JAKARTA, KOMPAS.com — Sopir angkot yang rutenya melintasi kawasan Tanah Abang melakukan aksi protes di depan Balai Kota DKI Jakarta, Senin (22/1/2018).
Mereka tidak terima akan kebijakan Pemprov DKI Jakarta yang menutup ruas Jalan Jatibaru Raya demi memfasilitasi pedagang kaki lima (PKL).
Penolakan itu dilakukan karena para sopir angkot merasa omzet mereka turun 50 persen setelah penutupan jalan di Tanah Abang.
Para sopir berharap, Pemprov DKI membuka jalan tersebut dan mengembalikan rute angkot seperti biasa.
"Omzet kami menurun 50 persen setelah penataan Pasar Tanah Abang. Dishub sekarang juga arogan. Kaca angkot 08 pernah ada yang dipecahin pas menurunkan penumpang. Kami minta Dishub jangan arogan," kata koordinator aksi, Darmono, Senin.
Pengoperasian bus transjakarta "Tanah Abang Explorer" di jalur yang biasa dilalui angkot juga dinilai menjadi penyebab turunnya omzet para sopir angkot.
Selain itu, para sopir angkot juga mengeluhkan sikap petugas Dinas Perhubungan DKI Jakarta yang dianggap terlalu arogan saat melakukan penindakan. Para sopir mengaku kerap diperlakukan kasar oleh petugas, misalnya dimaki.
Baca juga: Sopir Angkot Tanah Abang Ancam Mogok Beroperasi jika...
Saat melakukan audensi, perwakilan sopir angkot ditemui Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Andri Yansyah.
Namun, belum ada solusi yang didapatkan dari audensi itu. Andri menyebut pihaknya akan membuat tim kecil untuk membahas tuntutan para sopir.
Pihaknya juga akan kembali melakukan pembicaraan dengan para sopir pada Selasa (23/1/2018) ini.
Para sopir kemudian mendatangi Gedung DPRD DKI Jakarta untuk menyampaikan keluhan mereka. Para sopir ini diterima anggota DPRD DKI Fraksi Nasdem, Bestari Barus.
Kepada Bestari, para sopir angkot menyampaikan keluhan mereka. Bestari terheran-heran saat mendengar keluhan adanya petugas yang melakukan tindakan kasar terhadap sopir angkot.
Bestari juga akan menginisiasi pembicaraan dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk membahas masalah tersebut.
"Kalau ini mengemuka, suatu hari nanti kami (berpeluang) sepakat melakukan interpelasi kepada Gubernur. Kami juga akan minta klarifikasi dan akan menegur Saudara Gubernur yang menyelesaikan suatu masalah, tetapi menciptakan masalah baru," ujar Bestari.
Kata Anies-Sandi