DEPOK, KOMPAS.com - Para pedagang yang membuka usaha di Jalan Dewi Sartika, Depok, Jawa Barat, mengaku pendapatannya menurun sejak uji coba penerapan sistem satu arah (SSA) di ruas jalan tersebut per akhir Juli 2017.
Hal itulah yang melatarbelakangi aksi unjuk rasa mereka di depan Balai Kota Depok pada Kamis (7/9/2017).
Saat menanggapi hal itu, Kepala Dinas Perhubungan Kota Depok Gandara Budiana menilai apa yang terjadi terhadap pedagang Jalan Dewi Sartika merupakan imbas dari penyesuaian pola pergerakan masyarakat terhadap hal baru yang mereka temui.
"Tentunya ketika terjadi perubahan pola pergerakan, masyarakat tidak serta merta bisa seperti sebelumnya. Ada pola perilaku baru," kata Gandara di Balai Kota Depok, Kamis siang.
Gandara menyatakan, perubahan pola tersebut hanya berlangsung sementara. Ia meyakini masyarakat akan terbiasa dengan sistem satu arah.
Baca juga: Penerapan Sistem Satu Arah di Depok Dinilai Mampu Urai Kemacetan
"Tentunya kalau semua berjalan seperti yang diharapkan, kalau ada orang ingin beli di suatu tempat tertentu maka mereka akan tetap jalan ke sana. Walaupun memutar, tapi waktu tempuhnya lebih cepat," ujar Gandara.
Jalan Dewi Sartika merupakan satu dari tiga ruas jalan yang menjadi lokasi penerapan SSA. Dua jalan lainnya adalah Jalan Nusantara dan Jalan Arif Rahman Hakim.
Penerapan SSA di tiga ruas jalan itu masih dalam tahap uji coba. Uji coba dimulai di Jalan Dewi Sartika dan Jalan Nusantara pada 29 Juli. Uji coba di kedua ruas jalan tersebut tidak terikat pada waktu-waktu tertentu. Pada 14 Agustus, uji coba sistem satu arah diperluas ke Jalan Arif Rahman Hakim. Namun, di ruas jalan ini, sistem satu arah hanya diberlakukan pada pukul 15.00-22.00.
Pemkot Depok masih akan terus melakukan evaluasi untuk memutuskan lanjut atau tidaknya sistem itu.