabkan penurunan omzet para pedagang yang berjualan di Jalan Dewi Sartika. Kondisi inilah yang membuat para pedagang berunjuk rasa di depan Balai Kota Depok pada Kamis (7/9/2017).

Dalam aksinya, massa meminta Wali Kota Depok Idris Abdul Somad agar menghentikan penerapan SSA di Jalan Dewi Sartika. Sebab, massa beralasan sejak mulai diuji coba sejak akhir Juli 2017, omzet pendapaatan usaha mereka menurun.

Baca: Simalakama Sistem Satu Arah di Depok

Namun, dari kajian Dinas Perhubungan, SSA telah mengurangi tingkat kemacetan. Ada tiga paramater yang digunakan dalam evaluasi terhadap penerapan SSA di Depok, yakni kecepatan kendaraan, waktu tempuh dan panjang antrean.

Dari tiga paramater tersebut, Dishub Depok menyatakan seluruhnya menunjukan adanya peningkatan terhadap kinerja jaringan jalan di Depok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cibubur Garden Eat & Play: Harga Tiket Masuk, Wahana dan Jam Operasional Terbaru

Cibubur Garden Eat & Play: Harga Tiket Masuk, Wahana dan Jam Operasional Terbaru

Megapolitan
Fakta-fakta Komplotan Begal Casis Polri di Jakbar: Punya Peran Berbeda, Ada yang Bolak-balik Dipenjara

Fakta-fakta Komplotan Begal Casis Polri di Jakbar: Punya Peran Berbeda, Ada yang Bolak-balik Dipenjara

Megapolitan
Kecelakaan Beruntun di 'Flyover' Summarecon Bekasi, Polisi Pastikan Tak Ada Korban Jiwa

Kecelakaan Beruntun di "Flyover" Summarecon Bekasi, Polisi Pastikan Tak Ada Korban Jiwa

Megapolitan
Kekerasan Seksual yang Terulang di Keluarga dan Bayang-bayang Intimidasi

Kekerasan Seksual yang Terulang di Keluarga dan Bayang-bayang Intimidasi

Megapolitan
Kapolres Tangsel Ingatkan Warga Jaga Keamanan, Singgung Maraknya Curanmor dan Tawuran

Kapolres Tangsel Ingatkan Warga Jaga Keamanan, Singgung Maraknya Curanmor dan Tawuran

Megapolitan
Komika Marshel Widianto Jadi Kandidat Gerindra untuk Pilkada Tangsel 2024

Komika Marshel Widianto Jadi Kandidat Gerindra untuk Pilkada Tangsel 2024

Megapolitan
Babak Baru Konflik Kampung Bayam: Ketua Tani Dibebaskan, Warga Angkat Kaki dari Rusun

Babak Baru Konflik Kampung Bayam: Ketua Tani Dibebaskan, Warga Angkat Kaki dari Rusun

Megapolitan
Pengakuan Zoe Levana soal Video 'Tersangkut' di Jalur Transjakarta, Berujung Denda Rp 500.000

Pengakuan Zoe Levana soal Video "Tersangkut" di Jalur Transjakarta, Berujung Denda Rp 500.000

Megapolitan
Libur Panjang Waisak, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 23-24 Mei 2024

Libur Panjang Waisak, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 23-24 Mei 2024

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Begal Bikin Resah Warga, Polisi Janji Tak Segan Tindak Tegas

Begal Bikin Resah Warga, Polisi Janji Tak Segan Tindak Tegas

Megapolitan
PSI Terima Pendaftaran 3 Nama Bacawalkot Bekasi, Ada Nofel Saleh Hilabi

PSI Terima Pendaftaran 3 Nama Bacawalkot Bekasi, Ada Nofel Saleh Hilabi

Megapolitan
KPAI: Kasus Kekerasan Seksual Terhadap Anak Meningkat 60 Persen

KPAI: Kasus Kekerasan Seksual Terhadap Anak Meningkat 60 Persen

Megapolitan
Belum Laku, Rubicon Mario Dandy Rencananya Mau Dikorting Rp 100 Juta Lagi

Belum Laku, Rubicon Mario Dandy Rencananya Mau Dikorting Rp 100 Juta Lagi

Megapolitan
3 Pelaku Begal Casis Polri di Jakbar Residivis, Ada yang Bolak-balik Penjara 6 Kali

3 Pelaku Begal Casis Polri di Jakbar Residivis, Ada yang Bolak-balik Penjara 6 Kali

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com