JAKARTA, KOMPAS.com - Kawasan Kota Tua, Jakarta Barat terlihat sepi dari pedagang kaki lima (PKL). Hal tersebut dibuktikan oleh Kompas.com saat menyusuri kawasan Kota Tua, Selasa (21/11/2017).
Trotoar yang berada di sekitar kawasan Kota Tua, seperti Jalan Lada, Jalan Kunir dan Asemka terlihat sepi dari aktivitas para PKL.
Di sepanjang trotoar Jalan Lada, tak satu pun PKL yang berjualan di atas trotoar.
Trotoar di sana terlihat dipasangi pagar pembatas antara trotoar untuk pejalan kaki dan jalan raya untuk kendaraan bermotor.
Beralih dari Jalan Lada, Kompas.com berjalan menuju Jalan Asemka dengan melewati terowongan penyeberangan yang menghubungkan antara trotoar pejalan kaki dengan shelter Transjakarta.
Sama seperti Jalan Lada, kondisi trotoar di sepanjang Jalan Asemka sepi dari aktivitas PKL. Di pinggir trotoar hanya terlihat beberapa ojek sepeda dan beberapa orang yang menggelar jasa tukar uang receh.
Baca juga : Menyusuri Kawasan Kota Tua di Siang Hari yang Sepi dari PKL
Lanjut ke Jalan Kunir, lagi-lagi tak ada PKL yang melakukan aktivitasnya. Hanya nampak beberapa para pelancong yang hilir mudik di atas trotoar Jalan Kunir.
Rupanya, para PKL telah direlokasi ke lokasi binaan Taman Kota Intan yang lokasinya tak jauh dari Museum Fatahilah sejak 5 Oktober 2017.
Dari Museum Fatahillah, warga tinggal berjalan melintasi Kafe Batavia menuju Jalan Kunir. Dari sana, warga dapat menyeberang ke Jalan Cengkeh. Nah, Lokbin Taman Kota Intan terletak di kanan jalan. Karena berlokasi di Jalan Cengkeh, lokbin itu sering juga disebut Lokbin Jalan Cengkeh. Di sana terlihat tenda-tenda dan kursi serta meja yang berjejer rapi.
PKL binaan mengeluh sepi
Meski lokasinya tak jauh dengan lokasi wisata, namun para pedagang mengeluhkan sepinya para pengunjung yang berbelanja ke lokasi binaan. Tidak adanya penunjuk arah menuju lokasi binaan diyakini sebagai salah satu penyebabnya.
"Yang ke sini itu paling orang nyasar, karena lokasinya enggak kelihatan," kata Choirul salah seorang pedagang makanan di lokasi binaan.
Saat Kompas.com menyambangi kawasan tersebut, para pedagang hanya terlihat duduk-duduk di depan lapak mereka sambil mengobrol.
Baca juga : Lokbin Taman Kota Intan, Rumah Baru PKL Kota Tua Peninggalan Ahok-Djarot
Dian, salah seorang penjual nasi padang mengungkapkan, semenjak berjualan di lokasi binaan, ia sudah tak pernah lagi mengirimkan uang bulanan untuk keluarganya di Jawa Timur.
Alasan Dian bertahan menempati lokasi binaan ini juga karena kios tersebut masih gratis alias belum ditarik iuran sewa.
Namun, jika lokasi binaan yang ditempatinya telah diterapkan uang sewa, dirinya akan mencari tempat lain untuk berjualan.
"Buat apa jualan di sini, pengunjung enggak ada. Apalagi kalau ditarik sewa iuran, mending pindah," tuturnya.
Baca juga : Sambil Menahan Tangis, Pedagang di Taman Kota Intan Ini Ceritakan Sepinya Pembeli
"Di sini ada 456 kios, kalau 1 kios yang dikelola 1 kepala keluarga, dan 1 kepala keluarga itu terdiri dari 4 orang, artinya sekitar 1.800 orang menggantungkan hidupnya di sini," kata Choirul yang juga merupakan pedagang pakaian anak.
Tuntutan untuk Anies-Sandi
Para pedagang pun menulis lima tuntutan di atas selembar kertas untuk Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno.
Pertama, para pedagang menginginkan Pemprov DKI Jakarta membuat akses jalan menuju lokasi binaan. Selama ini, sepinya lokasi binaan dipercaya karena tidak adanya akses jalan menuju lokasi binaan.
Kedua, para pedagang meminta Pemprov DKI Jakarta membuat gapura sebagai identitas lokasi binaan. Sehingga orang yang berada di kawasan Kota Tua mengetahui keberadaan lokasi binaan.
"Buatkan papan gapura seperti yang ada di Pasar Baru, itu bisa sebagai identitas kami," ucap Choirul.
Baca juga : Sepi Pembeli, Pedagang Binaan Taman Kota Intan Tuntut 5 Hal Ini kepada Anies-Sandi
Keempat, para pedagang meminta agar Pemprov DKI Jakarta tidak tebang pilih dalam menertibkan para pedagang di kawasan Kota Tua.
Sampai saat ini, masih ada PKL yang bebas berjualan di area yang sebelumnya dilarang oleh pihak Pemprov DKI.
"Tertibkan seluruh para pedagang, jangan sampai ada aktivitas PKL liar di sekitar Kota Tua," ucapnya.
Kelima, para pedangan meminta Anies-Sandi untuk melihat secara langsung kondisi lokasi binaan. Saat Pilkada DKI 2017, mayoritas pedagang yang ada di lokasi binaan tersebut memilih pasangan Anies-Sandi dengan harapan memiliki hidup yang lebih baik.