Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.
"Aman, aman. Iya (halal). Berita hoaksnya yang dibuat itu yang menyesatkan, itu justru yang dimakan masyarakat," ucap Veri.
Selain soal kehalalan, Veri menyebut isu hoaks lainnya yang menyebar yakni soal dampak imunisasi MR menyebabkan kemandulan.
Tak hanya Jakarta, isu hoaks soal imunisasi MR juga menimpa warga Kota Depok. Informasi palsu itu menyebabkan pencapaian imunisasi MR di Kota Depok jadi salah satu yang terendah di Jawa Barat.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok Lies Karmawati mengatakan, ada hoaks beredar di masyarakat yang membuat orangtua enggan membawa anaknya diimunisasi.
"Beberapa isu antara lain bahan bakunya mengandung babi. Ada juga yang bilang efek sampingnya bisa menyebabkan anak menderita autis. Padahal itu semua tidak benar," kata Lies.
Baca juga: Kadis Kesehatan: Menurut Ketua MUI Imunisasi MR Memang Halal
Sosialisasi
Waktu pelaksanaan imunisasi MR diperpanjang setelah periode imunisasi pada Agustus-September 2017 selesai. Orangtua dapat membawa anaknya ke puskesmas atau posyandu untuk diberi imunisasi tersebut.
Dinas Kesehatan DKI Jakarta juga melayani imunisasi MR di sekolah, apartemen-apartemen, dan rusun-rusun.
Koesmedi menjelaskan, imunisasi MR penting diberikan kepada anak untuk memutus transmisi penularan penyakit campak dan rubella.
Imunisasi MR dapat mencegah cacat bawaan pada bayi akibat rubella. Apalagi, sampai saat ini belum ada obat untuk menyembuhkan rubella.
"Kan itu untuk mencegah cacat dari lahir. Tandanya sih cuma ringan, tapi nanti efeknya ke bayinya," kata Koesmedi.
Petugas Dinas Kesehatan DKI Jakarta secara aktif melakukan penyuluhan dengan mendatangi berbagai tempat, mulai dari pasar hingga tempat hiburan, agar orangtua mengizinkan anaknya diimunisasi MR.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.